Virus Corona

Kabar Baik Virus Corona, Pekan Depan Vaksin dari Seluruh Dunia Bakal Diterima WHO

Badan Kesehatan Dunia (WHO) pekan depan akan menerima serangkaian vaksin Covid-19 yang dijanjikan dari berbagai negara untuk seluruh dunia.

TribunMataram Kolase/ (SALVATORE DI NOLFI)
Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa Covid-19 sebagai pandemi global EPA-EFE/SALVATORE DI NOLFI 

TRIBUNMATARAM.COM - Mulai pekan depan, WHO segera terima vaksin Covid-19 dari seluruh dunia.

Untuk menanggulangi virus corona, berbagai negara berlomba-lomba menemukan vaksin.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) pekan depan akan menerima serangkaian vaksin Covid-19 yang dijanjikan dari berbagai negara untuk seluruh dunia.

Namun, menurut laporan Reuters pada Jumat (28/8/2020), badan tersebut telah mengurangi ambisinya terhadap program global vaksin vius corona tersebut.

ilustrasi penemuan vaksin corona
ilustrasi penemuan vaksin corona (YouTube WGBH News)

Bantah Jadi Kelinci Percobaan Vaksin Virus Corona, Erick Thohir: Uji Coba Bukan di Indonesia Saja

POPULER Siap-siap Subsidi Vaksin Covid-19 Gratis untuk Pemilik BPJS Kesehatan, Tapi Tak Semua Dapat

Amerika Serikat (AS), Jepang, Inggris, dan Uni Eropa telah mencapai kesepakatan mereka sendiri untuk mengamankan jutaan dosis vaksin Covid-19 untuk warganya, mengabaikan peringatan badan PBB bahwa "nasionalisme vaksin" akan menekan pasokan.

Para ahli memperingatkan, bahwa jika negara lainnya juga melakukan hal sama, maka strategi WHO untuk memerangi pandemi virus corona secara global dan adil berisiko gagal.

“Jika itu terjadi, cukup jelas bahwa volume vaksin yang tersedia tidak mencukupi untuk negara lain, terutama dalam 6 hingga 9 bulan pertama,” kata Alex Harris, kepala kebijakan global di badan amal kesehatan Wellcome Trust.

Negara-negara yang ingin menjadi bagian dari inisiatif WHO, yang dijuluki COVAX, harus mengirimkan pernyataan minatnya untuk berkontribusi paling lambat Senin (31/8/2020) mendatang.

Lebih dari 170 negara, termasuk Kanada, Norwegia, Korea Selatan dan Inggris, telah mengajukan pernyataan minat yang tidak mengikat untuk berpartisipasi dalam skema tersebut.

Negera-negara tersebut disebut WHO sebagai satu-satunya inisiatif global untuk memastikan vaksin Covid-19 tersedia di seluruh dunia untuk negara kaya dan negara miskin.

Dalam program COVAX ini telah mendaftarkan 9 kandidat vaksin Covid-19 dan menetapkan rencana untuk mendapatkan serta mengirimkan 2 miliar dosis pada akhir 2021 di seluruh negara yang mendaftar.

Namun, kabarnya cukup sulit untuk membuat negara-negara kaya ikut serta secara penuh, melebihi janji pendanaan dan kata-kata hangat tentang menyumbangkan kelebihan vaksin yang akan diproduksi di dalam negerinya.

Pekan lalu, kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengkritik negara-negara penimbun vaksin, memperingatkan bahwa strategi tersebut akan memperburuk pandemi virus corona.

Dalam seruan terakhir untuk mendapatkan dukungan sebelum batas waktunya, Senin, dia menulis surat kepada anggota yang mendesak partisipasi negara-negara kaya.

Seorang juru bicara mengatakan kepada Reuters bahwa Komisi Uni Eropa "berkomitmen penuh" untuk keberhasilan COVAX, tapi secara paralel, mereka juga mengadakan pembicaraan dengan produsen vaksin dalam negeri untuk memasok blok negara tersebut.

Inggris mengatakan mendukung COVAX untuk memastikan akses yang sama ke vaksin, termasuk pendanaan, sambil melakukan kesepakatan pasokan bilateral sendiri.

Gedung Putih tidak segera mengomentari situasi tersebut. AS tidak berpartisipasi dalam peluncuran program pada April atau acara penggalangan dana pada Mei.

Kesepakatan

Kesepakatan agresif Uni Eropa untuk pasokan vaksin Covid-19 dan pernyataan hangat tentang COVAX telah merusak inisiatif tersebut, yang dipimpin bersama oleh WHO, aliansi vaksin GAVI, dan Koalisi CEPI untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi.

Komisi Eropa kemungkinan akan menjanjikan uang tunai untuk COVAX, tetapi juga mengamankan kesepakatan pasokannya sendiri untuk negara-negara anggota, menganggap COVAX terlalu lambat dan mahal.

Brussels telah memberi tahukan bahwa mereka dapat membantu mendanai COVAX, tetapi tidak dapat berusaha membeli vaksin melalui kedua skema tersebut, kata juru bicara Komisi.

Beberapa negara terpaksa memilih untuk menarik diri dari COVAX sepenuhnya.

Republik Ceko dan Portugal terdaftar sebagai pendukung awal, tetapi dukungan pemerintah tampaknya telah mendingin setelah bergabung dengan program pengadaan vaksin UE.

Praha memilih program UE sebagai gantinya.

Portugal telah meminta pengiriman awal 6,9 juta dosis vaksin ketika program UE tersedia, kata pemerintah.

Ditanya apakah akan berpartisipasi dalam COVAX, juru bicara regulator obat negara INFARMED mengatakan akan mengoordinasikan partisipasinya dalam program tersebut dengan negara-negara Eropa lainnya.

Anggota WHO lainnya, yang sudah menjadi donor utama untuk program vaksin global yang tidak terkait dengan Covid-19, juga masih ragu-ragu.

Brasil, dengan wabah virus corona terburuk ke-2 di dunia, setelah AS, belum memutuskan apakah akan berpartisipasi, kata seorang juru bicara kementerian kesehatan.

Di Jepang, Wakil Menteri Kesehatan Hisashi Inatsu mengatakan dia ingin mengikuti diskusi tentang partisipasi, tetapi pemerintah belum mengatakan apakah akan menyampaikan pernyataan minat resmi pada Senin.

Seperti banyak negara kaya lainnya, Jepang telah memesan pasokan vaksinnya sendiri, dengan hampir 250 juta dosis vaksin potensial dipesan dari AstraZeneca (AZN.L), Pfizer (PFE.N) dan BioNTech (BNTX.O).

Dilema negara kaya

Para pejabat negara mengatakan bahwa kesepakatan COVAX dan pemerintah dapat berjalan secara paralel, tetapi itu sangat berbeda dari rencana awal yang diuraikan pada musim semi.

Dengan bertindak sendiri, negara akan menciptakan "sedikit pemenang dan banyak pecundang", kata Richard Hatchett, CEO CEPI, memperingatkan soal batas waktu pernyataan minat pada Senin mendatang.

Ini juga berarti negara-negara yang lebih miskin atau kurang kuat, mungkin berada di urutan paling belakang untuk mendapatkan vaksin yang dapat membantu mereka mengendalikan pandemi virus corona.

“Risikonya adalah akses ke vaksin Covid-19 akan ditentukan oleh daya beli dan kemampuan untuk menandatangani kesepakatan pembelian di muka, daripada kebutuhan medis atau situasi epidemiologis yang berubah,” kata Dimitri Eynikel, perwakilan UE untuk obat-obatan dan vaksin untuk Dokter Tanpa Pemnbatasan (DWB).

Inisiatif ini semakin signifikan bagi WHO karena pengawasan tumbuh pada penanganan pandemi.

Hasil putaran pertama akan menyoroti tantangan mengatasi krisis global dengan kepentingan individu yang bersaing.

Seorang pejabat senior pemerintah Eropa menjelaskan dilema yang dihadapi negara-negara kaya, yaitu bagaimana mendukung vaksin untuk negara-negara berkembang ketika mungkin tidak cukup untuk populasi dalam negeri sendiri.

Mengalihkan sumber daya ke luar negeri “sulit untuk dijual di dalam negeri”, katanya. (Kompas.com/ Shintaloka Pradita Sicca)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Vaksin Covid-19 dari Seluruh Dunia akan Diterima WHO Pekan Depan ".

BACA JUGA Tribunnewsmaker.com dengan judul Kabar Baik Virus Corona, Minggu Depan Vaksin dari Seluruh Dunia Bakal Diterima WHO.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved