Berita Terpopuler
POPULER Meniru Australia dalam Penanganan Wabah Corona, Angka Kematian Cuma 63 dari 6.400 Kasus
Awalnya separah Amerika Serikat dan Inggris, bagaimana Australia bisa menekan angka Covid-19?
TRIBUNMATARAM.COM - Meniru Australia dalam penanganan wabah corona, angka kematian cuma puluhan.
Awalnya separah Amerika Serikat dan Inggris, bagaimana Australia bisa menekan angka Covid-19?
Australia menjadi negara yang memiliki kasus corona bersamaan dengan Amerika Serikat dan Inggris.
Namun, di saat Amerika Serikat menjadi negara dengan kasus terparah di dunia, Australia justru berhasil menekan angka penyebaran Covid-19, bagaimana caranya?
Amerika Serikat sekarang menjadi negara dengan kasus corona terbesar di dunia melebihi 612 ribu kasus dengan kematian hampir 26 ribu orang.
• Awal Mula Virus Corona Menyebar di Surabaya Terungkap hingga Kini Capai Ratusan Kasus
• 25 Poster Virus Corona, Etika Batuk Hingga Social Distancing, Makin Mudah Memahami dengan Gambar
Inggris dilaporkan bisa menjadi negara dengan korban terbanyak di Eropa, sejauh ini sudah memiliki 93 ribu kasus, dengan 12 ribu orang meninggal.
Sementara di Australia hingga hari Rabu (15/04/2020), kasus virus corona positif telah menjangkit 6.400 orang, dengan jumlah orang yang meninggal mencapai 63.

Baik Amerika Serikat, Inggris dan Australia mengambil keputusan penting dalam menangani kasus corona ini dalam waktu yang hampir bersamaan, yaitu di minggu kedua bulan Maret.
Di Australia, sebagai negara dimana tradisi olahraga sudah mendarah daging dalam masyarakat, keputusan besar berkenaan dengan corona adalah ketika lomba balapan Formula Satu yang sedianya akan dilaksanakan di Albert Park lalu dibatalkan.
Balapan F1 dibatalkan di hari Jumat (13/3/2020), meski para pembalap dari penjuru dunia sudah tiba di Melbourne untuk menjalani sesi latihan yang rencananya dihadiri oleh penonton.
Sebelumnya, baik pemerintah negara bagian Victoria maupun panitia penyelenggara masih bersikeras bahwa balapan tersebut akan berlangsung sesuai dengan rencana.
Di hari yang sama, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengumumkan seluruh penerbangan dari Eropa ke negaranya akan dilarang selama satu bulan.
Di Inggris, lomba pacuan kuda Chelthemham masih digelar di hari Jumat tersebut, yang dihadiri oleh sekitar 250 ribu orang, kemudian pada tanggal 17 Maret PM Inggris Boris Johnson mengumumkan larangan bepergian ke luar negeri.
Saat itu, China masih dalam karantina total, dengan keadaan di Italia semakin memburuk, namun AS, Inggris dan Australia baru mulai dengan serius melakukan berbagai langkah untuk menangani virus corona.
Namun 4 minggu setelah itu, kondisi ketiga negara terkait virus corona sangat berbeda.