Proses Evakuasi 4 Bocah Alami Gizi Buruk & Kuper, Tinggal dengan Ibu Pengidap ODGJ, Ayah Pemarah

Proses evakuasi empat bocah yang alami gizi buruk dan kurang pergaulan, ibu alami gangguan jiwa, ayah pemarah.

(Kompas.com/Ahmad Dzulviqor)
Kunjungan DPPAPPKB dan Psikolog serta petugas puskesmas didampingi Bhabinkamtibmas ke rumah keluarga eks TKI Malaysia di Balansiku Sebatik (Faridah) 

Saat petugas Puskesmas dengan pendampingan Bhabinkamtibmas datang, Herman sempat setuju asal istrinya bisa sembuh.

Namun ketika Rosnaeni dibawa petugas dan rambut gimbalnya yang sudah sekian tahun tidak pernah dicuci kemudian dipangkas dan dimandikan serta diberi pakaian bagus, Herman tiba tiba menolak upaya petugas.

‘’Dia diam saja saat ditanya, dia ambruk, badannya dibuatnya kaku, saat diangkat petugaspun dia bikin badannya tegang supaya susah diangkat, akhirnya kita batalkan, karena untuk membawa Rosnaeni butuh persetujuan suami, kita takutnya nanti suaminya berbuat yang aneh aneh atau bunuh diri,’’sebutnya.

Sementara untuk R dan S, petugas sudah berhasil merayu mereka agar mau bersekolah dan dititipkan di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Ruhama.

Setelah beberapa hari berada di LKSA Ruhama, kedua anak tersebut sudah mulai adaptasi dengan anak anak sebaya mereka, bahkan saat ini keduanya sudah betah dan tidak mau pulang.

‘’Untuk dua anak lainnya masih harus sama ibunya, rencananya akan kami bina dan konseling di RPTC, makanya kita lagi usaha merayu suaminya agar menyetujui pengobatan istrinya, sampai sekarang kami masih kesulitan,’’kata Faridah.

Dibuatkan KTP dan sering dapat bantuan warga sekitar

Keluarga yang terasing dan terkesan jauh dari peradaban ini sebenarnya sudah lama di pulau Sebatik, diperkirakan sudah sekitar 7 tahunan.

Domisili mereka yang selalu berpindah pindah dari satu kebun ke kebun lainnya membuat keluarga ini baru diketahui 3 tahun belakangan oleh warga Balansiku Sebatik.

Kepala Desa Balansiku Firman menuturkan, pasangan suami istri dari Sulawesi ini dilaporkan warga setempat saat melihat anak anak tidak terurus dan tinggal di rumah kebun yang berantakan.

‘’Mereka eks TKI Malaysia dan tidak ada dokumen kependudukan, saya lihat kondisi istrinya ada kelainan, kalau suaminya normal, anak anak juga kasihan karena tidak terurus, akhirnya saya minta bantuan Disdukcapil bagaimana bisa membantu dokumen mereka, supaya bisa mudah mendapat bantuan dan sekarang sudah ada KTP,’’kata Firman.

Selain dokumen kependudukan, Firman juga menggalang dana dan meminta bantuan Baznas untuk membantu meringankan beban keluarga ini.

Sering kali bantuan berupa sembako, pakaian atau peralatan rumah tangga diberikan. Beberapa kali melakukan kunjungan, Firman melihat bantuan tersebut terbengkalai, pakaian juga awut awutan tidak tersusun sehingga Firman berkoordinasi dengan aparat desa dan melibatkan puskesmas.

Pemeriksaan rutin dari Puskesmas dilakukan, sampai akhirnya mereka menyerahkan penanganan keluarga ini ke DPPPAPPKB karena kondisinya sudah sangat memprihatinkan.

‘’Sedang ditangani Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, kita sudah lakukan semampu kita, tapi sepertinya memang butuh perlakuan khusus,’’sebut Firman. (Kompas.com/ Kontributor Nunukan, Ahmad Zulfiqor)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah 4 Bocah Gizi Buruk dan Kuper, Hidup Terasing dengan Ibu ODGJ dan Ayah Pemarah"

BACA JUGA Tribunnewsmaker.com dengan judul 4 Bocah Alami Gizi Buruk & Kuper Akhirnya Dievakuasi, Tinggal dengan Ibu ODGJ, Ayah Pemarah

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved