Demi 400 Pengajar yang Dirumahkan karena Covid-19, Pemilik Bimbel Banting Setir Jadi Penjual Pepes

Perjuangan Ni Putu Arie Utami, pemilik bimbel yang banting setir jadi penjual ikan pepes demi 400 gurunya yang dirumahkan.

(Dokumen Pribadi)
Owner Bimbingan Belajar Anemone Reading School Indonesia Ni Putu Arie Utami 

TRIBUNMATARAM.COM - Perjuangan Ni Putu Arie Utami, pemilik bimbel yang banting setir jadi penjual ikan pepes demi 400 gurunya yang dirumahkan.

Pandemi Covid-19 memukul beragam sektor usaha ekonomi, termasuk usaha bimbingan belajar atau bimbel.

Salah satu yang terkena dampaknya adalah Ni Putu Arie Utami.

Soal Kasus Hukum Wakil Ketua DPRD Tegal Jadi Tersangka Setelah Gelar Pesta Dangdut di Tengah Pandemi

Konser Dangdut di Tengah Pandemi Covid-19, Mahfud MD Minta Polri Lakukan Proses Hukum Tindak Pidana

Tidak sedikit dari perusahaan memilih gulung tikar daripada menunggu ketidakpastian kapan pandemi akan berakhir.

Sektor bisnis pendidikan juga tidak luput dari terjangan badai pandemi.

Itulah yang dirasakan oleh Ni Putu Arie Utami, owner Anemone Reading School yang memiliki ratusan cabang tersebar di Indonesia.

Wanita yang akrab disapa Ammy tersebut bercerita tentang bagaimana badai pandemi Covid-19 sempat memporak-porandakan usahanya, mulai dari peserta bimbel mulai berkurang hingga harus menutup seluruh cabang hingga waktu yang lama.

Ammy pertama terjun ke bisnis dunia pendidikan pada 2007 lalu. Dia membuka lembaga bimbel cara baca tulis ajaib di Denpasar, Provinsi Bali.

Bisnisnya berkembang pesat dari tahun ke tahun. Pada Maret 2016 lalu, Ami berhasil membuka 42 cabang di seluruh Pulau Bali dan berencana akan melakukan ekspansi ke luar Pulau Bali.

Hanya butuh empat tahun saja, Anemone Reading School sudah merambah ke pasar Indonesia bagian Barat.

Kini ada 130 cabang baru yang tersebar di kota-kota besar seperti Medan, Tangerang, Yogyakarta, Surabaya, dan Banyuwangi.

"Satu lagi di Jakarta kita mau buka, sekarang masih masa training," kata dia saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (30/9/2020).

Tapi pertumbuhan bisnisnya kini tersendat, tidak lain penyebabnya adalah pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia. Terlebih puluhan cabang yang berada di Pulau Bali.

Tak ada lagi murid, guru dirumahkan

Dia mengatakan, pandemi secara langsung maupun tidak langsung mengakibatkan penurunan jumlah murid yang belajar di bimbelnya.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved