Virus Corona
Virus Corona Merebak, Cerita Petugas Medis Hadapi Covid-19 Hingga Janji Pemerintah Indonesia
Meski pasien terus berdatangan, beberapa rumah sakit nyatanya juga belum siap 100 persen dalam menghadapi pandemi ini.
TRIBUNMATARAM.COM - Meningkatnya jumlah pasien positif Covid-19 membuat rumah sakit harus terus siaga dan tetap melayani.
Meski pasien terus berdatangan, beberapa rumah sakit nyatanya juga belum siap 100 persen dalam menghadapi pandemi ini.
Imbasnya, tenaga medis yang berada di garda terdepan juga terdampak virus corona lantaran stok alat pelindung diri ( APD) yang dimiliki rumah sakit nyatanya tidak seimbang dengan jumlah pasien yang terus berdatangan.
Kondisi kian miris lantaran 25 orang tenaga medis dinyatakan positif Covid-19, dan satu orang di antaranya telah meninggal dunia.
• Galakkan Sosial Distancing karena Corona, Perusahaan Harus Terapkan Kerja dari Rumah Sampai 5 April
Berikut fakta-fakta kondisi terkini tenaga medis di Indonesia yang berjuang merawat pasien terkait Covid-19:
Kekurangan ADP, tenaga medis pasrah

Mawar dan Melati merupakan dua dari puluhan tenaga medis yang bertugas unuk menangangi pasien terinfeksi virus corona.
Mereka bekerja di salah satu rumah sakit yang jadi tempat rujukan pemerintah dalam menangani kasus corona
Bukan tanpa beban, mereka mengaku kerap khawatir setiap kali menerima pasien yang diduga terjangkit epidemi global itu.
Sebab, salah satu dari mereka bekerja dengan tidak dibekali APD yang lengkap.
• 25 Petugas Medis di Jakarta Tertular Virus Corona, 1 Orang Meninggal Dunia, Ini Pesan Anies Baswedan
Padahal, tenaga medis memiliki risiko tinggi andai pasien yang ditanganinya itu ternyata positif Covid-19.
“Kalau dibilang takut, ya pasti takut. Tapi bismillah saja, ini udah jadi bagian dari tugas profesi yang aku pilih.
Aku khawatir, apalagi APD seadanya,” ucap Mawar kepada Kompas.com, Jumat (20/3/2020).
Sampai-sampai saat bekerja Mawar belum menggunakan ADP yang tidak sesuai standar pada umumnya untuk menangani corona.
“Aku cuma pakai baju gaun yang dipakai buat operasi bukan baju astronot yang sesuai standar,” sambung Mawar.
Setiap harinya, 15 hingga 25 pasien terduga Covid-19 dilayani oleh tenaga medis.
Tak jarang pula ia membeli masker menggunakan uang pribadi untuk dipakainya selama bertugas.
Berbeda dengan Mawar, Melati bersama rekan kerjanya di rumah sakitnya justru bertugas dengan kondisi irit.
• Begini Cara Jerman Atasi Virus Corona Sampai Angka Kematian Pasien Covid-19 Sangat Rendah
Arti irit yang dimaksud adalah ADP yang ada di rumah sakit belum tentu stoknya mencukupi untuk para tenaga medis.
“Berusaha sehemat mungkin (pakai masker dan baju APD), lebih menjaga supaya tidak cepat kotor jadi bisa dipakai lebih lama (dalam satu sift).
Saya juga letakkan kain di dalam masker supaya bisa dipakai seharian,” ucap Melati
Sama dengan Mawar jika stok APD habis, Melati dan teman-temannya rela patungan untuk membeli masker meski mahal harganya.
“Kalau merasa stok masker di rumah sakit sudah mulai mau habis, perawatnya inisiatif beli masker yang memang harganya sekarang mahal,” ucap dia.
Meski begitu, Mawar dan Melati percaya segala rintangan yang dihadapinya ini untuk membuat si pasien sembuh.
Mereka pun senang bila pasien yang datang kembali pulang dalam keadaan sehat walafiat.
Satu tenaga medis positif Covid-19 meninggal
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan, 25 tenaga medis yang bekerja di rumah sakit rujukan pemerintah untuk menangani virus corona dinyatakan positif Covid-19. Bahkan satu di antaranya telah meninggal dunia.
"Saat ini sudah ada 25 tenaga medis di Jakarta yang terkonfirmasi Covid-19 dan satu meninggal dunia," ujar Gubernur dalam jumpa pers di Balai Kota, Jumat.
Anies meminta agar seluruh warga Jakarta sadar bahwa upaya melawan virus corona adalah upaya dan tanggung jawab bersama. Tidak hanya petugas kesehatan.
• Perjuangan 3 Pasien Corona yang Berhasil Sembuh, Bangkit dari Keterpurukan Lawan Bully Netizen
Itu sebabnya Anies setuju dengan pesan yang disampaikan tenaga kesehatan dan viral di media sosial.
Isi pesan itu meminta agar warga tetap di rumah dan biarkan tenaga kesehatan yang bekerja di luar.
Menteri Keuangan beri insentif bagi tenaga medis
Bekerja tak kenal waktu, hingga menahan sakit karena ADP yang dipakai serta khawatir terpapar virus corona menjadi isi kepala para tenaga medis.
Belum lagi setelah selesai dari bekerja, para tenaga medis harus pulang dan menemui keluarga.
Tidak sedikit keluarga yang ada di rumah merasa khawatir.
Oleh sebab itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berjanji akan memberikan insentif dan juga asuranai kepada para tenaga medis yang menangani virus corona.
• POPULER 19 Hari Pandemi Virus Corona Indonesia, Pasien Positif Terus Tambah & Angka Kematian Tinggi
Nantinya anggaran yang dialokasikan untuk asuransi dan insentif tenaga medis berkisar berkisar Rp 3,1 triliun sampai Rp 6,1 triliun.
“Kami sedang perhitungkan agar segera bisa memberikan kepastian kepada seluruh tenaga medis, baik dokter spesialis, dokter umum, perawat, dan tenaga medis lain,” ujar dia di Jakarta, Jumat.
Selain tenaga medis, pemerintah juga akan memberi perhatian untuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) selaku gugus tugas penanganan Covid-19.
Adapun saat ini BNPB telah mengajukan anggaran sebesar Rp 3,3 triliun untuk menangani masalah corona di Indonesia.
Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk mengobati dan melayani pasien yang terpapar virus corona.
Dengan pelayanan maksimal diharapkan pasien dapat segera sembuh dari virus tersebut. (Kompas.com/ Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar/ Irfan Maullana)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Kisah Tenaga Medis dan Janji Pemerintah untuk Mereka yang Ada di Garda Terdepan Hadapi Covid-19"