Viral Hari Ini

Viral Curhatan Guru Tak Digaji Meski Sudah Mengajar selama 2 Tahun, Kepsek Akhirnya Ungkap Alasan

Sugeng menjelaskan, sekolah yang dipimpinya itu sangat bergantung Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) yang dibayarkan siswa.

(Kompas.com/Ahmad Dzulviqor)
Ruang kelas di SMP Budi Luhur Sebakis, terlihat kerusakan di banyak bagian, sekolah ini berstatus filiat dan menginduk pada SMPN PGRI Nunukan 

TRIBUNMATARAM.COM - Viral guru SMP Budi Luhur dua tahun bekerja tak digaji, sekolah beri penjelasan.

Pihak sekolah SMK Budi Luhur melalui Kepala Sekolah Sebakis Sugeng Yuniarso membantah pihaknya tidak pernah memberikan gaji selama dua tahun terhadap guru Elin (28).

Sugeng mengatakan jika sekolah hanya terlambat membayarkan gajinya.

Viral Postingan Facebook Sebut Guru Makan Gaji Buta Selama Pandemi Covid-19, Dilaporkan ke Polisi

Perjuangan Guru Rela Datangi Rumah Murid-muridnya untuk Mengajar saat Pandemi, Foto-fotonya Viral!

"Ada miss komunikasi, jadi bukan gajinya tidak dibayarkan, dibayarkan hanya saja memang tidak tentu waktunya, dan besarannya tidak selalu sama," ujar Sugeng, Kamis (10/9/2020).

Sugeng menjelaskan, sekolah yang dipimpinya itu sangat bergantung Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) yang dibayarkan siswa.

"Kita tarik iuran SPP itu Rp 50.000 per siswa, itulah yang kami gunakan untuk membayar gaji Elin, dan setiap bulan tidak semua pelajar membayar SPP, untuk Alat Tulis Kantor (ATK) ada dibantu sama sekolah induk SMP PGRI," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdik Nunukan Widodo mengatakan, masalah gaji guru Elin merupakan urusan internal pihak sekolah.

"Ini internal yayasan kalau masalah gaji dan sekolahnya, kami tak masuk ke situ, bisa jadi karena Covid-19 jadi adanya segitu," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, keikhlasan Elin (28) seorang guru honor di SMP Budi Luhur Sebakis Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, menyeruak menjadi keprihatinan manakala suaminya mengeluhkan kondisinya di media social Facebook.

Suami Elin, Yudha Adjie mempertanyakan sikap pemerintah daerah yang dinilai abai atas kondisi istrinya.

Padahal, Elin sudah 5 tahun mengabdi menjadi guru di sekolah tersebut, tanpa pernah menerima gaji layaknya guru honor lain.

"Sering saya suruh berhenti dia, tapi dia hanya menjawab kasihan anak anak di sekolah, tidak ada yang mengajar, bagaimana kalau mau ujian? Itu saja jawabnya," ujar Yudha , Selasa (8/9/2020).

Saat ini, Elin tengah hamil muda dan sering mengalami pusing dan mual, sehingga saat Kompas.com mencoba berbincang melalui sambungan telepon, suaminyalah yang mewakilinya menjelaskan permasalahan Elin.

Bagi Elin, persoalan materi tidak mengendurkan semangat pengabdiannya untuk mencerdaskan generasi bangsa di perbatasan RI–Malaysia ini.

Elin hanya ingin melihat anak anak perbatasan menjadi terdidik dan memiliki daya saing tanpa harus menjadikan keterbatasan dan geografis perbatasan yang serba minim sebagai alasan dari ketertinggalan mereka.

"Dia selalu bilang kasihan, kan tidak ada gurunya di sekolah ini, kebetulan rumah kami dekat sekolah," katanya.

Kisah Viral Perjuangan Guru Lain

Di tengah wabah corona kegiatan belajar mengajar dilakukan di rumah secara online, namun Guru Avan mendatangi rumah muridnya karena keterbatasan alat.

Pak Guru Avan mendadak ramai dibicarakan karena pengorbanannya sebagai guru tak main-main.

Pria 39 tahun yang memiliki nama lengkap Avan Fathurrahman ini mengajar di Sumenep, Madura.

Ia bertugas mengajar di SD Negeri Batuputih Laok 3, Sumenep, Madura, Jawa Timur.

 Viral Kapolsek Jember Marahi Guru yang Asyik Arisan & Berpesta saat Sekolah Libur di Tengah Corona

Dalam aku Facebooknya ia menceritakan kegiatan mengajarnya selama masa pandemi virus corona ini.

Hampir semua aktivitas seharusnya dilakukan di rumah.

Guru dan siswa harus terhubungan dengan menggunakan teknologi agar kegiatan belajar mengajar tetap bisa berjalan.

Viral cerita Pak Guru Avan mendatangi satu-satu muridnya agar tetap bisa belajar di masa pandemi corona. (Facebook/Avan Fathurrahman)
Viral cerita Pak Guru Avan mendatangi satu-satu muridnya agar tetap bisa belajar di masa pandemi corona. (Facebook/Avan Fathurrahman) (Facebook/Avan Fathurrahman)

Namun sayang, praktiknya tak semudah itu untuk Avan dan siswanya.

Apalagi keterbatasan ponsel pintar atau laptop untuk belajar juga tak ada.

Hal ini membuat Avan memilih mendatangi rumah siswa yang diajarnya satu per satu.

Ia membagikan pengalamannya ini lewat akun Facebooknya.

Diunggah pada Kamis (16/4/2020) hingga Sabtu (18/4/2020) pagi, unggahan Avan sudah menyebar dan dibagi ulang lebih dari 5.200 kali.

"Sudah beberapa minggu saya berada dalam posisi yang dilematis. Bukan masalah rindu. Tapi tentang imbauan Mas Mentri, agar bekerja dari rumah. Ini jelas tidak bisa saya lakukan, karena murid saya tidak punya sarana untuk belajar dari rumah. Mereka tidak punya smartphone, juga tidak punya laptop. Jikapun misalnya punya, dana untuk beli kuota internet akan membebani wali murid," demikian tulis Avan.

Bahkan, kata Avan, ada wali murid yang ingin mencari pinjaman uang untuk membeli ponsel.

"Karena mendengar kabar bahwa rata-rata, anak-anak harus belajar dari HP cerdas. Saya terkejut mendengar penuturannya. Lalu pelan-pelan saya bicara. Saya melarangnya. Saya memberikan pemahaman bahwa belajar di rumah, tidak harus lewat HP. Siswa bisa belajar dari buku-buku paket yang sudah dipinjami dari sekolah. Saya bilang, bahwa sayalah yang akan berkeliling ke rumah-rumah siswa untuk mengajari," lanjut Avan dalam unggahannya.

Unggahan Avan pun mendapatkan ribuan komentar. Banyak yang mengapresiasi apa yang dilakukannya.

Selain berkewajiban memastikan proses belajar tetap berlangsung meski di tengah pandemi virus corona, Avan dan para guru lainnya harus melaporkan kegiatan belajar dari rumah yang dilakukan bersama siswa-siswanya.

Oleh karena itu, ia harus turun langsung untuk memastikan semua siswanya tetap bisa belajar, meskipun dari rumah.

Sekolah Pelosok

Avan adalah guru kelas IV di SD Negeri Batuputih Laok 3, Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Avan menceritakan, ia mengajar di sebuah sekolah yang lokasinya ada di pelosok Sumenep, kabupaten paling timur di Pulau Madura.

"Sekolah saya kan agak pelosok. Kalau kelas VI-nya sendiri 5 orang, sedikit. Kelas V itu 4 (siswa), kelas III, 3 (siswa). Kalau siswanya (dari kelas I-VI) enggak sampai 20, karena bener di pelosok," kata Avan seperti dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com.

