Virus Corona

Curhat Pilu Dokter Corona di Jawa Timur : Saya Menangis Tiap Hari Dapat Laporan Pasien Meninggal

Curhat pilu seorang dokter yang tangani pasien Covid-19 di Surabaya, menangis tiap hari dapat laporan pasien meninggal.

Facebook
prosesi pemakaman korban Covid-19 

TRIBUNMATARAM.COM - Curhat pilu seorang dokter yang tangani pasien Covid-19 di Surabaya, menangis tiap hari dapat laporan pasien meninggal.

Jawa Timur menjadi provinsi dengan angka kematian Covid-19 yang tertinggi di Indonesia.

Kasus virus corona di Jawa Timur menggeser DKI Jakarta yang sebelumnya memiliki kasus tertinggi.

Update Proses Vaksin Virus Corona di Indonesia, Benarkah Akhir Tahun 2020 Bisa Diedarkan?

UPDATE Corona di Dunia Jumat 12 Juni 2020: Total Kasus 7,5 Juta, Amerika Serikat Masih Tertinggi

Angka kematian pasien Covid-19 di Jawa Timur melebihi angka kematian DKI Jakarta pada Kamis (11/6/2020).

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur dr Joni Wahyuhadi mengemukakan keprihatinannya setiap mendengar kabar kematian pasien Covid-19 di Jawa Timur.

"Saya sebagai Dirut RSU dr Soetomo Surabaya menangis setiap hari dalam hati karena selalu mendapatkan laporan pasien meninggal akibat Covid-19," tutur Joni.

Jumlah bertambah, melebihi Jakarta

Merujuk data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, hingga Kamis (11/6/2020) ada 575 orang meninggal dunia di Jatim.

Dalam satu hari jumlah penambahan pasien meninggal mencapai 22 orang.

Padahal di kurun waktu yang sama, jumlah pasien meninggal di DKI Jakarta sebanyak 537 pasien.

Artinya, angka kematian pasien Covid-19 di Jatim kini melebihi Jakarta.

Joni menjelaskan, kondisi ancaman Covid-19 memang sulit diprediksi.

Ada di antara mereka yang kondisinya membaik, namun akhirnya meninggal.

Sebaliknya, ada yang mampu bertahan meski dalam kondisi kesehatan yang tak baik.

Joni bercerita, pernah merawat pasien Covid-19 berusia 37 tahun.

Kondisi pasien membaik setelah sempat menggunakan ventilator 7 hari.

Tiba-tiba pasien itu meninggal mendadak.

Ada pula pasien yang saat datang dalam kondisi memprihatinkan.

"Namun bisa sembuh dan sekarang gemuk lagi. Ini artinya ancaman Covid-19 unpredictable," kata dia.

ilustrasi penemuan vaksin corona
ilustrasi penemuan vaksin corona (YouTube WGBH News)

Update Perkembangan Vaksin Covid-19

Saat ini, Indonesia sedang menjalin kerja sama dengan China dalam pengembangan vaksin Covid-19.

Melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (11/6/2020), Indonesia mengembangkan vaksin melalui perusahaan Sinovac.

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut jika saat ini pemerintah melalui Lembaga Biomolekuler Eijkman dan Universitas Airlangga juga terus berupaya menggelar serangkaian penelitian untuk menemukan vaksin tersebut.

Penelitian yang dilakukan Lembaga Eijkman dan Universitas Airlangga menyesuaikan dengan karakter virus corona yang menyebar di Indonesia.

Lalu sampai mana proses pembuatan vaksin virus corona ini?

Baca: Viral, Seniman asal Surabaya Akan Hirup Udara dari Mulut Pasien Corona, Sebut Soal Konspirasi

Baca: Kalbe Farma Uji Klinis Dua Obat Virus Corona dari Empon-empon, Apa Saja Bahannya?

Baca: 2 Tukang Cukur Positif Corona, Begini Nasib 140 Pelanggan Salon yang Terpapar Covid-19

Peneliti senior Lembaga Eijkman, Prof David Muljono menerangkan jika saat ini masih dalam proses preclinical.

"Progresnya kita sudah sampai di level preclinic. Kalau ini berhasil langkah berikutnya adalah kita tes di laboratorium kemudian disiapkan diujicobakan hewan," jelas Prof David pada kanal YouTube tvOneNews pada Kamis (11/6/2020).

Prof David menjelaskan jika vaksin harus diujicobakan pada hewan terlebih dahulu.

"Tahapannya hewan kecil dulu ya biasanya, lalu ke hewan yang lebih besar lalu primata baru ke manusia." lanjur Prof David.

Ilustrasi vaksin virus corona.
Ilustrasi vaksin virus corona. (Fresh Daily)

"La manusia itu namanya preclinical trial fase satu, dua, dan tiga," pungkas Prof David.

Di tempat lain, peneliti utama vaksin Covid-19 UNPAD, Prof Kusnandi Rusmil memperkirakan kapan vaksin corona bisa beredar luas.

"Kan ini kira-kira sembilan bulan. Akhir tahun 2020, tahun 2021 awal bisa keluar," tegas Prof Kusnandi.

Baca: Update Corona di Dunia Jumat, 12 Juni 2020: Total Kasus 7,5 Juta, India Naik ke Peringkat 4

Baca: Kasus Positif Virus Corona Meningkat, Doni Monardo Beberkan Fakta Menggembirakan di Balik Itu

Sebelumnya, dikutip dari Kompas.com, Wakil Direktur Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Prof Herawati Aru Sudoyo menyampaikan bahwa LBM Eijkman ikut serta dalam menemukan dan membuat vaksin Covid-19.

Hera menyebutkan, sambil menunggu ketersediaan vaksin, semua elemen masyarakat harus tetap menerapkan protokol hidup sehat, serta menjaga jarak dan interaksi sosial.

Sampai saat ini sudah ada 115 kandidat vaksin dari seluruh dunia untuk Covid-19. Delapan di antaranya siap untuk uji klinik, dan dua sudah siap untuk diuji di Indonesia. (Kompas.com / Kontributor Surabaya, Achmad Faizal) (Tribunnews.com/ Siti Nurjannah Wulandari/ Miftah/ Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Saya Menangis Tiap Hari Mendapat Laporan Pasien Meninggal karena Covid-19 di Jatim"".

dan di Tribunnews.com dengan judul Update Proses Vaksin Virus Corona di Indonesia, Akhir Tahun 2020 Bisa Diedarkan?

BACA JUGA Tribunnewsmaker.com dengan judul Curhat Pilu Dokter Penanganan Corona di Jatim : Menangis Tiap Hari Dapat Laporan Pasien Meninggal.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved