Demi Mengabdi pada Warga Surabaya, Risma Blak-blakan Tolak Tawaran Presiden Jokowi Jadi Menteri
Sempat tolak tawaran Jokowi untuk jadi menteri, Tri Rismaharini pilih mengabdi pada warga Surabaya.
"Tujuan saya memang untuk membangun motivasi, karena tidak ada gunanya saya bangun Surabaya bagus-bagus, tapi manusianya tidak mendapatkan apa-apa," ucap Risma.
Oleh karena itu, ia terus memotivasi warganya untuk terus berjuang dan bergerak supaya tidak menjadi penonton di kotanya sendiri.
Bahkan, ia meminta anak-anak Surabaya untuk terus berjuang dan bekerja keras supaya sukses dan berhasil di kemudian hari.
"Kalian semua berhak sukses dan berhak berhasil. Sekarang, jangan lagi bilang saya hanya anaknya tukang becak dan sebagainya, meskipun anaknya tukang becak, kalian masih bisa berhasil, asalkan kalian mau bekerja keras. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan, asalkan kalian mau," ujar dia.
Viral Aksi Risma Bersujud di Kaki Dokter
Risma akhirnya angkat bicara terkait alasannya menangis dan nekat bersujud di kaki dokter saat pertemuan di Balai Kota Surabaya.
Ia mengaku merasa tidak terima karena dokter tersebut terus menyudutkan stafnya yang sudah bekerja keras.
Berikut penjelasan selengkapnya.
• Kondisi Terkini Wali Kota Surabaya Risma setelah Pingsan saat Rapat, Keluarga Ungkap Sebabnya
• Risma Menangis Terima Bantuan Covid-19 dari BIN, Tak Mau Kecolongan Surabaya Jadi Separah Wuhan
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membeberkan alasan saat dirinya harus menangis dan bersujud di hadapan seorang dokter di Balai Kota Surabaya, Senin (29/6/2020).
Dirinya mengaku tidak terima stafnya terus disalahkan karena dianggap tak bisa berkoordinasi soal penuhnya rumah sakit yang merawat pasien Covid-19.
"Bapak itu ngotot dan nunjuk staf saya, saya ngga terima. Staf saya sudah saya "banting-banting". Kalau nyalahkan saya saja, kenapa harus staf saya. Bilang saja Risma goblog," katanya saat acara eksklusif di Program Acara Rosi di KompasTV, bertajuk 'Ada Apa dengen Risma', Kamis (2/7/2020).
Risma juga mengatakan, selama menangani wabah corona, dirinya bekerja selalu menggunakan data.
Pernyataan dokter yang menyebut rumah sakit penuh sempat membuat dirinya bingung.
"Saat itu saya tunjukkan data, kok saya bingung ada rumah sakit penuh, ini yang penuh yang mana, sampai ga ngerti saya," katanya.
"Di data kami itu enggak," tambahnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/mataram/foto/bank/originals/tri-risma-harini.jpg)