"Kalau gurunya itu yang PNS itu 4. Jadi kepala sekolah 1, guru agama 1, guru olahraga 1, saya guru kelas," lanjut dia.

Aktivitas belajar dari rumah mulai berjalan pada awal Maret 2020.

Kala itu, Avan menyadari bahwa tak semua orangtua siswa memiliki kemampuan ekonomi yang baik untuk menyediakan fasilitas belajar online dari rumah.

Awalnya, ia berpikir, situasi ini tak akan berlangsung lama.

 Pembina Pramuka sekaligus Guru SMPN 1 Turi Ditetapkan Tersangka Susur Sungai yang Tewaskan 9 Murid

"Ternyata diperpanjang, diperpanjang. Terus gimana dengan tugas itu? Gimana dengan mereka?

Karena teman-teman (guru) yang lain, rata-rata yang mengajar di kota itu bisa berkomunikasi melalui gadget, bisa melalui video conference, dan lain-lain," ujar Avan.

"Untuk siswa saya, ini tidak mungkin dilakukan, saya bisanya telepon.

Bahkan telepon anak-anak itu kan orangtuanya yang punya (handphone).

Kadang pernah telepon dan tidak diangkat, karena orangtuanya sedang kerja di luar," lanjut dia.

Kondisi ini akhirnya membuat Avan harus melakukan kegiatan mengajar keliling dari satu rumah siswa ke rumah siswa lainnya.

Ia ingin memastikan bahwa anak-anak didiknya tetap menerima pelajaran baik akademik maupun non-akademik, meskipun mereka tidak pergi ke sekolah.

Orang Tua Bersyukur

Viral cerita Pak Guru Avan mendatangi satu-satu muridnya agar tetap bisa belajar di masa pandemi corona.
Viral cerita Pak Guru Avan mendatangi satu-satu muridnya agar tetap bisa belajar di masa pandemi corona. (Facebook/Avan Fathurrahman)

Avan mengaku apa yang ia lakukan mendapatkan dukungan dari pihak sekolah, meskipun memang dukungan itu tidak disampaikan dalam bentuk pendanaan.

"Sepertinya ini belum diatur juga ya, tidak ada aturan yang jelas penggunaan alokasi BOS itu untuk kegiatan seperti ini. Saya belum tahu itu, dan saya memang tidak memintalah, dianggap ini kan bagian dari tugas saya," ujar Avan.

Sesekali, kepala sekolah di tempat Avan mengajar pernah ikut bersamanya mendatangi rumah salah satu siswa.

 Viral Guru Tampar Siswa yang Terlambat Masuk, Ridwan Kamil Langsung Perintahkan Pecat Oknum Tersebut

Kepala sekolah pun mendukung Avan untuk tetap meneruskan kegiatan ini.

"Ya betul (kepala sekolah mengizinkan), ya men-support beliau," kata dia.

Sementara itu, orangtua siswa merasa senang karena mereka merasa lebih tenang meninggalkan anaknya di rumah ketika harus pergi bekerja ke sawah atau ladang.

"Kan gini, orangtuanya itu malah mikirnya 'Aduh Alhamdulillah, untung Bapak ke sini, jadi anak-anak juga belajarnya bisa terpantau. Kebetulan kan kerjanya ke ladang, ke sawah, jadi saya agak tenang lah berangkat kerja, malah setiap hari juga enggak apa-apa, Pak' gitu," kata Avan menirukan pernyataan para orangtua siswa

(Kompas.com/ Kontributor Nunukan, Ahmad Zulfiqor) (TribunMataram.com/ Asytari Fauziah)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penjelasan Kepsek soal Guru Elin yang Tak Pernah Digaji Selama 2 Tahun".

BACA JUGA Tribunnewsmaker.com dengan judul Viral Curhatan Guru Tak Digaji Meski Telah Mengajar selama 2 Tahun, Kepsek Akhirnya Ungkap Alasan.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved