Ramadhan 2020
Salah Kaprah Berbuka dengan yang Manis, Begini Sebaiknya Membatalkan Puasa yang Diajurkan Ahli Gizi
Setelah berpuasa seharian, sajian bercita rasa segar dan manis merupakan salah satu suguhan yang diidam-idamkan.
TRIBUNMATARAM.COM -Setelah berpuasa seharian, sajian bercita rasa segar dan manis merupakan salah satu suguhan yang diidam-idamkan.
Hidangan takjil seperti es buah, es campur, es kelapa muda, kolak, sampai aneka kue jamak disajikan di meja makan untuk membatalkan puasa.
Kendati menggoda selera, mengonsumsi hidangan manis untuk berbuka puasa tak boleh sembarangan.
• Hukum Puasa bagi Tenaga Medis Covid-19, Bolehkah Tidak Berpuasa dan Diganti dengan Bayar Fidyah?
Salah kaprah berbuka dengan yang manis

Melansir buku Yummy & Healthy Low Sugar Food Tajil Sehat Rendah Gula (2009) oleh Hindah Muaris, berbuka dengan yang manis sebenarnya teladan Rasulullah.
Teladan mengajarkan agar Anda membatalkan puasa dengan kurma atau air putih. Tapi, dalam praktiknya, banyak orang salah kaprah mencontoh anjuran tersebut.
Orang jamak menyuguhkan hidangan takjil sarat gula, masih ditambah minuman manis untuk membatalkan puasa.
Kurma segar atau murni yang belum diproses memang manis. Akan tetapi, kandungan gulanya berbeda dari hidangan takjil seperti kolak, es buah, dan sejenisnya.
Kurma segar atau murni mengandung karbohidrat kompleks. Sedangkan asupan manis umumnya mengandung karbohidrat sederhana atau gula murni.
Karbohidrat kompleks proses metabolismenya lebih lama. Sedangkan makanan atau minuman manis dari karbohidrat sederhana justru kebalikannya.
• Panduan Puasa Aman untuk Ibu Hamil di Ramadhan 2020 / 1441 H, Ada Kriteria Tertentu Dilarang Puasa
Kenapa buka puasa dengan yang manis tak baik?
Melansir buku Health Secret Of Dates (2013) oleh Pangkalan Ide, terdapat alasan kesehatan di balik anjuran mengapa buka puasa harus dengan yang manis seperti kurma murni dan air putih.
Konsumsi hidangan kurma murni dan air putih seketika dapat mengembalikan rasa lapar dan mengembalikan kesegaran tubuh.
Pasalnya, kadar gula darah dalam tubuh seseorang cenderung menurun selama berpuasa.
Jika Anda langsung mengonsumsi asupan manis yang berlimpah gula, kadar gula seketika bisa melonjak.
Lonjakan gula darah secara tiba-tiba ini tidak sehat. Berbeda halnya jika Anda mengonsumsi asupan dengan karbohidrat kompleks seperti kurma murni.
Karbohidrat kompleks saat dikonsumsi tubuh, laju kenaikan gula darahnya perlahan-lahan.
Sebaiknya, Anda menghindari asupan makanan dan minuman yang dapat membuat gula darah gampang melonjak (indeks glikemik tinggi).
Apabila kita mengonsumsi terlalu banyak asupan yang manis-manis, gula darah bisa menumpuk menjadi lemak di tubuh. Akibatnya, kesehatan bisa terganggu.
• BACAAN Niat Sahur / Puasa untuk Sebulan Penuh Ramadhan 2020/ 1441 H, Beserta Arti & Penjelasan Ulama
Bagaimana baiknya berbuka puasa?
Ahli gizi Dr. dr. Tan Shot Yen, M.hum., menyampaikan teladan berbuka dengan air putih dan kurma murni sudah tepat untuk berbuka puasa.
"Membatalkan puasa dengan air dan kurma murni yang tidak dalam bentuk manisan itu baik.
Kurma mengandung serat, mineral, dan antikosidan. Seratnya bisa menahan lonjakan gula tiba-tiba," jelas Tan, saat dihubungi Kompas.com (24/4/2020).
Jika tidak tersedia kurma murni, Tan menyarankan agar Anda berbuka dengan kelapa muda, buah lontar, atau kolang-kaling.
Namun, ia mewanti-wanti agar kelapa muda, buah lontar, atau kolang-kaling tersebut tidak ditambahi sirup atau pemanis.
Alternatif lainnya untuk hidangan takjil sehat agar kestabilan gula darah dan antioksidan terjaga adalah sayur dan buah.
"Selama puasa sebaiknya asupan sayur dan buah bisa dipenuhi lima porsi per hari. Sesuai anjuran WHO dan FAO.
