Tragedi Susur Sungai
Kesaksian Korban Selamat Tragedi Susur Sungai, Dengar Pembina Jawab Tak Pantas saat Diingatkan Warga
Kesaksian salah satu korban selamat tragedi susur sungai dengar pembina mengucapkan kata tak pantas ketika telah diperingatkan warga.
Belum selesai bertahan dari arus yang kian deras, Tita mendengar teriakan lain dari adik-adik kelasnya.
Tita menuturkan berusaha menggapai dua orang yang hanyut dari atas.
Terlepas

Di tengah derasnya arus, Tita mengerahkan tenaganya. Tangan kanannya memegang seorang adik kelas perempuan, sedangkan tangan kirinya menggapai seorang anak laki-laki.
Keduanya hanyut terbawa arus dari atas.
"Adik kelas ada 2, (tangan) yang kanan megangin cewek yang kiri megangin cowok, Via pegang pundak," katanya.
Merasa lelah, pertahanan keempat remaja itu pun runtuh. Mereka terseret arus hingga beberapa meter.
Tita mengaku terpisah dengan ketiga orang yang sempat ditolongnya.
"Terus aku kesangkut di batu, nangis minta tolong, ada warga yang nolongin," ucap dia.
Tita, mengaku tak tahu-menahu mengapa kegiatan susur sungai diadakan. Yang ia tahu, susur sungai menjadi kegiatan rutin pramuka di SMPN 1 Turi.
"Enggak tahu (tujuannya). Soalnya, setiap tahun kalau mau kemah pasti ada itu (susur sungai)," katanya.
10 orang tewas

Dalam kejadian tersebut, sebanyak 10 siswa ditemukan dalam keadaan tewas. Sementara puluhan siswa lainnya mengalami luka-luka.
Polisi telah menetapkan satu orang pembina, sekaligus guru SMPN 1 Turi berinisial IYA sebagai tersangka.
'Satu (satu) pembina ada keperluan sehingga meninggalkan rombongan setelah mengantar siswa di lembah Sempor. Dan yang meninggalkan peserta inilah statusnya dinaikkan menjadi tersangka,' seperti dikutip dari aun Twitter Polda DIY @PoldaJogja.