Guru SMP Buat Bilik Pendeteksi Suhu Badan Otomatis, Tak Mau Satpam Tertular Covid-19 karena Terpapar

Guru mata pelajaran pendidikan komputer dan prakarya ini menciptakan bilik pendeteksi suhu badan otomatis.

Editor: Asytari Fauziah
Shutterstock via Tribunnews
Ilustrasi virus Corona 

Kalau tidak akurat kan berbahaya. Jadi paling lama itu uji cobanya,” kata Miko.

Untuk mendekteksi suhu tubuh hanya membutuhkan waktu dua hingga tiga detik.

Pengunjung bisa mendekatkan dahinya ke alat deteksi di dalam bilik itu.

“Paling akurat di dahi. Tetapi semua tubuh bisa,” kata Miko.

Petugas yang berjaga tak perlu mendekat ke pengunjung yang memasuki bilik deteksi itu.

Karena, informasi hasil deteksi suhu tubuh terhubung dengan ponsel berbasis android.

Menurut Miko, alat itu bisa dikembangkan dengan menambah kamera.

Sehingga, setiap orang yang masuk ke dalam bilik deteksi suhu tubuh bisa terekam jelas.

Akan tetapi, hal itu urung dilakukan karena anggaran yang terbatas.

Mayat Wanita Telanjang Ditemukan Terbungkus Selimut Diikat Tali, Tetangga Lihat Satpam Mencurigakan

"Jadi petugasnya tidak usah mendekat. Maksimal lima meter dapat diketahui dari ponsel pintar berbasis android," kata Miko.

Bahan pembuatan bilik deteksi otomatis itu hampir seluruhnya berasal dari produk lokal.

Namun, ada beberapa barang yang harus dibeli dari luar negeri karena persediaan di pasar dalam negeri habis.

Miko menjual sebuah alat pendeteksi suhu tubuh otomatis dengan harga Rp 5,8 juta.

Harga itu telah termasuk biaya pemasangan.

Sedangkan warga dari luar daerah yang ingin membeli juga dibebankan biaya pengiriman.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved