Virus Corona
Pasien Positif Covid-19 Nekat Kabur dari Ruang Isolasi, 26 Orang di Rumah Mertua Jalani Tes Swab
Pasien positif Covid-19 dari Palembang kabur, langsung datang ke lokasi tersebut dan mengamankan perempuan itu.
TRIBUNMATARAM.COM - Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Empat Lawang akan melakukan pemeriksaan rapid test dan swab kepada 26 orang keluarga dari pasien positif corona asal Palembang yang kabur dari rumah sakit lantaran menolak untuk dilakukan isolasi.
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Empat Lawang dr Arga mengatakan, pasien positif Covid-19 asal Palembang itu datang ke tempat mertuanya yang berada di Kecamatan Saling, Kabupaten Empat Lawang, pada Rabu (10/6/2020) sore kemarin.
Petugas dari Gugus Tugas yang mendapatkan informasi jika ada pasien positif Covid-19 dari Palembang kabur, langsung datang ke lokasi tersebut dan mengamankan perempuan itu.
• Sebaran Pasien Meninggal karena Virus Corona 2000 Kasus, NTB 31 Kasus di Posisi 11 dari 34 Provinsi
"Pasien itu sekarang disini, nanti akan di kembalikan ke Palembang (untuk isolasi),"kata Arga melalui sambungan telepon, Kamis (11/6/2020).
Arga mengatakan, mereka telah mendata para keluarga yang sempat melakukan kontak dengan pasien tersebut untuk dilakukan rapid test dan swab dalam waktu dekat.
"Ada 26 orang yang akan di test swab dan rapid test, semuanya keluarga," singkat Arga.
Menolak diisolasi, lalu kabur

Diberitakan sebelumnya, seorang perempuan berumur 52 tahun di Palembang, nekat kabur ke rumah mertuanya di Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan, lantaran menolak untuk diisolasi di rumah sakit rujukan.
Informasi yang dihimpun, perempuan itu mulanya menjalani perawatan di rumah sakit Karya Asih di Kecamatan Sematang Borang, Palembang.
Namun, setelah dilakukan uji swab, perempuan tersebut dinyatakan positif Covid-19.
• Akibat 21 Warga Tak Mengaku Kontak dengan Pasien Positif Covid-19 & Tolak Rapid Test, Desa Ditutup
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Palembang Yudhi Setiawan mengatakan, pasien tersebut dilakukan uji swab pada (3/6/2020).
Setelah itu, pada (8/6/2020) hasil uji swab itu keluar dan perempuan tersebut positif terpapar virus Corona.
"Perkiraaanya kabur sekitar tanggal 9 atau 10 Juni," kata Yudhi melalui sambungan telepon, Kamis (11/6/2020).
Setelah mengetahui pasien itu kabur, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan langsung menghubungi Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Kabupaten Empat Lawang.
"Sekarang sudah diamankan dulu oleh gugus tugas di sana," katanya.

Gara-gara Pakai APD saat Jemput PDP Corona yang Kabur, Petugas Medis Nyaris Diamuk Massa
Gara-gara pakai Alat Pelindung Diri (APD) saat menjemput PDP corona yang kabur dari rumah sakit, petugas medis nyaris diamuk warga.
Masih tingginya angka Covid-19 di Indonesia rupanya masih belum disertai pemahaman yang tepat oleh masyarakat.
Termasuk pemahaman terkait prosedur bagaimana menghadapi pasien corona.
• Tantenya Meninggal karena Virus Corona, Maia Estianty: Masih Bandel atau Anggap Covid-19 Enteng?
• POPULER Agar Pandemi Virus Corona Segera Berakhir, Lakukan 6 Kebiasaan Ini Yuk Biasakan Hidup Sehat!
Sebuah video saat warga mengusir petugas medis berpakaian lengkap alat pelindung diri ( APD) di Desa Tamilouw, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, Jumat (29/5/2020) sore, menjadi viral di media sosial.
Setelah ditelusuri jurnalis Kompas.com, alasan warga mengusir dan nyaris mengamuk karena petugas memakai alat pelindung diri (APD).

“Pihak keluarga ini keberatan dan menolak tim gugus tugas karena mereka datang dengan mengenakan APD lengkap.
Jadi kelihatannya kurang nyaman begitu menurut pandangan warga,” kata perangkat Desa Tamilouw, Rustandi Wailissa.
Rustandi menduga, warga kurang memahmi soal prosedur penanganan medis terhadap seorang PDP.
Namun, setelah diberikan pemahaman, warga membubarkan diri dan petugas medis bisa membawa AT ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan swab.
Sementara itu, peristiwa pengusiran dan nyaris berujung kericuhan dibenarkan oleh Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Maluku Tengah Jenny Adijaya.
“Kejadiannya itu Jumat kemarin di Desa Tamilow. Jadi tim gugus tugas ke sana untuk menjemput salah satu PDP yang keluar dari rumah sakit, tapi ditolak warga,” kata Jenny kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Sabtu.
Menurut Jenny, pasien tersebut awalnya memiliki keluhan diabetes pada Rabu (27/5/2020).
Setelah keesokan harinya, hasil rapid test yang bersangkutan menunjukkan reaktif Covid-19.
“Tapi Jumat pagi itu pasien keluar dan pulang ke kampungnya secara diam-diam,” kata Jenny.
Sementara itu, pihak keluarga mengaku menjemput AT dengan mobil dan dibawa pulang ke kampung halaman secara diam-diam.
Keluarga merasa penanganan AT sebagai PDP di rumah sakit tersebut tidak dilakukan dengan baik.
“Pihak keluarga ini mengaku AT diperlakukan dengan tidak baik, makanya keluarga membawa pulang pasien ke kampung tanpa izin rumah sakit,” ujar Rustandi.
Viral di media sosial
Seperti diberitakan sebelemunya, video saat AT dijemput petugas medis menjadi viral setelah diunggah di grup Facabook Amboina Feature.
Dalam unggahannya, ada keterangan “Jemput pasien tim medis diusir warga kenapa masyarakat sudah tidak percaya dengan viros corona".
Dalam video berdurasi 2,8 menit itu, tampak puluhan warga mengepung ambulans dan berdebat dengan petugas.
Tak hanya itu, warga juga terlihat membentak, mendorong, dan mengusir petugas yang mengenakan alat pelindung diri (APD) saat mencoba memberi penjelasan.
“Woe woe, bale bale (balik), di sini seng ada corona,” teriak warga dalam video tersebut. (Kompas.com/ Kontributor Palembang, Aji YK Putra/ Aprillia Ika/ Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pasien Covid-19 di Palembang Kabur ke Rumah Mertua, 26 Kerabat Harus Tes Swab" dan "Gara-gara Pakai APD, Petugas Medis yang Jemput PDP Kabur Nyaris Diamuk Warga"
BACA JUGA: Tribunnewsmaker.com dengan judul Pasien Positif Covid-19 Kabur dari Ruang Isolasi ke Rumah Mertua, 26 Anggoa Keluarga Jalani Tes Swab