Berita Terpopuler
POPULER Detik-detik Bocah Terperosok Lubang Parit saat ke ATM, Hanyut Terbawa Arus Disaksikan Ibunya
Sang ibu hanya bisa berteriak minta tolong tatkala menyaksikan sendiri anak kesayangannya hanyut terbawa arus sungai.
Penulis: Salma Fenty | Editor: Salma Fenty Irlanda
TRIBUNMATARAM.COM - Detik-detik bocah terperosok lubang parit dan hanyut di depan mata sang ibu saat jalan ke ATM.
Nahas dialami oleh seorang bocah 6 tahun di Bandung, Jawa Barat yang hanyut di depan mata ibunya sendiri.
Peristiwa ini terjadi di Jalan Mohamad Toha, Kecamatan Astaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (31/3/2020).
Sang ibu hanya bisa berteriak minta tolong tatkala menyaksikan sendiri anak kesayangannya hanyut terbawa arus sungai.
Bahkan, hingga kini anaknya tersebut belum ditemukan.
• POPULER Pengorbanan Mbah Diro Selamatkan Ratusan Siswa Korban Susur Sungai, Sempat Ikut Hanyut
• Cerita Korban Susur Sungai Tubuh Jadi Pegangan 3 Teman & Adik Kelas, Berakhir Hanyut Tersangkut Batu
Menurut penuturan Kasi Rescue Diskar PB Kota Bandung, Yogi Mamesa, ibu dan anak itu hendak menuju ke ATM sebelum terperosok di lubang yang tak tertutup.

Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Bandung Rudi mengemukakan, peristiwa terjadi sekitar pukul 15.00 WIB.
Ketika itu, korban tengah berjalan bersama ibunya.
"Korban terpeleset dan jatuh ke dalam parit, lalu terseret arus dan tenggelam. Hingga saat ini belum ditemukan," kata dia, dikutip TribunMataram.com dari TribunJabar.com.

Sang ibu juga hampir jatuh.
"Laporan yang kami terima, korban terperosok ke lubang yang di bawahnya ada aliran sungai saat hendak menuju ke tempat ATM bersama ibunya," kata dia.
Bahkan, menurut informasi Yogi, ibunya juga sempat hampir terjatuh.
"Kebetulan di situ ada lubang yang kayaknya belum ketutup. Begitu lepas anak itu dari si ibu menginjak lubang tersebut sehingga terbawa arus, bahkan ibunya pun mau ikut ke bawah tapi dipegang oleh warga," kata dia, dilansir dari Tribun Jabar.

Sang ibu berteriak minta tolong pada warga sekitar untuk mencari anaknya.
Diduga Terseret 10 km

Pencarian sudah dilakukan beberapa saat setelah tim SAR menerima laporan tenggelamnya seorang anak.
Namun pencarian pada Selasa (31/3/2020) belum membuahkan hasil.
"Betul, tadi sore. Petugas sudah melakukan pencarian tapi belum ketemu.
Besok (hari, red) pagi pencarian dilanjutkan melibatkan Tim SAR," ujar dia.
Tim menyusur aliran sungai ke kecil ke arah selatan atau sejauh 10 kilometer dari titik kejadian awal.

Tragedi Susur Sungai Hanyutkan Ratusan Siswa SMP
Kasus anak hanyut terbawa arus sungai belum lama ini juga menghebohkan Indonesia.
Baru Februari lalu, tragedi susur sungai yang menewaskan 10 siswa SMPN 1 Turi, Sleman, Yogyakarta menyisakan cerita pilu di benak korban.
Salah satu yang paling tidak bisa melupakan hari nahas itu adalah Tita Farza Pradita.
Siswi SMPN 1 Turi itu menjadi salah satu korban selamat yang berani menceritakan pengalamannya hanyut di Sungai Sempor, Dusun Dukuh, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman.
Meski mengalami luka dan harus dirawat di puskesmas, Tita mengenang detik-detik musibah nahas.
Tubuh kecilnya bahkan menjadi pegangan bagi tiga teman sekolahnya, termasuk adik tingkat.
• Suraji Sempat Cari Sendiri Anaknya Korban Susur Sungai sampai Kaki Kram, Dapati Kenyataan Pedih
• Kesaksian Korban Selamat Tragedi Susur Sungai, Dengar Pembina Jawab Tak Pantas saat Diingatkan Warga
Kepada media, Tita mengenang awal mula air menjadi tinggi dan menghanyutkan teman-temannya.
Gadis berkacamata ini ingat betul ketika seorang temannya bernama Via mulai mengungkapkan ketakutannya.

Pasalnya, air mendadak tinggi hingga membuat Via kesulitan berjalan.
Via pun mengeluh kepada Tita jika dirinya sudah tidak sanggup lagi menahan arus.
Mendengar kecemasan Via, Tita pun menyuruh temannya itu untuk memegang pundaknya.
"Via bilang, Ta, aku sudah enggak kuat. Aku suruh dia pegangan di pundak," ujarnya, dikutip TribunMataram.com dari YouTube Kompas TV, Senin (24/2/2020).
Alih-alih arus mereda, arus deras justru datang disertai kepanikan siswa lainnya.
Tita mendengar teriakan lain dari adik-adik kelasnya.
"Adik kelas bilang, mbak, mbak, kae tulungi ana sing wes keli soko nduwur (mbak mbak tolongin, ada yang sudah hanyut dari atas). Ya sudah saya tolong," katanya.
Bertahan di tengah derasnya arus.
Tita mengerahkan tenaganya.
Ia menjulurkan tangan kanannya untuk menjadi pegangan adik kelas perempuan.
Sementara tangan kirinya menggapai adik kelas laki-laki.

Sebelum ditolong Tita, kedua adik kelasnya itu hanyut terbawa arus dari atas.
"Adik kelas ada dua, (tangan) yang kanan megangin cewek yang kiri megangin cowok, Via di sini (pundak)," ujarnya.
Harus menahan arus dan menjadi pegangan tiga orang, pertahanan Tita runtuh.
Mereka berempat terhempas arus.
Tita mengaku hanyut sekitar 10 meter.
Ia terpisah dari tiga orang yang sempat ditolongnya.
Tubuh Tita baru berhenti terseret arus ketika tersangkut batu.
Di sanalah ketakutan Tita meluap dan mulai menangis.
Beruntung, tangisannya didengar oleh warga sekitar yang mulai melakukan pertolongan.
"Terus aku kesangkut di batu, lalu nangis minta tolong, ada warga yang menolong," paparnya.
Tiga orang yang sempat diselamatkan Tita pun berhasil tertolong.
Tita mengaku tidak mengerti mengapa kegiatan susur sungai diadakan.
Pemberitahuan mengenai susur sungai pun diketahui Tita mendadak.
Ia hanya tahu, kegiatan susur sungai sudah menjadi kegiatan rutin pramuka di SMPN 1 Turi.
"Setiap tahun pasti ada kegiatan susur sungai sebelum kemah," ujarnya.
Sebelum memulai acara, Tita mengatakan pembina hanya memperingatkan agar siswa berhati-hati.
Tita pun sempat mendengar warga memperingatkan pembina untuk tidak melanjutkan kegiatan.
Namun, bukannya mendengar peringatan warga, pembina malah memberikan jawaban yang kurang pas.
"Sama warga sudah diingetin. Saya mendengar ada warga yang memperingatkan," kata Tita, seperti dikutip dari KompasTV.
Namun, pembina tersebut tetap bersikeras dan menjawab, "Enggak apa-apa, kalau mati juga di tangan Tuhan," kenang Tita. (TribunMataram.com/ Salma Fenty)