Berita Terpopuler

POPULER Penampakan Buaya Berukuran Tak Wajar Capai 15 Meter Terekam GMaps, Warga Diminta Waspada

Tertangkap Google Maps penampakan buaya berukuran tak wajar capai 15 meter.

Kolase Sosok.id
Ilustrasi buaya 

TRIBUNMATARAM.COM - Tertangkap Google Maps penampakan buaya berukuran tak wajar capai 15 meter.

Geger penampakan buaya berukuran tak wajar di Nunukan terdeteksi lewat Google Maps.

Ialah Roby, seorang teknisi RRI Nunukan yang secara tak sengaja menemukan penampakan buaya berukuran tak wajar.

Bagaimana tidak, ukuran buaya itu sepanjang 15 meter dari ukuran normal yang umumnya 1,5 sampai 2 meter.

Dua pekan lalu, Roby mencari spot memancing untuk Kepala Seksi Teknik Media Baru (TMB) RRI Nunukan Syafri Razak yang ingin menyalurkan hobinya.

Tangkapan layar citra satelit dari Google Maps yang diabadikan masyarakat Nunukan, Benda yang diduga buaya raksasa sepanjang 15 meter menghebohkan masyarakat Nunukan (Kompas.com/Ahmad Dzulviqor)
Tangkapan layar citra satelit dari Google Maps yang diabadikan masyarakat Nunukan, Benda yang diduga buaya raksasa sepanjang 15 meter menghebohkan masyarakat Nunukan (Kompas.com/Ahmad Dzulviqor) ()

 Teriakan Histeris Nila Minta Tolong, Diseret Buaya hingga Menghilang saat Mandi & Mencuci Baju

 Aulia Kesuma Menangis Didakwa Hukuman Mati, Ngaku Ingat Suami, Keluarga : Air Mata Buaya, Pembunuh!

Dia melihat penampakan tidak wajar di monitor komputer dari foto satelit. Roby langsung memperbesarnya dan menemukan tampilan yang diduga kuat buaya raksasa.

"Saya zoom dua kali gambarnya sudah sangat jelas, ada moncong, badan, kaki sampai ekor, saya langsung kepikiran bagaimana menentukan ukurannya," tutur Roby ditemui Kompas.com, Jumat (12/9/2020).

Roby mengatakan, dalam tangkapan layar yang ia ambil ada dua obyek yang terekam, pertama adalah penampakan yang diduga buaya raksasa dan tampilan lain adalah perahu nelayan.

Buaya tersebut menghadap kapal nelayan yang lewat.

Penasaran dengan ukuran dari buaya yang terlihat sangat jelas itu, Roby mencoba memanfaatkan menu di Goggle Maps.

"Kita ukur dengan jarak yang ada di menu Gogle Maps, bentuknya jelas, ada moncong, badan, dan ekor, cuman ukurannya enggak wajar, ukuran buaya jauh lebih besar dibandingkan dengan kapal nelayan yang lewat. Kapal cuma 12 meter, masih panjang buayanya, 3 meter lagi.’’jelasnya.

Melihat kenyataan tersebut ia lama terdiam dan berpikir, apa mungkin ada buaya sebesar itu di perairan Nunukan,

"Akhirnya saat saya perlihatkan penampakan itu, semua teman melihat dan sama-sama mencari ukurannya, yang keluar tetap 15 meter panjang dengan lebar 2,5 meter, akhirnya di-cancel itu agenda memancing,’’katanya lagi.

Bersurat ke Google

Untuk lebih meyakinkannya bahwa tangkapan foto satelit yang ia abadikan adalah benar benar buaya raksasa, Roby berinisiatif bersurat ke Google.

Roby mengatakan, kalaupun seandainya ada kesalahan scanning satelit waktu itu, tentu ada daerah yang terlihat buram dan ada yang terlihat jelas, namun di wilayah keberadaan buaya tersebut, tidak pernah berbeda dan rasio tetap sama.

"Kita tahu foto satelit diperbaharui setiap 3 bulan sekali, yang saya tanyakan, kapan terakhir kali foto satelit untuk daerah Kalimantan Utara diambil? Ada image buaya sepanjang 15 meter dengan lebar 2,5 meter di perairan.’’tulis Roby dalam surat tersebut.

Roby juga menyertakan link hasil jepretan foto satelit lengkap dengan koordinat,

https://www.google.com/maps/place/4°03'45.9"N+117°45'10.7"E/@4.062738,117.752974,17z.

Sayangnya, pihak Google belum menjawab surat elektronik yang ia kirim.

"Belum ada tanggapan, tapi bagaimanapun memang perlu warning bagi masyarakat, di situ daerah nelayan paling sering cari ikan dan pemancing,"tegas Roby.

