Istri Dubes Belanda untuk Lebanon Tewas karena Ledakan, Ada di Ruang Tamu dengan Suami saat Kejadian
Istri Duta Besar Belanda untuk Lebanon, Jan Waltmans dinyatakan tewas dalam insiden ledakan Lebanon setelah sebelumnya mengalami luka.
mereka dikerahkan dari pos di La Quarantaine, timur laut Beirut, dan yang pertama tiba di lokasi, demikian keterangan kepala tim pemadam kebakaran.
Setelah itu, enam rekan mereka lainnya menyusul. "Di tengah keadaan darurat, kami punya otoritas untuk mendobrak pintu tanpa seizin pemerintah atau militer," jelas seorang sumber.
Dia menerangkan, Noon, Hawwa, Hitti, dan Faris berangkat menggunakan kendaraan gerak cepat, sementara enam lainnya mengendarai mobil pemadam.
Keempatnya kemudian sampai di Gudang 12, tempat amonium nitrat diduga disimpan, dan mencoba masuk untuk mencegah ledakan lebih besar.
Namun, mereka kehabsan waktu. Ledakan pun terjadi. Sumber itu menuturkan sembilan orang dari tim pertama itu masih belum ditemukan.
"Sementara Sahar Faris ditemukan dan dinyatakan tewas. Keluarganya berkabung kemarin, dan tunangannya juga begitu sedih," kata sumber tersebut.
Dalam unggahannya di media sosial, tunangan Faris menuturkan bahwa mereka sudah berencana menikah pada 6 Juni 2021 mendatang.
Mereka sudah membeli rumah, bahkan Faris sudah membeli perabotan yang mereka sukai. Namun ledakan di Beirut membuyarkan impian indah mereka.
"Engkau sudah menghancurkanku, membakar hatiku. Aku sudah tak berhasrat hidup sejak engkau tiada. Semoga mereka yang mengambilmu dariku dikutuk," janji Karaan.
Foto momen terakhir itu kemudian menyebar di akun Twitter berbahasa Arab, di mana netizen memberikan penghormatan terakhir bagi para korban.
Kepala tim pemadam, yang meminta namanya dirahasiakan, menegerkan bahwa Hawwa dan timnya merupakan pribadi yang pemberani.
"Apa kata yang tepat bagi mereka yang sudah mengorbankan nyawanya? Mereka adalah pahlawan dan kami berutang kepada mereka," jelasnya.
Setidkanya 154 orang tewas dan 5.000 lainnya terluka, setelah 2.750 ton amonium nitrat meledak dan menciptakan kekuatan setara gempa bumi 3,3.
Material berbahaya itu dilaporkan disimpan di gudang selama enam tahun terakhir, dengan pihak setempat sempat berusaha mengeluarkannya.
Sejumlah pejabat pelabuhan dan bea cukai langsung ditahan karena mereka dianggap bertanggung jawab atas insiden yang membuat 300.000 orang kehilangan rumah.