Ini penting untuk daya tahan tubuh. Ketimbang menjejali perut dengan karbohidrat padahal tubuh tidak sedang kerja keras," jelas Tan.
• Mendekati Bulan Puasa, Media Asing Soroti Dampak Virus Corona yang Ubah Kebiasaan Ramadhan Tahun Ini
Menurut Tan, hal tak kalah penting terkait prinsip membatalkan puasa adalah rehidrasi atau mengembalikan cairan dalam tubuh.
Minuman terbaik yang bisa diserap sempurna oleh sel tubuh adalah air putih.
Tan tidak merekomendasikan untuk minum manis dan bersifat diuretik seperti teh dan kopi saat berbuka puasa.
Setelah mengonsumsi hidangan takjil, Tan menyarankan agar makanan berat bergizi lengkap dan seimbang baru dikonsumsi setelah shalat maghrib. (Kompas.com/ Mahardini Nur Afifah /Mahardini Nur Afifah)

Ahli Gizi Sebut Puasa Justru Akan Tingkatkan Imunitas di Tengah Wabah
Ketua Prodi S1 Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM ini menjelaskan kekebalan tubuh sangat dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas asupan gizi.
Orang yang mengalami gizi kurang akan sangat rentan terhadap infeksi Covid-19. Namun orang yang bergizi baik dengan kebutuhan energinya telah tercukupi, maka berpotensi besar memiliki kemampuan untuk memusnahkan virus corona.
Secara umum terdapat 3 fungsi asupan gizi yang digunakan oleh tubuh manusia.
- Menjadi sumber energi sebagai prioritas utama yang digunakan oleh tubuh.
- Fungsi regulasi yaitu mengatur agar tubuh sehat dan bugar, termasuk fungsi kekebalan tubuh.
- Fungsi pertumbuhan yang merupakan prioritas terakhir dan akan berlangsung apabila fungsi pertama dan kedua telah terpenuhi.
Manfaat Berpuasa
Dengan berpuasa juga bermanfaat:
- Meningkatkan imunitas
- Membantu detoksifikasi tubuh
- Membantu mengeluarkan berbagai racun yang tersimpan dalam tubuh. Misalnya zat-zat adiktif aditif dalam makanan seperti pengawet dan pewarna makanan.
- Dapat mengurangi massa lemak tubuh. Lemak yang berlebih dalam tubuh dapat merusak keseimbangan sistem kekebalan tubuh manusia. Pasalnya, lemak yang berlebih akan memicu produksi sel yang menyebabkan peradangan organ tubuh sehingga memicu munculnya penyakit pembuluh darah dan masalah kesehatan lainnya.
Ahli Gizi UGM ini juga membagikan sejumlah tips agar tubuh tetap sehat dan bugar selama menjalani puasa di saat pandemi Covid-19.
1. Langkah awal adalah memastikan terlebih dahulu kondisi kesehatan tubuh. Orang sehat dianjurkan tetap berpuasa, sedangkan yang sakit dianjurkan berkonsultasi terlebih dulu ke dokter.
2. Menjaga makan yang sehat dan seimbang sesuai dengan porsi isi piringku. Saat sahur dianjurkan untuk mengonsumsi karbohidrat kompleks dan serat yang membutuhkan waktu lama untuk dicerna diubah menjadi energi.
Dengan begitu energi yang dihasilkan akan bertahan lebih lama dan juga merasa kenyang lebih lama. Contohnya seperti nasi merah, kentang, roti gandum, biji-bijian, kacang-kacangan, gandum, dan ubi.
3. Konsumsi sayuran hijau, brokoli, wortel, dan lainnya yang kaya akan serat, vitamin, dan mineral. Sementara untuk protein dapat dipenuhi dari hewani maupun nabati seperti ikan, telur, ayam, daging, tempe, dan tahu.
4. Mengonsumsi buah-buahan, seperti semangka, pepaya, melon, jeruk, buah naga, dan lainnya.
5. Menjaga asupan air putih 2 liter atau setara dengan 8-9 gelas sehari, diatur mulai dari buka hingga sahur.
6. Batasi konsumsi gula jangan lebih dari 50 gram sehari atau setara dengan 4 sendok makan. Karena bisa memengaruhi sel imun untuk memerangi penyakit.
7. Hindari konsumsi makanan dengan kandungan lemak trans tinggi dan kurangi makanan atau minuman yang mengandung karbohidrat sederhana, seperti makanan atau minuman yang terlalu manis.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berbuka dengan yang Manis Tak Boleh Sembarangan, Bagaimana Baiknya?" dan "Ahli Gizi UGM: Jangan Ragu, Puasa Mampu Tingkatkan Imunitas".
BACA JUGA: Tribunnews.com dengan judul Salah Kaprah Berbuka dengan yang Manis, Ahli Gizi Anjurkan Begini Baiknya Membatalkan Puasa