Sementara itu, foto tangkapan Google Maps itu menghebohkan masyarakat Nunukan, Kalimantan Utara.

"Saya langsung upload di sosial media, terlepas dari benar tidaknya akurasi panjangnya 15 meter dan lebar 2,5 meter, tapi keberadaannya sangat berbahaya, karena perairan itu adalah spot memancing dan nelayan mencari ikan,’’ujar Ilham Zain, masyarakat yang mengunggah tampilan buaya raksasa tersebut di Facebook dengan akun Ilham Zain, Jumat (11/9/2020).

Unggahan tersebut langsung menjadi topik hangat dengan perdebatan panjang karena ukurannya yang tidak wajar, bahkan buaya terpanjang di dunia saja tidak sampai belasan meter.

‘"Sebagai warning saja, semoga tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan, yang jelas, buaya itu ada di perairan itu, Perairan Mansapa namanya, dan memang perairan di situ adalah habitat buaya,"jelasnya.

Marak Kasus Buaya Terkam Manusia

Teriakan histeris ibu rumah tangga saat tubuhnya diseret buaya dan di bawa ke tengah sungai.

Nahas dialami Nila (45) ketika tengah mandi dan mencuci baju di tepi Sungai Barakkang, Sulawesi Barat.

Teriakannya meminta tolong semakin tak terdengar seiring tubuhnya yang menghilang diterkam buaya.

Insiden Nila (45), diterkam dan diseret buaya saat sedang mandi dan mencuci baju di pinggir Sungai Barakkang, Desa Barakkang, Kecamatan Budong-budong, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Selasa (4/8/2020), sekitar pukul 06.30 Wita.

TKI tewas diterkam buaya
TKI tewas diterkam buaya (Kolase Sosok.id)

 Aulia Kesuma Menangis Didakwa Hukuman Mati, Ngaku Ingat Suami, Keluarga : Air Mata Buaya, Pembunuh!

 Tak Jadi Korban Diterkam Harimau, Ternyata Katemin Ucapkan Ini Saat Melihat Hewan Buas di Depannya

Saat diterkam buaya, korban sempat berteriak histeris minta tolong kepada warga sekitar. Namun sayang, saat warga datang Nila sudah diseret buaya ke dalam sungai.

Hingga kini tim SAR gabungan masih mencari Nila.

Kondisi arus sungai yang deras dan airnya keruh, menjadi salah satu kendala tim untuk menemukan jejak korban yang diduga tengah disembunyikan kawanan buaya di dasar sungai.

“Pencarian hingga petang tadi belum membuahkan hasil. Rencananya besok pagi (Rabu) akan kita lanjutkan dengan memperluas wilayah pencarian,” kata Koordinator Basarnas Mamuju Tegah Nasarudin.

Kata Nasarudin, dari keterangan Andi, salah satu keluarga korban yang juga saksi mata menyebutkan, saat itu korban sedang mandi dan mencuci baju di sungai.

Sambungnya, saat tengah sibuk membereskan setumpuk cucian sebelum mandi, tiba-tiba korban langsung diterkam kawanan buaya dan kemudian tubuh Nila langsung diseret ke tengah sungai hingga menghilang.

Lanjut Nasarudin, saksi bahkan sempat melihat dari jauh saat korban berteriak histeris sambil minta tolong kepada warga sekitar.

Teriakan korban terdengar sanak tetangga dan warga lainnya, termasuk dirinya yang juga masih kerabat dekat korban.

Namun, saat warga mendatangi lokasi kejadian korban sudah menghilang diseret buaya ke tengah sungai.

“Tadi banyak warga langsung turun tangan begitu mendengar suara histeris korban dari arah sungai, namun saat warga mendekati lokasi, korban sudah hilang diseret buaya ke tengah sungai,” jelas Arman, saksi mata lainnya.

Insiden Serupa

Yosef Tefa, TKI asal Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), NTT harus meregang nyawa di negara tetangga.

Niat untuk mempebaiki kehidupannya dan keluarga di desa harus pupus saat ia tak tertolong dalam insiden yang mematikan.

Yosef tewas diterkam buaya di sungai di Serawak Malaysia, pada Maret 2019.

Siwa, Kepala BP3TKI Kupang, saat ditemui di POS-KUPANG.COM, Selasa (8/10/2019) di ruang kerjanya, menuturkan jenazah Yosef akan tiba besok, Rabu (8/10/2019) di Bandara El Tari Kupang.

 Kekasih Palsu Yusuf, TKI Ditipu Pacar Online Nangis Sesenggukan saat Ditelepon Pemilik Foto Asli

Menurutnya, jenazah pemuda TTU itu tidak utuh, hanya beberapa potong badan saja.

