Remaja Nekat Gantung Bocah 4 Tahun dengan Kabel karena Terinspirasi YouTube, Terancam Bui 15 Tahun
Seorang balita 4 tahun meninggal dunia setelah digantung oleh remaja perempuan yang merasa dirinya terilhami tayangan YouTube.
TRIBUNMATARAM.COM - Gara-gara tayangan YouTube, seorang remaja di Mesir nekat menggantung seorang balita hingga tewas dengan kabel.
Lagi-lagi, tayangan YouTube tanpa pengawasan orangtua merenggut nyawa tak berdosa.
Seorang balita 4 tahun meninggal dunia setelah digantung oleh remaja perempuan yang merasa dirinya terilhami tayangan YouTube.
Seorang remaja perempuan di Mesir dilaporkan telah menggantung seorang anak kecil berusia 4 tahun sampai tewas.

• POPULER 3 Fakta Permintaan Maaf Ferdian Paleka di Akun YouTubenya, Klarifikasi Video Lawas Salah
• Ingat Pikotaro Artis Jepang Viral dengan Lagu PPAP? Kini Nikahi Model Seksi & Sukses Jadi YouTuber
Dia mengaku melakukan perbuatan itu akibat terpengaruh sebuah tayangan video di YouTube.
Melansir Gulf News, remaja perempuan yang berusia 13 tahun itu mengaku telah menggantung seorang anak perempuan yang masih berumur 4 tahun setelah 'terilhami' dari sebuah adegan di YouTube.
Media Mesir pada Minggu (19/7/2020) melaporkan bahwa remaja 13 tahun itu mengatakan kepada polisi bahwa dia melihat ada seorang anak kecil sedang berjalan sendirian di jalan dan minta diantar kembali ke ibunya.
Remaja itu membawa sang anak kecil ke sebuah tempat pemukiman, pada sebuah bangunan yang memiliki alat poros udara dari besi di Useem, Giza deket Kairo.
Di sana dia memasang kabel ke sangkar besi dan menggunakannya untuk menggantung anak yang berusia 4 tahun itu sampai anak itu meninggal.
Di dalam poros udara itu, remaja itu menutup mulut anak kecil yang menangis setelah membentuk kabel menjadi tali penggantung dan menggantung anak tak berdosa itu di sana.
"Saya berpikir untuk melakukan apa yang saya lihat di YouTube," ujar remaja perempuan itu sebagaimana dilansir media swasta Al Masri Al Youm.
Melihat anak kecil itu tewas, remaja itu melarikan diri ke rumah bibinya karena orangtuanya telah bercerai dan remaja itu tinggal bersama sang bibi.
Tak lama, polisi diberitahu tentang adanya pembunuhan setelah mayat anak itu ditemukan. Polisi pun melakukan penyelidikan dan menunjuk remaja perempuan yang mengaku sebagai pembunuh anak itu.
Laporan penyelidikan mengatakan, remaja itu telah berulang kali menonton tayangan video YouTube yang mengilhaminya melakukan perbuatan keji tersebut.
Menurut hukum Mesir, pelanggar hukum di bawah 18 tahun diadili di pengadilan anak-anak dan menghadapi hukuman penjara maksimal 15 tahun.
Pelaku pidana di bawah 18 tahun juga akan dirawat di sebuah lembaga rehabilitasi ketika dinyatakan bersalah atas suatu tindak pembunuhan.

Kasus Serupa, Membunuh Terinsipirasi Film
publik dikejutkan dengan berita pembunuhan seorang bocah berinisial APA (5) yang dilakukan oleh tetangganya sendiri, yakni seorang remaja berinisial NF (15). Peristiwa pembunuhan tersebut terjadi di daerah Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kamis (5/3/2020).
Pembunuhannya tergolong sadis. Sikap pelaku pembunuhan yang mengaku tidak menyesal juga mendapatkan sorotan dari publik.
Berikut ini adalah sejumlah fakta yang sudah terungkap dalam kasus tersebut:
1. Tersangka menyerahkan diri ke polisi

Peristiwa pembunuhan itu terungkap ketika NF menyerahkan diri ke Polsek Taman Sari, Jakarta Barat, Jumat (6/3/2020).
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto mengatakan, kepada polisi, NF mengaku telah membunuh tetangganya sendiri dan menyimpannya di dalam lemari di kamarnya.
"Korban bermain dengan tersangka, kemudian tersangka membunuh korban.
Setelah itu, tersangka memasukkan korban ke dalam lemari baju yang ada di dalam kamar tersangka," ungkap Heru, Jumat.
• Siswi SMP Sadar dan Mengaku Puas Setelah Bunuh Bocah 5 Tahun, Polisi Periksa Orang Tua Tersangka
Selanjutnya, polisi melimpahkan tersangka ke Polsek Sawah Besar guna penyelidikan lebih lanjut.
2. Sempat diduga menjadi korban penculikan
Orangtua korban sempat menduga anaknya menjadi korban penculikan karena tak kunjung pulang ke rumah usai bermain ke rumah NF. Korban dan tersangka diketahui bertetangga.
Kemudian, orangtua korban melaporkan peristiwa dugaan penculikan itu kepada Ketua RT setempat.
• Polisi yang Interogasi Siswi SMP Pembunuh Bocah Bingung, Pelaku Tenang Cerita Sendiri Tanpa Ditanya
Ketua RT 04/RW 06 Sawah Besar, Sofyan mengatakan, orangtua korban bersama warga mencari keberadaan korban ke rumah tersangka NF. Bahkan, mereka juga mengecek kamar tersangka.
"Jadi memang orang tuanya (korban) ini lapor ke saya, bilang anaknya enggak pulang-pulang.
Akhirnya kita cari, kita juga sempat ke atas (kamar tersangka) cuma lihat kamar kosong," kata Sofyan saat ditemui di daerah Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Keluarga korban baru mengetahui peristiwa pembunuhan yang menimpa anaknya ketika polisi mendatangi TKP pada Jumat pagi.
"Pas Jumat pagi itu, ada polisi datang dari Polsek Taman Sari, saya juga enggak tahu (kalau korbam dibunuh), katanya anaknya (tersangka) lapor dan menyerahkan diri," ungkap Sofyan.
3. Korban dibunuh secara sadis
Heru mengatakan, tersangka membunuh korban ketika korban bermain ke rumah tersangka. Bahkan, kepada polisi, tersangka mengaku secara sadar membunuh korban.
Heru menjelaskan, APA yang berkunjung ke rumah tersangka dibunuh dengan cara ditenggelamkan ke dalam bak mandi, dicekik, dan dimasukkan ke dalam lemari di kamarnya.
• Perubahan Drastis Sikap Siswi SMP Pembunuh Bocah, Mulai Sering Kurung Diri saat Masuk SMP
Sebelumnya, tersangka sempat berniat membuang jenazah korban. Namun, tersangka mengurungkan niatnya tersebut dan tetap menyimpan jenazah korban dalam lemari.
"Awalnya mau dibuang karena sudah menjelang sore, akhirnya disimpan di dalam lemari," ungkap Heru.
Keesokan harinya, tersangka pun secara sadar beraktivitas seperti biasa.
Dia berangkat ke sekolah dan meninggalkan jenazah korban di dalam kamarnya.
Saat perjalanan menuju sekolah, tersangka memilih berganti pakaian dan menyerahkan diri ke Polsek Taman Sari.
Keterangan awal tersangka kepada polisi, dia mengaku merasa puas setelah membunuh korban.
4. Adegan pembunuhan terinsipirasi film Chucky

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, tersangka kerap menonton film bergenre horor atau film dengan adegan sadis.
Salah satu film yakni Chucky, film tentang boneka pembunuh yang populer tahun 1980-an merupakan inspirasi NF membunuh APA.
"Tersangka ini sering menonton film horor, salah satunya Chucky. Dia senang menonton film horor, itu memang hobinya," ujar Yusri di Polres Jakarta Pusat, Sabtu (7/3/2020).
Kepada polisi, tersangka juga mengaku memiliki hasrat untuk membunuh orang lain.
Kebetulan, korban lah yang berada di rumahnya saat hasrat membunuhnya muncul.
"Memang tersangka ini punya hasrat untuk membunuh orang, tapi saat hari itu dia sudah tidak bisa menahan lagi," ungkap Yusri.
5. Sering membunuh hewan tanpa alasan
Tak hanya memiliki hasrat membunuh orang lain, Yusri mengatakan, tersangka juga memiliki kebiasaan tak wajar yakni membunuh hewan-hewan tanpa alasan.
"Sejak kecil pelaku senang bermain dengan binatang dan membunuh binatang dengan gampang," kata Yusri.
• Banyak Pesan Kebencian untuk Ayah, Polisi Mulai Periksa Orangtua Siswi SMP yang Bunuh Bocah
Yusri mengungkapkan, tersangka juga suka memelihara kucing. Kendati demikian, dia tak segan membunuh hewan peliharaannya tanpa alasan.
"Dia mempunyai hewan kesayangan, hewan peliharaan kucing, Tapi kalau lagi kesal, (kucing) itu bisa juga dilempar dari lantai 2," ungkap Yusri.
6. Diperiksa kondisi kejiwaannya
Karena memiliki sejumlah kebiasaan tak wajar, polisi memutuskan untuk memeriksa kondisi kejiwaan tersangka.
NF dibawa ke RS Kramat Jati, Jakarta Timur untuk menjalani pemeriksaan kejiwaan, Minggu (8/3/2020).
Polisi akam mengumumkan hasil pemeriksaan psikologis NF setelah mendapatkan hasilnya dari dokter RS Kramat Jati.
• Banyak Pesan Kebencian untuk Ayah, Polisi Mulai Periksa Orangtua Siswi SMP yang Bunuh Bocah
7. Ditempatkan di lapas khusus
Atas perbuatannya, NF ditahan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPAK) Cinere, Jakarta Selatan.
Alasannya, polisi menjalankan 4 asas penanganan kasus tindak pidana dengan tersangka anak berusia di bawar umur.
Asas pertama adalah asas praduga tidak bersalah. Kedua, yang menjadi pelaku adalah anak-anak.
Ketiga, selama pemeriksaan , tersangka harus didampingi oleh orang tua baik kandung atau asuh.
Asas keempat adalah penempatan tahanan tersangka berusoa di bawah umur berbeda dengan tahanan orang dewasa.
8. Respons KPAI
Komisi Perlindungan Anak Indonesia pun angkat bicara terkait pembunuhan sadis yang melibatkan remaja berusia di bawah umur.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti menyesalkan peristiwa pembunuhan tersebut.
Apalagi, berdasarkan keterangan tersangka, peristiwa pembunuhan itu terinsipirasi oleh adegan film.
• Sesak Hati Ibu Korban Pembunuhan Siswi SMP Ingat Tahun Ini Anaknya Masuk TK bersama Adik Pelaku
Retno menjelaskan, adegan yang ditampilkan dalam sebuah film dapat mempengaruhi perilaku seorang anak.
"Anak adalah peniru ulung dari apa yang dia lihat langsung di lingkungannya atau dia lihat melalui tayangan di televisi dan film," kata Retno, Minggu.
Kendati demikian, lanjut Retno, pembunuhan yang dilakukan NF tak sepenuhnya didasari oleh film yang ditonton si pelaku. Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi psikis tersangka untuk membunuh korban.
Oleh karena itu, Retno menekankan perlunya pengawasan orang tua terhadap film dan sinetron yang ditonton anak-anak.
"Di sinilah pentingnya para orangtua untuk melakukan pendampingan dan pengawasan terhadap apa yang ditonton anak-anak mereka, baik melalui televisi maupun aplikasi youtube, mengingat mayoritas anak sudah memiliki telepon genggam," ungkap Retno.
(Kompas.com/ Miranti Kencana Wirawan/ Rindi Nuris Velarosdela)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gara-gara Tayangan YouTube, Remaja Ini Gantung Seorang Anak Balita" dan judul "8 Fakta Pembunuhan Sadis di Sawah Besar, Pelaku Menyerahkan Diri dan Terinspirasi Film Chucky"
BACA JUGA Tribunnewsmaker.com dengan judul Remaja Nekat Gantung Bocah 4 Tahun dengan Kabel karena Terilhami YouTube, Terancam Bui 15 Tahun.