Berita Terpopuler

POPULER Ditelantarkan 2 Hari Tanpa Makan, Detik-detik 13 TKI Akhirnya Diselamatkan di Hutan Bakau

Detik-detik belasan TKI ilegal ditemukan terlantar di sebuah hutan bakau, dua hari dua malam tidak makan dan kelaparan.

Editor: Asytari Fauziah
(Dok. Polres Tanjung Balai)
Tangkapan video memperlihatkan TKI Ilegal kesusahan naik ke kapal patroli yang menemukan mereka telantar di pinggir hutan bakau di perairan Asahan pada Jumat (1/5/2020) pagi tadi. Sebelum ditemukan, mereka 2 hari 2 malam tidak makan di tengah laut. 

"Para TKI ini diberikan makan karena sudah 2 hari 2 malam di tengah laut dan tidak makan," katanya.

Tim berkoordinasi dengan tim Gugus Tugas Covid-19 Kota Tanjung Balai terkait penjemputan TKI illegal ini.

Para TKI ini berasal dari Asahan dan Tanjung Balai.

"Dari hasi pemeriksaan kesehatan, 13 TKI negatif terindikasi Covid-19 dan akan dipulangkan kepada pemdanya masing-masing atau kepada keluarganya," ujar Putu.

Para penumpang asal NTT terpaksa tidur di kursi dan lantai ruang tunggu pelabuhan Sape, NTB, Kamis (24/4/2020).
Para penumpang asal NTT terpaksa tidur di kursi dan lantai ruang tunggu pelabuhan Sape, NTB, Kamis (24/4/2020). ((Dokumen penumpang))

Corona Mewabah, Banyak Warga Terlantar

Nasib ditelantarkan tak hanya dirasakan oleh ke 13 TKI asal Malaysia tersebut.

Sebeleumnya, puluhan warga NTT yang hendak pulang kampung masih tertahan di Pelabuhan Sape, NTB selama berhari-hari. 

Mereka tertahan karena kapal Pelni dan Feri tidak bisa berlabuh di semua pelabuhan di NTT, sesuai instruksi dari Pemprov NTT.

Larangan itu untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di NTT. 

Florianus Pangkal, salah seorang penumpang asal NTT mengatakan, dirinya bersama puluhan orang sudah lima hari tertahan di Pelabuhan Sape.

 Warga Grobogan Kejang-kejang & Meninggal saat Berobat di Bidan Desa, Baru Pulang dari Tangerang

Para penumpang itu ada yang datang dari Bali, Mataram, dan Bima, dengan status mahasiswa dan juga para pekerja yang kena PHK dari perusahaan.

Semuanya ingin pulang ke kampung halaman.

Mereka berasal dari Kabupaten Manggarai Timur, Manggarai Tengah, Manggarai Barat, dan Kupang.

Florianus mengatakan, ia dan para penumpang lainnya sama sekali tidak mengetahui ada larangan kapal penumpang berlabuh di pelabuhan NTT.

Florianus menyebut, hingga saat ini nasib puluhan penumpang asal NTT masih terkatung-katung di Pelabuhan Sape.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved