Bilik Ayah Bunda untuk Suami Istri 'Memadu Kasih' di Pengungsian Merapi Tuai Kontroversi
Keberadaannya dipertanyakan mengingat kebanyakan warga yang mengungsi adalah lansia dan anak-anak.
Pihaknya juga sudah membuat juknis (petunjuk teknis) untuk penggunaan bilik "Ayah Bunda". Perlu dipastikan yang memakai bilik merupakan pasangan suami istri yang sah dan ada di barak pengungsian. Sebelum memakai, harus melapor dahulu ke pos pengamanan di pengungsian.
"Pelaksanaannya dibatasi tidak semalam suntuk, hanya beberapa jam begitu. Bertanggungjawab untuk memastikan peralatan di situ tetap bersih," jelasnya.
Keberadaan bilik Ayah Bunda ini pun menjadi sorotan Komisi A DPRD Sleman saat berkunjung ke barak pengungsian Glagaharjo, Cangkringan, Sleman.
Ketua Komisi A DPRD Sleman Ani Martanti menuturkan secara keseluruhan barak pengungsian di Glagaharjo, Cangkringan, Sleman sudah berjalan dengan baik.
"Di barak pengungsian sudah berjalan dengan baik, cuma ada sedikit koreksi mengenai tentang bilik ayah ibu," ujar Ketua Komisi A DPRD Sleman Anik Martanti usai berkunjung di barak pengungsian Glagaharjo, Cangkringan, Sleman.
Ani menilai belum saatnya ada "Ayah Bunda" di pengungsian Glagaharjo, Cangkringan, Sleman. Sebab saat ini warga masyarakat yang berada di barak pengungsian adalah lansia, ibu hamil dan anak-anak.
"Bilik ayah bunda sebaiknya jangan dulu, karena saat ini yang di barak pengungsian adalah lansia dan anak-anak," tuturnya.
Ketua Komisi A DPRD Sleman ini juga meminta agar lokasi bilik "Ayah Bunda" dipikirkan kembali. Sebab di lokasi saat ini bilik bisa dijangkau oleh anak-anak. Sebisa mungkin bilik jangan berada dekat dengan anak-anak.
"Jadi saya rasa itu lebih baik dialihkan ke samping Huntap Barat pengungsian, jadi anak-anak tidak berpikir ini untuk apa dan bagaimana yang seharusnya mereka belum mengarah ke situ, mereka berpikir ke situ," ucapnya.
Sementara itu Ketua Komunitas Siaga Merapi (KSM), Rambat Wahyudi yang bertugas di Barak Pengungsian Glagaharjo, mengatakan untuk saat ini bilik "Ayah Bunda" dirasa belum begitu dibutuhkan. Jika pun ada, kegunaannya untuk saat ini tidak akan optimal.
"Yang di sini kan baru kelompok rentan, jadi kalau soal kayak gitu gitu kan 90 persen tidak memikirkan. Tapi mungkin aturan di barak pengungsian harus ada seperti itu ( bilik ayah bunda) ya silakan, kami tidak melarang, kalau sudah prosedur ya silakan," jelasnya. (Kompas.com/ Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengungsi Merapi Kebanyakan Lansia dan Anak, Bilik "Ayah Bunda" di Pengungsian Dipertanyakan"
BACA JUGA Tribunnewsmaker.com dengan judul Ketika Bilik Ayah Bunda untuk Suami Istri 'Memadu Kasih' di Pengungsian Merapi Dipertanyakan