Kondisi 4 Bocah Gizi Buruk yang Diasuh Ibu ODGJ, Tak Kenal Lauk, Cuma Makan Nasi Sayur Rebus

R (7), S (5), I (3), dan Sup (1) tinggal di rumah kebun tak terawat dan di bawah asuhan ibu yang mengalami gangguan psikologi atau ODGJ.

(Kompas.com/Ahmad Dzulviqor)
Kunjungan DPPAPPKB dan Psikolog serta petugas puskesmas didampingi Bhabinkamtibmas ke rumah keluarga eks TKI Malaysia di Balansiku Sebatik (Faridah) 

Untungnya, pemilik kebun menanggung kebutuhan beras bagi keluarga Herman.
Rosnaeni istri ketujuh dan sering mengalami KDRT

Rosnaeni terpaut usia cukup jauh dengan suaminya Herman (52). Keduanya menikah saat sama-sama menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal di Sabah, Malaysia.

Faridah mengatakan, penyebab gangguan psikologi Rosnaeni tengah didalami. Sebab, dari data yang didapat saat berkunjung ke rumah kebun yang berjarak sekitar 3 kilometer dari jalan raya ini, Rosnaeni sering mengalami siksaan fisik dan kekerasan dari Herman.

‘’Dari hasil obrolan psikolog, ibunya anak-anak ini istri ketujuh, kita juga belum tahu apakah Herman ini maniak atau bagaimana. Info yang kita dapat ini perkawinannya yang ketujuh, istrinya mengaku sering kena pukul, bisa jadi itu salah satu sebab dia depresi,’’tuturnya.

Kemungkinan lain adalah Rosnaeni pernah mengalami guncangan hebat saat anak ketiganya yang belum berusia setahun meninggal dunia.

Keluarga ini selalu tinggal terasing di dalam kebun sawit yang jauh dari tetangga sehingga interaksi dan sosialisasi sangat jarang, yang dimungkinkan juga menjadi penyebab mengapa Rosnaeni mengalami guncangan batin.

‘’Selain itu, pernah ada masalah saat melahirkan. Dari penjelasan petugas puskesmas, ada riwayat medis kalau darah putihnya sempat naik. Jadi kalau darah putih naik ke kepala saat perempuan melahirkan itu bisa mengakibatkan buta atau meninggal dunia, kemungkinan itu juga masih kami dalami,’’lanjutnya.

Dengan sekian banyaknya kemungkinan yang ada, petugas P2TP2A akan melakukan pendampingan dan konseling. Psikolog akan mencoba mengembalikan rasa percaya diri dan kesadaran Rosnaeni bahwa dia adalah seorang ibu yang memiliki anak dan membutuhkan perhatian orangtua.

‘’Sayangnya, upaya penanganan keluarga ini sempat terhenti akibat pagebluk Covid-19, dan baru kembali fokus sebulan belakangan.’’lanjutnya.

Sementara untuk R dan S, petugas sudah berhasil merayu mereka agar mau bersekolah dan dititipkan di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Ruhama. Setelah beberapa hari berada di LKSA Ruhama, kedua anak tersebut sudah mulai beradaptasi dengan anak anak sebaya mereka, bahkan saat ini keduanya sudah betah dan tidak mau pulang.

"Untuk dua anak lainnya masih harus sama ibunya, rencananya akan kami bina dan konseling di RPTC. Makanya, kita lagi usaha merayu suaminya agar menyetujui pengobatan istrinya, sampai sekarang kami masih kesulitan,’’ kata Faridah.

(Kontributor Nunukan, Ahmad Zulfiqor)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hidup dengan Ibu ODGJ, 4 Anak Gizi Buruk Tak Kenal Lauk, Hanya Makan Nasi dengan Sayur Rebus"

BACA JUGA Tribunnewsmaker.com dengan judul Pilunya Kondisi 4 Bocah Gizi Buruk yang Diasuh Ibu ODGJ, Tak Kenal Lauk, Cuma Makan Nasi Sayur Rebus

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved