Tragedi Susur Sungai

Kesaksian Korban Selamat Tragedi Susur Sungai, Dengar Pembina Jawab Tak Pantas saat Diingatkan Warga

Kesaksian salah satu korban selamat tragedi susur sungai dengar pembina mengucapkan kata tak pantas ketika telah diperingatkan warga.

TribunJogja.com IST | Gandung Kusmardana
Proses evakuasi korban terakhir susur sungai SMP 1 Turi Yogyakarta yang ditemukan Minggu (23/2/2020). 

TRIBUNMATARAM.COM - Kesaksian salah satu korban selamat tragedi susur sungai dengar pembina mengucapkan kata tak pantas ketika telah diperingatkan warga.

Tragedi susur sungai yang menewaskan 10 siswa SMPN 1 Turi Sleman, Yogyakarta menimbulkan kecaman banyak pihak.

Apalagi, keteledoran pembina pramuka yang terlibat sebelumnya sempat dicegah oleh peringatan warga.

Salah seorang korban selamat dalam tragedi susur sungai SMPN 1 Turi Sleman, Jumat (21/2/2020) lalu, Tita Farza Pradita bercerita tentang peringatan warga setempat terkait kegiatan mereka.

Tragedi Susur Sungai Tewaskan 10 Murid SMPN 1 Turi, Ini Pengakuan Kepala Sekolah dan Pembina Pramuka

POPULER Tewas dalam Tragedi Susur Sungai, Khoirunnisa Justru Dimakamkan di Hari Ultahnya

Tita, demikian sapaan gadis itu, mengaku mendengar warga memperingatkan pembina pramuka sebelum susur Sungai Sempor berlangsung.

Proses evakuasi korban terakhir susur sungai SMP 1 Turi Yogyakarta yang ditemukan Minggu (23/2/2020).
Proses evakuasi korban terakhir susur sungai SMP 1 Turi Yogyakarta yang ditemukan Minggu (23/2/2020). (TribunJogja.com IST | Gandung Kusmardana)

"Sama warga sudah diingetin. Saya mendengar ada warga yang memperingatkan," kata Tita, seperti dilansir dari Kompas TV.

Namun, lanjut Tita, peringatan tersebut disambut kata-kata tak enak dari pembinanya.

"Katanya, enggak apa-apa, kalau mati di tangan Tuhan, kata kakak pembinanya," ujar Tita yang mengaku mendengar langsung jawaban pembinanya tersebut.

Tolong tiga orang

Tita tak menyangka akan mengalami kejadian mengerikan saat menyusuri Sungai Sempor bersama rekan-rekan sekolahnya dan adik-adik kelasnya.

Jumat (21/2/2020) sore itu, mereka dibagi dalam beberapa regu untuk masuk ke sungai.

"Satu regu ada yang tujuh dan delapan orang," katanya.

Setelah beberapa saat berjalan, arus besar dari arah atas tiba-tiba menerjang.

Salah seorang rekan bernama Via yang saat itu bersamanya mengeluh tidak kuat menahan arus.

"Via bilang, Ta, aku udah enggak kuat. Tak suruh dia pegangan di pundak," katanya.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved