Virus Corona
Kasus Pasien Virus Corona Kembali Melonjak, China Lockdown Kota Anxin, 400 Ribu Warga Diawasi Ketat
Kota Anxin, Provinsi Hebei, China, dikarantina total alias di- lockdown setelah ditemukan 13 kasus positif Covid-19.
TRIBUNMATARAM.COM - Kota Anxin, Provinsi Hebei, China, dikarantina total alias di- lockdown setelah ditemukan 13 kasus positif Covid-19.
Semua kasus tersebut terkait dengan klaster Pasar Xinfadi di Beijing, ibu kota "Negeri Panda". Kota Anxin terletak sekitar 150 kilometer (km) barat daya Beijing.
Dari kasus tersebut, lima orang di antaranya merupakan orang tanpa gejala (OTG), seperti dilansir South China Morning Post, Minggu (28/6/2020). Kini, sekitar 400.000 penduduk di Anxin diawasi dengan ketat.
• Citra Satelit Tempat Parkir Buktikan Virus Corona Diduga Sudah Menyebar di China Sejak Agustus 2019
Tim penanganan virus corona di kota tersebut mengatakan, kondisinya sangat parah. Oleh karena itu, pembatasan sangat diperlukan untuk mencegah penyebaran virus lebih lanjut di Anxin.
Tidak ada orang luar ataupun kendaraan dari luar yang boleh memasuki Anxin. Jika benar-benar ada keperluan, setiap keluarga hanya boleh mewakilkan satu orang untuk pergi ke luar rumah dan hanya satu kali dalam sehari.

Warga juga akan didata dengan kartu identitas dan dicek suhu tubuhnya setiap kali masuk atau keluar dari desa, komunitas, atau pintu masuk bangunan.
Semua kader partai komunis China, untuk seluruh level dan jabatan, diminta untuk "merawat dengan baik" keluarga dan teman mereka.
Kader dan anggota partai komunis juga diminta untuk memantau siapa saja yang melanggar peraturan di wilayah tempat tinggal mereka.
Tim penanganan virus corona mengatakan, warga harus saling memantau satu sama lain dan pihak kepolisian harus menghukum siapa saja yang melanggar peraturan.
Pemerintah lokal juga merekrut 80 relawan dalam pelaksanaan pencegahan epidemik, di mana mereka harus memiliki gelar akademik atau paling tidak sedang duduk di bangku kuliah.
Seorang pengguna internet di situs mikroblog Weibo, yang mengaku sebagai warga lokal, membantah kondisi yang serius di wilayahnya.
"Kami hanya melaksanakan langkah-langkah yang lebih ketat untuk menghentikan penyebaran virus," tulisnya.
"Peningkatan kebijakan pencegahan tidak berarti epidemi di luar kendali, tetapi kita harus mengakhiri pertempuran ini (melawan Covid-19) secepatnya. Ini adalah momen yang menentukan," tulis salah satu warganet.
• Siap Produksi Massal Vaksin Virus Corona Desember 2020, China Klaim: Harus Berhasil, 99% Efektif
Menurut surat edaran pemerintah lokal, wilayah tersebut mulai memberlakukan pembatasan transportasi sementara mulai 18 Juni sampai "mengurangi rute penularan".
Seorang profesor kesehatan masyarakat dari Capital Medical University, Cui Xiaobo, mengatakan, kepanikan yang besar tidak diperlukan. "Saya pikir (situasi di wilayah Anxin) tidak terlalu menakutkan; tidak perlu panik," ujarnya.
"(Anxin) tidak sepadat (populasinya) Beijing, tempat itu relatif jarang penduduknya.
Sepanjang penduduknya tidak berkerumun dalam jumlah yang besar, seharusnya tidak masalah," lanjutnya.
Cui juga memperingatkan bahwa karantina total berdampak besar terhadap perekonomian.
"Ekonomi dan pemulihan ekonomi adalah sebuah proses. Sekali sebuah kota dikarantina total, proses tersebut akan berhenti, dan hal itu akan semakin membuat sulit untuk memutar roda kembali," tambah Cui.
Wilayah di China Kembali Berlakukan 'Lockdown' karena Muncul Klaster Baru Virus Corona
Setelah sempat dicabut, lockdown kembali diberlakukan oleh sebagian wilayah di China.
Wilayah yang menerapkan lockdown yaitu Kota Jilin di timur laut China.
Lockdown diberlakukan karena adanya kekawatiran bakal ada gelombang kedua virus Corona.
Transportasi dan pertemuan dibatasi oleh pemerintah setelah kluster baru virus corona dilaporkan China.
Selain itu, layanan kereta api dan bus jarak jauh telah dihentikan.
Kebijakan ini diberlakukan mengingat tujuh kasus baru dikonfirmasi pada Selasa, (12/5/2020), termasuk pasien tanpa gejala.
Dikutip Tribunnews dari South China Morning Post, kasus yang dilaporkan ini membawa total 21 kasus komunitas.
Diketahui, kasus pertama dalam kluster dilaporkan satu pekan lalu, termasuk dua pasien tanpa gejala.
Baca: Akhiri 35 Hari Tanpa Kasus baru, 11 Juta Penduduk Wuhan akan Tes Virus Corona Ulang
Baca: 7 Kasus Baru Dilaporkan, China Mulai Kembali Upaya Pengujian Covid-19 Massal di Wuhan

Terkait hal ini, Wali Kota Jilin, Gai Dongping angkat bicara kepada wartawan saat briefing online, Rabu (13/5/2020).
"Wabah saat ini sangat serius dan kompleks, menimbulkan risiko besar penyebaran lebih lanjut."
"Untuk mencegah dan membendung penyebaran epidemi, kelompok pencegahan dan pengendalian epidemi di Jilin telah memutuskan untuk menerapkan langkah-langkah pengendalian di daerah perkotaan Jilin," katanya.
Pemerintah kota dalam pernyataan menambahkan, langkah tersebut termasuk penutupan semua kompleks perumahan dan desa di daerah Jilin.
Baca: Relaksasi PSBB Dikhawatirkan untuk Beri Kemudahan TKA China Masuk ke Indonesia
Baca: Muncul 6 Kasus Baru Covid-19, China Lockdown Kota Jilin
Keluar dari Jilin Harus Memiliki Laporan Negatif untuk Tes Asam Nukleat
Sebagai catatan, siapa pun yang ingin meninggalkan Jilin, harus memberikan laporan negatif untuk tes asam nukleat yang dilakukan dalam 48 jam sebelum keberangkatan.
Lebih lanjut, Gai menambahkan, tiga tim pencegah epidemi tingkat nasional telah tiba di kota Jilin untuk bekerja dengan para ahli dari provinsi untuk menyelidiki wabah tersebut.
"Sampel asam nukleat dari 15 kasus yang dikonfirmasi pada tahap awal, semuanya diurutkan secara genetik."
"Kendaraan uji laboratorium P3 yang didukung oleh negara akan digunakan sesegera mungkin," tambah Gai, merujuk pada fasilitas pengujian untuk menangani patogen berbahaya.
"Kelompok pakar nasional tengah memberikan panduan untuk melakukan pelacakan kontak dan kelompok keempat tengah dalam perjalanan," tambahnya.
Baca: Update Corona Global Rabu 13 Mei 2020 Malam: Total 4,3 Juta Kasus, AS Tambah 1.530 Pasien
Baca: Update Corona Global Rabu 13 Mei 2020: Jumlah Infeksi di AS Capai 1,4 Juta, 83.425 Orang Meninggal
Sebagaimana diketahui, virus corona pertama kali dilaporkan di kota Wuhan, China tengah pada akhir 2019 lalu.
Dikutip Tribunnews dari worldmeters, kini telah menginfeksi lebih dari 4,37 juta orang.
Wabah virus corona ini telah menewaskan lebih dari 291.00 orang di seluruh dunia. (Kompas.com/ Danur Lambang Pristiandaru/ Ardi Priyatno Utomo) (Tribunnews.com /Andari Wulan Nugrahani/ Daryono)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kasus Positif Covid-19 Melonjak, China Karantina 400.000 Warga Kota Anxin" dan Ada Klaster Baru Virus Corona, Wilayah di China Kembali Berlakukan 'Lockdown'
BACA JUGA: Tribunnewsmaker.com dengan judul Kasus Pasien Virus Corona Kembali Melonjak, 400 Ribu Warga di Kota Anxin China Dikarantina Total