Warga Dua Desa Bertaruh Nyawa Tiap Sebrangi Jembatan Darurat, Ada yang Sampai Meninggal Dunia

Warga di dua desa terpaksa setiap hari bertaruh nyawa menyeberangi jembatan darurat untuk menjalankan aktivitas mereka sehari-hari.

Editor: Asytari Fauziah
dok BNPB
Ilustrasi sungai 

Diduga karena kelebihan beban para korban di atas jembatan berjatahun ke arus sungai yang kebetulan dalam kondisi banjir.

"Remaja-remaja itu berwisata di atas jembatan,"  kata Ujang, Minggu (19/1/2020).

"Saat itu mereka selfie-selfie," lanjutnya. 

 Gedung 4 Lantai di Slipi Roboh, 11 Korban Jiwa, Pengemudi Ojol, Karyawan Alfamart & Ibu Lansia Luka

Jembatan putus, diduga akibat kelebihan kapasitas.

Selain itu, ada dugaan saat di atas jembatan para remaja menggoyang-goyangkan jembatan.

"Diduga kelebihan kapasitas. Ada dugaan juga remaja sempat menggoyang-goyangkan jembatan," kata Ujang.

Saat ini proses pencarian korban masih dilakukan oleh tim gabungan TNI/Polri, Basarnas, BPBD dan sejumlah organisasi Mahasiswa Pencita Alam dari Universitas Bengkulu. (Kompas.com/ Kontributor Bulukumba, Nurwahidah/ Farid Assifa/ Kontributor Bengkulu, Firmansyah)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Warga 2 Desa Ini Setiap Hari Bertaruh Nyawa Seberangi Jembatan Bambu" dan "Jembatan Gantung Putus di Objek Wisata Bengkulu Renggut 4 Korban Jiwa, Diduga Akibat Kelebihan Beban dan Remaja Iseng".

BACA JUGA di Tribunnewsmaker.com dengan judul Warga Dua Desa Taruhan Nyawa Tiap Sebrangi Jembatan, Tak Bisa Sekolah Hingga Ada yang Meninggal.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved