Virus Corona
UPDATE Virus Corona di Indonesia, Ada 693 Kasus Baru, Pasien Positif Jadi 19.189 Orang
Berdasarkan data pemerintah yang masuk hingga Rabu (20/5/2020) pukul 12.00 WIB, ada 693 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Namun, alih-alih mendukung kepercayaan ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan bahayanya Herd Immunity.
• POPULER Nekat Buka Peti & Mandikan Jenazah Positif Covid19, 15 Warga di Sidoarjo Ikut Positif Corona
• 5 Update Kabar Baik Terbaru Penanganan Virus Corona di Indonesia, Temukan Alat Pendeteksi Covid-19
Apalagi, jika dipercaya untuk mengatasi pandemi Covid-19.

Lantas, apa yang sebenarnya dimaksud dengan herd immunity dan mengapa digunakan beberapa negara untuk menghadapi wabah?
Herd immunity atau kekebalan kelompok merupakan sebuah teori yang muncul dari konsep hewan.
Epidemiolog dr Dicky Budiman M.Sc.PH, PhD (Cand) Global Health Security CEPH Griffith University menjelaskan, konsep awal herd immunity berasal dari kesehatan hewan yang mengutamakan kesehatan secara kelompok.
"Dengan arti lain tidak terlalu mengutamakan kesehatan individu," kata Dicky, dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com.
Dia menambahkan, terkait pada kesehatan manusia, herd immunity merupakan konsep yang dilakukan saat vaksin tersedia untuk mencegah penyakit menular.
Konsep herd immunity saat vaksin ada tersebut, lanjut Dicky, digunakan karena secara realita selalu ada kesulitan untuk mencapai cakupan imunisasi 100 persen.
"Sehingga pada beberapa kondisi, ditargetkan setidaknya (misal) 90 persen telah terimunisasi," ujar dia.
Sehingga yang telah terimunisasi ini akan menjadi barier atau benteng bagi orang yang masih belum terproteksi.
Artinya, konsep herd immunity tanpa adanya vaksin merupakan kesalahan dan juga tidak manusiawi.
"Karena berarti, mengabaikan hak kesehatan individu dan menempatkan masyarakat pada posisi berbahaya," tegas Dicky.
Menurut WHO, konsep ini justru berbahaya jika diterapkan pada manusia.
WHO sebelumnya telah memperingatkan bahwa teori Herd Immunity untuk mengatasi virus corona sangat berbahaya.
Direktur eksekutif program darurat kesehatan WHO Dr Mike Ryan menegaskan bahwa manusia bukanlah kawanan ternak.