"Yah karena diterkam buaya, beberapa bagian tubuhnya sudah tidak ada, kami belum tau potongan tubuh mana saja yang bisa dibawa pulang," ungkap Siwa.

"Saat ini tengah proses pemulangan, kita tunggu besok di Kargo Bandara El Tari Kupang.

Selanjutnya jenazah akan diantar ke kampung halamannya di TTU," tambah Siwa.

Siwa menjelaskan, Yosef merupakan TKI ilegal dan tidak diketahui secara pasti sudah berapa tahun dia bekerja di perkebunan sawit di Serawak.

 Viral Pria TKI Ditipu Pacar Online yang Ternyata Nenek-nenek, Nyaris Menikah, Rugi Puluhan Juta

Lanjutnya, proses pemulangan jenazah Yosef memang cukup memakan waktu lantaran harus dilakukan identifikasi secara teliti apakah benar bahwa TKI yang diterkam buaya tersebut adalah Yosef.

Untuk proses identifikasi, pihak BP3TKI Kupang mengirim sampel darah ayah Yosef, Herman Sai, ke Malaysia untuk dilakukan tes DNA.

"Setelah dicocokan dengan Yosef, hasilnya benar bahwa TKI yang diterkam buaya itu adalah Yosef," ungkap Siwa.

Siwa menuturkan, pihaknya belum mengetahui secara pasti kronologi peristiwa naas yang menimpa Yosef.

Tahun 2019 NTT Sudah Terima 87 Jenazah TKI Ilegal

Diberitakan sebelumnya, dalam kurun waktu Januari hingga 1 Oktober 2019 Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah menerima 87 jenazah TKI.

Terakhir, NTT mendapat kiriman jenazah seorang ibu tiga anak, Taroci Sila, asal Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

Jenazah Taroci tiba di Bandara El Tari Kupang, Selasa (1/10/2019) didampingi putra sulungnya yang masih remaja dan disambut isak tangis sanak keluarga.

Sementara suami dan dua anak Taroci masih berada di Malaysia.

 Kisah Pilu Carmi TKW Arab Saudi 31 Tahun Tak Digaji, Tak Lagi Bisa Bahasa Indonesia, Lupa Keluarga

Taroci diketahui bekerja di Malaysia sejak tahun 2002.

Ia menetap di sebuah kontrakan di Selangor bersama suami dan tiga anaknya.

Suami Taroci sehari-harinya bekerja sebagai buruh bangunan.

Taroci meninggal dunia akibat ledakan kompor gas di kontrakan mereka.

Ia sempat mendapat perawatan di rumah sakit terdekat, namun nyawanya tak tertolong.

Kepala Seksi Perlindungan dan Pemberdayaan BP3TKI Kupang Timoteus K. Suban, yang ikut menjemput jenazah di Bandara El Tari Kupang, kepada POS-KUPANG.COM mengatakan, pihaknya sempat kesulitan mengintifikasi identitas Taroci, pasalnya Taroci merupakan TKI Ilegal.

"Ssjauah ini jenazah yang kami terima sudah 87 jenazah dari 87 itu, hanya satu yang legal, yang lain, Ilegal.

Kita tentunya berupaya mengedukasi dan sosialisasi ke masyarakat.

Kalau mereka ilegal maka kita akan kesulitan memberikan perlindungan kepada mereka," ujar Timoteus.

 21 Tahun Jadi TKW di Arab Saudi, Tak Ada Kabar Bahkan Tak Pernah Pulang Alis Jauriah Disiksa Majikan

Sementara itu, Ketua JPIC Serikat PI Kupang, Suster Laurentina, mengatakan, ia prihatin, masih banyak warga NTT yang berangkat bekerja di luar negeri secara ilegal.

Menurutnya, tokoh-tokoh agama dan pemerintah sampai ke tingkat RT harus gencar melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.

"Yah ini butuh semua pihak harus bergerak dan Satgas TKI harus bekerja secara maksimal.

Tidak bisa kalau satu pihak saja yang bergerak butuh keterlibatan dan partisipasi aktif dari setiap elemen," ungkapnya. 

(Kontributor Nunukan, Ahmad Zulfiqor/Kontributor Polewali, Junaedi) (Sosok.id/Andreas Chris Febrianto Nugroho)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Terdeteksi Google Maps, Ukuran Buaya di Nunukan Tidak Wajar" dan "Detik-detik Tubuh Nila Diseret Buaya hingga Menghilang, Korban Sempat Teriak Minta Tolong".

BACA JUGA Tribunnewsmaker.com dengan judul Penampakan Buaya Berukuran Tak Wajar Capai 15 Meter Terekam Google Maps, Warga Diminta Waspada.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved