Virus Corona

Fakta 3 Perawat RSUD Bung Karno Diusir dari Tempat Tinggal, Direktur: Ketakutan Tidak Masuk Akal

Direktur RSUD Bung Karno Solo Wahyu Indianto mengatakan, pengusiran ketiga perawatnya dari indekos adalah tindakan tak masuk akal.

Editor: Asytari Fauziah
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Tenaga medis melakukan Simulasi Kesiapsiagaan Penanganan Virus Corona (Covid-19), di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA), Jalan KH Wahid Hasyim (Kopo), Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (13/3/2020). Simulasi tersebut sebagai langkah kesiapsiagaan Kota Bandung untuk mengatasi penyebaran wabah virus corona. 

TRIBUNMATARAM.COM Direktur RSUD Bung Karno Solo Wahyu Indianto mengatakan, pengusiran ketiga perawatnya dari indekos adalah tindakan tak masuk akal.

Menurutnya, para perawat saat menangani pasien sudah dilengkapi dengan alat pelindung diri yang maksimal.

Lalu, mereka juga sudah mengikuti prosedur sebelum pulang dari rumah sakit.

"Keluar masuk area isolasi sudah mandi. Karena alurnya sudah jelas. Jadi, ketakutan warga itu tidak masuk akal," ungkap dia.

Ikut Bertugas Rawat Pasien Covid-19, Perawat Ini Juga Sumbang Gajinya untuk Warga Terdampak Corona

Hal senada juga diungkapkan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo. Dirinya menyebut pengusiran tersebut adalah tindakan tak manusiawi.

Kolase pengusiran tiga perawat RSUD Bung Karno Solo dari indekos mereka di kawasan Grogol Sukoharjo, Jumat (24/4/2020).
Kolase pengusiran tiga perawat RSUD Bung Karno Solo dari indekos mereka di kawasan Grogol Sukoharjo, Jumat (24/4/2020). (instagram @rsudbungkarno)

Seperti diberitakan sebelumnya, tiga perawat di RSUD Bung Karno Solo, Jawa Tengah, diusir dari tempat indekosnya yang berlokasi di kawasan Grogol, Kabupaten Sukoharjo.

Video rekaman saat ketiganya dijemput pun menjadi viral setelah diunggah di akun Instagram resmi RSUD Bung Karno.

Menurut Wahyu, peristiwa itu terjadi pada Jumat pekan lalu. Sebelum wabah corona, mereka dianggap tidak bermasalah.

Tangis Haru Perawat RSPAD Saat Melihat Anak di Rumah Lewat Video Call: Bunda Cepat Pulang Ya

Wahyu menjelaskan, saat ini ketiga perawat tersebut tinggal di lantai lima rumah sakit.

Dirinya juga mengakui tidak mengajukan tempat di Ndalem Priyosuhartan, yang telah disiapkan oleh Pemkot Solo bagi tenaga medis yang terkena dampak selama wabah corona.

"Tidak mengajukan. Kita sudah koordinasi dengan manajemen lebih baik di sana (lantai lima rumah sakit). Sewaktu-waktu emergency bisa ikut membantu," tutur dia.

(Kompas.com/ Penulis: Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor: Dony Aprian /Editor : Michael Hangga Wismabrata)

Relawan di Rumah Sakit UI (RSUI) Javas Rizqi Ramadhan mengenakan Alat Pengaman Dasar (UI). Javas merupakan mahasiswa Program Studi; Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) bergabung menjadi relawan RSUI sejak 1 April 2020. Ia ditempatkan di unit Health Care Assistant (HCA) RSUI untuk membantu para perawat dalam menangani pasien COVID-19.
Relawan di Rumah Sakit UI (RSUI) Javas Rizqi Ramadhan mengenakan Alat Pengaman Dasar (UI). Javas merupakan mahasiswa Program Studi; Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) bergabung menjadi relawan RSUI sejak 1 April 2020. Ia ditempatkan di unit Health Care Assistant (HCA) RSUI untuk membantu para perawat dalam menangani pasien COVID-19. (Dok. Humas UI/Kompas.com)

Perawat Diusir dari Kos dan Dianggap Tularkan Virus Corona

Para staf medis, termasuk perawat dan dokter RSUP Persahabatan sempat mendapat perlakuan diskriminatif dari lingkungan sekitarnya di tengah pandemi Covid-19.

Mereka sempat diusir tetangga di sebuah indekos dekat Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta Timur.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved