Virus Corona
Pendemi Virus Corona, WHO Beri Peringatan: Dampaknya Akan Terasa Selama Beberapa Dekade Mendatang
Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) pada Sabtu (1/8/2020) memperingatkan bahwa pandemi virus corona kemungkinan bertahan lebih lama.
TRIBUNMATARAM.COM - Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) pada Sabtu (1/8/2020) memperingatkan bahwa pandemi virus corona kemungkinan bertahan lebih lama.
Peringatan itu disampaikan setelah komite WHO mengadakan pertemuan darurat untuk mengevaluasi krisis wabah yang terjadi selama 6 bulan ke belakang, menurut keterangan media Perancis AFP.
Komite tersebut menggarisbawahi antisipasi terhadap panjangnya durasi wabah Covid-19 dan memperingatkan tentang risiko kelelahan dalam penanggulangan wabah karena tekanan sosial-ekonomi di banyak negara.
• Diduga Depresi, Pasien Positif Corona Pilih Lompat dari Lantai 6 Rumah Sakit setelah Sehari Dirawat
Melansir Israel National News, komite yang berkumpul pada Jumat lalu adalah pertemuan yang keempat kalinya dalam penanganan wabah virus corona.
Pertemuan-pertemuan itu telah dilakukan dalam setengah tahun ini, sejak deklarasi darurat yang disampaikan Kesehatan Masyarakat Internasional (PHEIC) pada 30 Januari lalu, sebuah peringatan tertinggi dari WHO.
"WHO terus menilai tingkat risiko Covid-19 di tingkat global menjadi sangat tinggi," ungkap pernyataan terakhir.

"Komite menyoroti durasi panjang pandemi Covid-19 yang diantisipasi ini, mencatat pentingnya upaya berkelanjutan di tingkat komunitas, nasional, regional, dan respons global."
Komite itu terdiri dari 18 anggota dan 12 penasihat dengan suara bulat setuju bahwa pandemi virus corona masih berlangsung lama serta mendesak WHO untuk memberi panduan kepada masyarakat global untuk mencegah risiko kelelahan penanggulangan akibat tekanan sosial dan ekonomi.
• Aishwarya Rai dan Putrinya Sembuh dari Corona, Amitabh Bachchan & Abhisek Masih Dirawat
Panel mendesak WHO untuk mendukung negara-negara dalam menyiapkan peluncuran terapi dan vaksin yang teruji.
Ada pun Kepala Direktur WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus juga mengatakan, dampak dari wabah virus corona akan terasa lebih lama.
"Pandemi (Covid-19) adalah krisis kesehatan sekali dalam seabad, yang dampaknya akan terasa selama beberapa dekade mendatang," tambah Tedros.
Virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 telah menewaskan setidaknya 680.000 orang dan menginfeksi sekitar 17,6 juta orang sedunia sejak pertama kali terjadi di China pada Desember lalu berdasarkan penghitungan dari sumber resmi AFP.
Dalam 5 Hari Penambahan Kasus Virus Corona Capai 1 Juta Pasien, WHO Beri Peringatan: Musuh Nomor 1
Berdasarkan data dari Universitas Johns Hopkins, dalam lima hari terakhir kasus positif Covid-19 di dunia mencapai 1 juta.
Oleh sebab itu, Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) memperingatkan, tidak akan ada "kenormalan lama" selama langkah pencegahan masih diabaikan.
Saat ini berdsarkan perhitungan Johns Hopkins, kasus Covid-19 di seluruh dunia sudah mencapai 13 juta, dengan korban meninggal lebih dari 570.000.
• UPDATE Corona Dunia Senin 13 Juli 2020: 13 Juta Kasus, Pasien Covid-19 Indonesia Terbanyak di ASEAN
Dalam konferensi pers virtual di Jenewa, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan, "kenormalan lama" bisa tidak terlihat di masa depan.
"Mari saya perjelas. Terlalu banyak negara yang kebijakannya berjalan di arah yang salah, dengan penyakit ini masih jadi musuh nomor satu," paparnya.
Tedros menerangkan, jika langkah dasar pencegahan saja tidak ditaati, maka bisa jadi virus corona ini malah bakal semakin memburuk.

Wabah ini terutama menyebar dengan cepat di Amerika Latin, dengan Benua Amerika mencatatkan setengah kasus maupun korban meninggal di seluruh dunia.
Sebagian wilayah di dunia, terutama AS dengan lebih dari 3,3 juta kasus virus corona, masih mencatatkan kenaikan infeksi gelombang baru.
Sementara di negara lain, "kurva mulai melandai" dengan ada yang mulai melonggarkan lockdown, seperti diberitakan SCMP, Selasa (14/7/2020).
Di beberapa tempat, seperti Kota Melbourne di Australia dan Leicester di Inggris, otoritas lokal kembali menerapkan karantina wilayah.
Hong Kong, yang tingkat penularannya rendah dengan 1.522 kasus, masih memperketat pembatasan sosial karena kekhawatiran akan adanya gelombang ketiga.
• Ketika Sebagian PNS Mengeluhkan Pendapatan Mereka yang Berkurang di Tengah Pandemi Virus Corona
Di Brasil, 1,86 juta orang terpapar virus itu, termasuk yang terbaru adalah Presiden Jair Bolsonaro, dengan 72.000 orang tewas.
Meski masih ada laporan kenaikan, Presiden AS Donald Trump dan pejabat Gedung Putih mengklaim bahwa wabah tertangani dengan baik.
Malah, Trump sudah memerintahkan agar sekolah sudah mulai dibuka lagi pada musim gugur mendatang. Keputusan yang dikritik Ketua DPR AS, Nancy Pelosi.
"Presiden dan jajarannya sudah mulai merusak kesehatan dari anak-anak kita," jelas politisi Demokrat itu kepada CNN’s State of the Union.
Pelosi menegaskan, seperti yang lain, tentu dirinya berharap anak-anak bisa kembali bersekolah. "Namun, mereka harus bersekolah dengan selamat," ujar dia.
Ketua kedaruratan WHO, Mike Ryan, meminta negara-negara untuk memastikan sekolah dibuka kembali begitu penyebarannya bisa ditekan.
Ketika kasus pertama terdeteksi di Wuhan, China, pada awal 2020, dibutuhkan sekitar tiga bulan sebelum kasusnya mencapai 1 juta.
Akan tetapi, dilaporkan hanya butuh lima hari ketika merangkak dari 12 juta ke 13 juta terkait penyebaran virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 tersebut. (Kompas.com/ Miranti Kencana Wirawan/ Miranti Kencana Wirawan/ Ardi Priyatno Utomo)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "WHO: Pandemi Covid-19 Kemungkinan Akan Bertahan Lama..." dan "Kasus Covid-19 Dunia Capai 1 Juta dalam 5 Hari, Ini Peringatan WHO"
BACA JUGA : Tribunnewsmaker.com dengan judul WHO Beri Peringatan Soal Pandemi Covid-19: Kemungkinan Akan Bertahan Lama, Dampaknya Terasa Tahunan