Tolak Denda Saat Razia Masker, Pria yang Ngaku Pengacara Sebut Tisu di Dalam Mobilnya Adalah Masker

Seorang warga berinisial RT beradu argumen dengan Wali Kota Malang Sutiaji, Rabu (16/9/2020).

Editor: Asytari Fauziah
(KOMPAS.COM/MUHLIS AL ALAWI)
Ilustrasi sidang karena tak pakai masker 

TRIBUNMATARAM.COM Seorang warga berinisial RT beradu argumen dengan Wali Kota Malang Sutiaji, Rabu (16/9/2020).

Hal itu terjadi karena RT yang tak bermasker menolak didenda.

Adapun RT terjaring razia saat penegakan protokol kesehatan di depan Balai Kota Malang, Rabu sore.

Pria ini mengaku tidak memakai masker karena berkendara seorang diri di dalam mobil.

Penumpang KRL Diminta Tak Pakai Masker Scuba dan Buff, Simak Penjelasan Sains: Tidak Efektif

Dia menilai tidak sedang membahayakan diri sendiri dan orang lain meski berkendara tanpa masker.

RT mengaku selalu menyediakan masker di mobilnya, tetapi ketika diperiksa hanya ada tisu.

“Tisu itu untuk masker,” katanya disambut tawa petugas.

Wali Kota Malang Sutiaji saat berdebat dengan RT, warga yang tidak memakai masker dalam razia masker di Balai Kota Malang, Rabu (16/9/2020).
Wali Kota Malang Sutiaji saat berdebat dengan RT, warga yang tidak memakai masker dalam razia masker di Balai Kota Malang, Rabu (16/9/2020). (KOMPAS.COM/ANDI HARTIK)

Saat disidang dan dimintai menunjukkan KTP, RT malah mengeluarkan kartu keanggotaan Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi).

Di hadapan hakim, RT tetap menolak didenda karena merasa tidak bersalah.

Hakim tetap memberikan sanksi denda sebesar Rp 100.000 berdasarkan pada regulasi yang berlaku.

“Memilih bayar denda atau kurungan tiga hari,” kata hakim tunggal Muhammad Indarto.

Setelah dijatuhi sanksi denda, RT terlihat belum membayar denda dan hanya meninggalkan KTP. 

Masker Scuba dan Buff Ternyata Malah Memperparah Penularan Covid-19

Penumpang KRL dilarang memakai masker scuba & buff, padahal dua hal ini sudah biasa dipakai banyak orang, ternyata malah memperparah penularan corona.

Wabah virus corona masih banyak menyebar dan mengkhawatirkan.

Hal ini membuat PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI) membuat aturan baru.

Penumpang KRL dianjurkan menggunakan masker yang efektif menahan droplets agar menghindari penyebaran virus corona.

 8 Pembeli Terinfeksi Virus Corona dari Penjual Soto Lamongan, Gugus Tugas Covid-19: Pakai Masker

Salah satu imbauan yang berikan adalah penggunaan masker jenis scuba dan buff.

"Hindari penggunaan jenis scuba maupun hanya menggunakan buff atau kain untuk menutupi mulut dan hidung," kata VP Corporate Communications PT KCI, Anne Purba, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (15/9/2020) seperti dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com.

Imbauan ini juga sudah disampaikan di kanal-kanal resmi PT KCI, seperti akun Twitter @commuterline.

Dari cuitan itu, efektivitas masker scuba dan buff disebut hanya 5 persen unyuk mencegah resiko terpapar debu, virus dan bakteri.

Ini dia penelitian soal masker scuba dan buff.

 Tak Pakai Masker, Pengantin Pria hingga Polisi Dihukum Push Up & Janji Bermasker Sampai 10 Kali

Masker Scuba

Ilustrasi masker scuba
Ilustrasi masker scuba (SHUTTERSTOCK/Ruben Nurdiasmanto)

Melansir Kompas.com, 14 April 2020, Peneliti Loka Penelitian Teknologi Bersih (LPTB) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Eng Muhamad Nasir, menjelaskan dasar pengujian kinerja utama masker.

Peneliti yang juga tengah melakukan studi terkait teknologi pada masker ini memaparkan tiga tahapan pengujian kinerja utama masker, yaitu:

  • Uji filtrasi bakteri (bactrial filtration efficiency)
  • Uji filtrasi partikulate (particulate filtration efficiency)
  • Uji permeabilitas udara dan pressure differential (breathability dari masker)

Menurut dia, masker kain dengan bahan yang lentur seperti scuba, pada saat dipakai akan terjadi stretching atau perenggangan bahan sehingga kerapatan dan pori kain membesar serta membuka yang mengakibatkan permeabilitas udara menjadi tinggi.

Akibatnya, peluang partikular virus untuk menembus masker pun disebutnya semakin besar.

 Terjadi Lagi, Viral Video Petugas Protokol Kesehatan Cekcok dengan Remaja Gara-gara Tak Pakai Masker

Buff

Ikat kepala polister atau kain buff untuk melindungi diri dari sengatan matahari
Ikat kepala polister atau kain buff untuk melindungi diri dari sengatan matahari (net)

Dilansir Healthline, Senin (14/9/2020), buff juga disebut tidak memberikan perlindungan yang efektif terhadap penyebaran virus corona.

Dalam sebuah studi dari Duke University di Carolina Utara, Amerika Serikat, para peneliti menyimpulkan buff yang terbuat dari campuran polyester dan spandeks tidak efektif memblokir droplet virus corona.

Meski demikian, karena mereka tidak melakukan penelitian pada buff yang menggunakan bahan lain, maka temuan tersebut tidak harus dilihat secara spesifik.

"Masalahnya adalah bahan apa yang digunakan," kata Mitchell H Grayson, direktur Divisi Alergi dan Imunologi di Rumah Sakit Anak Nationwide di Ohio.

Sementara, ahli penyakit menular, Ravina Kullar mengaku memakai buff, namun bukan yang berbahan poliester.

“Buff itu terbuat dari kapas dan juga berlapis tiga. Jadi cukup efektif," kata Kullar.

Grayson mengungkapkan, untuk penggunaan sehari-hari masker kain dengan beberapa lapisan bisa berfungsi sama baiknya dengan masker bedah. (Kompas.com/ Kontributor Malang, Andi Hartik/ Editor : David Oliver Purba) (TribunMataram.com/ Asytari Fauziah)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pria yang Ngaku Pengacara Sebut Tisu di Dalam Mobil adalah Masker, Ngeyel dan Tolak Didenda".

BACA JUGA di Tribunnewsmaker.com dengan judul Pria yang Ngaku Pengacara Sebut Tisu di Dalam Mobilnya Adalah Masker, Tak Mau Bayar Dendanya.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved