Izin Bidan SF Dicabut Gegara Biarkan Ibu Hamil Melahirkan di Pinggir Jalan Depan Rumahnya
Izin praktik bidan berinisial SF, warga Desa Ketapang Barat, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura, dicabut.
TRIBUNMATARAM.COM - Izin praktik bidan berinisial SF, warga Desa Ketapang Barat, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura, dicabut.
Pencabutan izin praktik bidan SF tersebut atas rekomendasi Ikatan Bidan Indonesia (IBI).
IBI menilai bidan SF menyalahi kode etik profesi kebidanan.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Sampang, Agus Mulyadi mengungkapkan, izin praktik bidan SF dicabut selama tiga bulan.
• 4 Jam Mencekam Bidan dan Perawat Satu Angkot dengan Perampok, Disekap hingga Diancam Diperkosa
Sanksi tegas diberikan setelah insiden ibu melahirkan di depan rumah bidan tersebut.
Pihaknya, kata Agus, melakukan klarifikasi dengan memanggil bidan SF, kepala Puskesmas Bunten Barat (pemegang wilayah), bidan desa, dan organisasi profesi.
“Jadi sekarang hasilnya sudah direkomendasikan oleh IBI,” ujarnya kepada TribunMadura.com, Minggu (12/7/2020).
Kronologi

Kejadian tak terlupakan dialami pasangan suami istri asal Kabupaten Sampang, Madura, Zainuri (28) dan Aljannah (25).
• Melahirkan Anak Kelima, Zaskia Adya Mecca Beberkan Makna Nama Anaknya: Bhaj Kama Bramantyo
Istri Zainuri, Aljannah terpaksa melahirkan bayinya di depan rumah seorang bidan di Desa Ketapang Barat, Kecamatan Ketapang.
Kejadian itu berlangsung pada 4 Juli 2020 malam.
Zainuri menceritakan, ia bersama istrinya berangkat dari rumah menggunakan sepeda motor sekitar pukul 21.00 WIB.
Tiba di rumah bidan SF pukul 21.30 WIB, istrinya dalam kondisi kritis karena akan melahirkan.
Saat tiba, Zainuri memanggil bidan SF, tetapi tidak kunjung direspons, sampai-sampai memakan waktu hingga satu jam lamanya.
“Tapi yang merespons adalah suaminya. Bahkan suaminya itu bilang bahwa istrinya (bidan) sedang sakit,” ujarnya kepada TribunMadura.com, Selasa (7/7/2020).
“Tidak lama kemudian anaknya menyusul keluar dengan memberikan pernyataan yang tidak sama dengan ayahnya, bahwa si ibu tidak bisa melayani karena tidak ada asisten,” imbuh dia.
• Ayah Cabuli Putri Kandung Hingga Melahirkan, Setelah 5 Tahun Keduanya Baru Mengaku dan Dihukum Adat
Karena masih belum mendapatkan pelayanan, istri Zainuri semakin meronta kesakitan sehingga mengundang kehadiran warga sekitar.
“Kami juga menghubungi keluarga kami untuk membantu,” ujar Zainuri.
Pada akhirnya sekitar pukul 23.00 WIB, Aljannah melahirkan secara mandiri di tengah tontonan warga sekitar.
Mengetahui Aljannah sudah melahirkan, suami bidan SF masuk ke dalam rumah untuk memanggil istrinya.
Tidak lama kemudian, Bidan SF keluar rumah untuk memberikan pelayanan dengan menggunakan APD lengkap.
“Kami langsung diarahkan masuk ke dalam rumah, kemudian anak dan istri saya dibersihkan.
Setelah dibersihkan, anak saya diletakkan di inkubator selama kurang lebih lima belas menit,” ujar Zainuri.
Dalam pelayanan tersebut Zainuri beserta istrinya masih membayar biaya sebesar Rp 800.000.
“Pukul 23.30 WIB kami disuruh pulang, alhamdulilah anak saya lahir dengan normal, jenis kelamin perempuan,” kata Zainuri.
Penderitaan istri Zainuri tidak berhenti di situ. Pasalnya, saat tiba di rumah, Aljannah masih mengalami pendarahan.
Sehingga keesokan harinya Zainuri memanggil bidan lain untuk meminta pertolongan.
“Keesokan harinya istri saya mengalami pendarahan besar dengan wajah pucat, jadi saya memanggil bidan lain.
Kalau meminta pertolongan ke bidan yang sama, saya takut kembali terjadi hal yang serupa,” ucap Zainuri.
Panik dan Hanya Modal Nekat, Pak Kades Bantu Ibu Melahirkan di Pinggir Jalan karena Tak Ada Bidan
Tak pernah terbayang dalam benak Kades Pasirharjo, Blitar, Chusana Churori bahwa hari itu dia harus menolong seorang ibu yang melangsungkan persalinan.
Pria 40 tahun itu pada Selasa (23/6/2020) membantu persalinan seorang warga tetangga desa, Siti Aminah (36).
Ibu empat anak, warga Dusun Bendelonje, Desa Kendalrejo, Kecamatan Talun, ini mendadak melahirkan di tengah jalan dekat rumah Chusana saat hendak meminta bantuan bidan desa.
"Sebenarnya saya enggak punya pengalaman khusus soal itu (persalinan). Hanya kebetulan dan modal nekat.
• Ayah Cabuli Putri Kandung Hingga Melahirkan, Setelah 5 Tahun Keduanya Baru Mengaku dan Dihukum Adat
Tapi alhamdulillah semuanya berjalan lancar," tutur Chusana saat ditemui di rumahnya, dikutip dari Surya, Rabu (24/6/2020).
Menurut Chusana, peristiwa tersebut berlangsung tanpa terduga. Sebab, kejadiannya mendadak sehingga ia harus menolong.
Peristiwa itu terjadi pada Selasa sekitar pukul 16.30 WIB.

Saat itu Chusana sedang berada di dalam rumah dan tiba-tiba terdengar ada suara wanita memanggil namanya.
"'Pak Lurah, Pak Lurah, Bu Bidan ke mana? Saat itu saya langsung setengah lari untuk menemuinya," ujar Chusana.
Begitu pintu rumahnya dibuka, ia kaget di depannya ada ibu hamil kelihatan agak panik dan sedang mencari bidan.
• Detik-detik Ibu Melahirkan di Depan Ruko Pinggir Jalan saat PSBB, Malu Dibawa ke Rumah Sakit
Chusana langsung lari ke rumah bidan yang ada di samping kanan rumahnya. Namun, bidan tak berada di tempat.
Melihat Aminah menahan sakit sambil memegangi perutnya, Chusana terbawa panik.
Apalagi Aminah terus mengikutinya sambil menggendong dua anaknya, yang satu berusia 7 tahun dan yang kecil berusia 14 bulan.
"Melihat itu, saya agak panik dan langsung lari ke dalam rumah untuk mengambil handphone buat menelepon Bu Bidan," paparnya.
Baru menelepon dan belum sempat diterima bidan, Aminah yang ada di sampingnya tiba-tiba mengerang kesakitan.
Bersamaan dengan itu, Aminah langsung terduduk di paving di samping rumahnya dan rumah bidan.
"Dia (Aminah) berteriak, 'Aduh pecah, Pak, pecah (ketubannya)," teriak Aminah ditirukan Chusana.
"Ya, kami semua panik, tetapi tak tahu apa yang harus kami lakukan.
Melihat Bu Aminah seperti itu, saya dengan cepat membuka pakaiannya, terutama yang menghalangi proses persalinan itu," ujarnya.
Chusana dengan cepat mengambil posisi terlentang di atas paving.
Tanpa ada yang memberi tahu, Chusana langsung duduk di depan paha Aminah. Hanya hitungan detik, kepala bayi itu sudah terlihat.
"Begitu kepalanya terlihat, kedua tangan saya siap menadahinya. Bersamaan itu, saya memanggil istri saya untuk mengambilkan selimut," ujar Chusana.
Meski kepala bayi itu sudah terlihat, Chusana mengaku tak berani berbuat apa-apa.
• Wanita 22 Tahun Positif Corona setelah Melahirkan Gegara Tertular Ipar & Tetangga, Ini Nasib Bayinya
Dia hanya menyiapkan kedua tangannya untuk menadah. Rupanya, bayi tersebut keluar dengan sendirinya.
"Ya, saya sempat gemetaran karena saya enggak punya pengalaman khusus (menangani proses persalinan)," ungkapnya.
Chusana lega begitu bayi sudah berada di tangannya.
Ia kemudian menyelimuti bayi laki-laki tersebut. Setelah melahirkan, Aminah dan bayinya langsung dibawa ke Puskesmas Talun, berjarak 4 km dari rumah kades.
"Suaminya mengikuti di belakang bersama dua anaknya," ujarnya.
Selama di mobil atau dalam perjalanan ke puskesmas, kondisi Aminah sehat, termasuk bayinya sehingga membuat kades tak khawatir.
Heti Candra Susanti, Kepala Puskesmas Talun, mengatakan, kondisi bayi aminah cukup sehat karena usia kandungannya cukup normal sembilan bulan tiga hari.
"Berat bayinya 3,3 kg, panjangnya 50 cm. Meski persalinannya seperti itu, semuanya berjalan lancar sehingga membuat keduanya tak ada masalah," paparnya. (Kompas.com/ Editor : David Oliver Purba/ David Oliver Purba)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Biarkan Seorang Ibu Melahirkan di Depan Rumah, Izin Praktik Bidan SF Dicabut" dan "Panik dan Gemetaran, Pak Kades Modal Nekat Bantu Wanita Melahirkan di Pinggir Jalan"
BACA JUGA: Tribunnewsmaker.com dengan judul Biarkan Ibu Hamil Melahirkan di Depan Rumah, Izin Bidan SF Dicabut, Suami & Anak Ungkap Alasan Beda