Kecelakaan Sriwijaya Air
Mirip Petir & Bom Jatuh, Ombak Sangat Tinggi saat Sriwijaya Air Jatuh, Saksi Sampai Tak Doyan Makan
Tiba-tiba, suara mirip dentuman petir terdengar sangat keras, disusul jendela-jendela rumah warga yang turut bergetar.
Penulis: Salma Fenty | Editor: Irsan Yamananda
TRIBUNMATARAM.COM - Hari itu, Sabtu (9/1/2021) sore, hujan turun deras di kawasan sekitar perairan Kepulauan Seribu.
Tiba-tiba, suara mirip dentuman petir terdengar sangat keras, disusul jendela-jendela rumah warga yang turut bergetar.
Tak ada yang curiga ada hal buruk telah terjadi.
Semuanya teteap beraktivitas seperti biasa sampai layar kaca mengabarkan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 hilang kontak di sekitar rumah mereka.
Dugaan itu terbukti adanya setelah tiga nelayan yang balik dari mencari kepiting menyaksikan keanehan saat melaut.
Disampaikan salah satu penduduk Pulau Lancang, Junaenah (40), kaca jendela rumahnya ikut merasakan getaran dahsyat itu.
"Hari itu hujan campur angin kencang, tiba-tiba ada suara 'duar' keras sekali sampai kaca rumah bergetar," tukasnya, dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com.
"Ya Allah suara apa itu," lanjut Junaenah.
Baca juga: Bapak Tidak Boleh Berangkat Balita Riyanto Rewel Lepas Ayahnya Sebelum Jatuh Naik Sriwijaya Air
Baca juga: Derai Air Mata Lena Sembari Peluk Foto Anaknya di HP, Liburan Rayakan Ultah ke-15 Berakhir Tragedi
Baca juga: Ibunda Pramugari Grislend Histeris di Depan TV, Masih Syok Putrinya Jatuh : Berenang Nak!
Meski terkejut, ia dan anak-anaknya tetap memilih berada di dalam rumah lantaran hujan mengguyur deras.

Sekira pukul 16.00 WIB, rombongan nelayan yang juga menjadi saksi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 itu pun bertolak pulang.
Hendrik Mulyadi, salah satu dari tiga nelayan yang ada di lokasi terlihat masih syok atas apa yang dilihatnya.
Dia akhirnya yakin, apa yang dilihatnya adalah detik-detik Sriwijaya Air jatuh ke laut.
"Hujan cukup besar, saat kami bertiga sedang konsentrasi mengambil bubu (alat penangkap rajungan)," kenangnya.
"Tiba-tiba seperti kilat ke arah air disusul dentuman keras dan puing berterbangan bersama air. Ombaknya tinggi sekali," tambah Hendrik.
Tak pelak, insiden itu membuat Hendrik dan kedua temannya terdiam dan syok.
Mereka bertanya apa yang baru saja terjadi.

Bahkan mengira ada bom yang jatuh ke laut dan meledak.
Tidak ada sama sekali suara mesin pesawat mendekat yang didengar Hendrik.
Pun dengan kobaran api atau asap.
Yang ada hanya aroma seperti bahan bakar yang diciumnya.
"Suara mesin nggak ada, gak kelihatan api, hanya asap putih, puing berterbangan, air berombak besar, dan aroma bahan bakar." lanjutnya.
Walaupun tidak mengalami kerugian dari kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182 tersebut, Hendrik mengaku masih terguncang mengingat kejadian itu.
Saking syoknya, ia menjadi tidak doyan makan dan tak bisa tidur nyenyak.
Untuk saat ini, Hendrik juga belum lagi melanjutkan aktivitasnya mencari rajungan seperi biasanya.
Hasil Pencarian Hari Ketiga
Tim gabungan terus melakukan proses pencarian sejak Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/2021).
Pada hari ini, Senin (11/1/2021), proses pencarian telah memasuki hari ketiga.

Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman mengatakan, pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin meneruskan proses pencarian.
"Mudah-mudahan harapan semua, H+3, Senin, kami bisa mendapatkan hasil semaksimal mungkin. Pola operasi masih sama. Anggota yang saat ini ada tetap diberdayakan," ujar Rasma di Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Tanjung Priok, Minggu (10/1/2021).
Baca juga: Update Perkembangan Pencarian Korban & Bangkai Sriwijaya Air SJ 182, 7 Kantong Jenazah Diperiksa
Baca juga: Osneti Kesal Dilarang Naik Sriwijaya Air Meski Kantongi Tiket, Lututnya Lemas Seketika Pesawat Jatuh
Baca juga: Kontrak Diperpanjang Meski Ditentang, Pramugari Mia Bersikukuh, Ikut Terbang karena Jadwal Ditukar
Pada hari kedua pencarian, Minggu kemarin, tim gabungan telah menemukan sejumlah hal. Berikut rangkumannya.
Temukan serpihan pesawat dan bagian tubuh manusia
Pada Minggu pagi, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan, koordinat yang diduga tempat jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 telah ditemukan.
"Tadi malam atau pagi, kami sudah merapat di tempat kejadian perkara (TKP). Dari hasil pemantauan bahwa diduga kuat (lokasi jatuhnya pesawat) dan sesuai dengan koordinat," kata Hadi.
"(Temuan koordinat) segera kami tindaklanjuti, semuanya akan dikoordinasikan terus di bawah pimpinan Kabasarnas," lanjut Hadi.

Selama proses pencarian pada hari kedua itu, berbagai serpihan atau potongan pesawat, dari kecil hingga besar, berdatangan ke Posko Basarnas di JICT 2.
Pantauan Kompas.com, serpihan ban pesawat dan baju anak kecil tiba di JICT 2 sekitar pukul 11.00 WIB.
"Tim Kopaska TNI AL dan tim penyelaman menyerahkan barang temuan ke KRI Kurau, yakni berupa serpihan ban, baju anak kecil warna pink, dan serpihan pesawat," kata Komandan KRI Kurau Mayor Laut Nurochim di lokasi.
Setidaknya, hingga pukul 19.20 WIB, tim gabungan telah menemukan 10 kantong berisi serpihan atau potongan kecil pesawat.
"Kemudian 16 bagian atau potongan besar dari pesawat, 10 kantong berisi potongan tubuh (manusia), dan lima potong pakaian," ujar Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Bagus Puruhito.
Kemudian, pada pukul 22.35 WIB, turbin pesawat Sriwijaya Air SJ 182 tiba di JICT 2.
“Ditemukan potongan turbin dari Sriwijaya Air SJ 182 oleh tim penyelam TNI AL yang sebelumnya dicari menggunakan sonar tiga dimensi KRI Rigel,” kata Komandan KRI Cucut Mayor Laut Orri Kaufman Rosnumbre.
Sinyal black box terdeteksi
Selain itu, black box pesawat Sriwijaya Air SJ 182 terdeteksi dan sudah bisa dipantau. Hal ini diungkapkan Hadi Tjahjanto.
"Dua sinyal yang dikeluarkan oleh black box tersebut bisa dipantau dan sekarang sudah di-marking (ditandai)," ujar Hadi kepada para wartawan.
Hadi berharap, black box pesawat dalam waktu dekat bisa diangkat.

"Sehingga bisa menjadi bahan KNKT untuk mengetahui penyebab kecelakaan tersebut," tutur Hadi.
Ia menyebutkan, potongan-potongan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 berkisar di kedalaman 23 meter.
"Mudah-mudahan berkat doa seluruh masyarakat Indonesia, pengangkatan potongan pesawat yang kini ada di kedalaman kurang lebih 23 meter bisa segera diangkat," tutur Hadi.
Menhub beri apresiasi
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengapresiasi cepatnya proses pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
"Ini hasil yang signifikan. Kalau dulu berhari-hari melakukan kegiatan, baru mencapai satu titik," kata Budi di JICT 2, Minggu.
Budi menyebutkan, proses pencarian pesawat yang hilang tidaklah mudah.
"Ini kegiatan yang tidak mudah. Kita lihat sendiri, tetapi aparat gabungan bahu-membahu dan melakukan dengan baik. Menurut saya ini prestasi yang membanggakan," ujar dia.

Seperti diketahui, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, pada Sabtu sekitar pukul 14.40 WIB atau 4 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
Pesawat mengangkut 62 jiwa. Rinciannya, 6 kru aktif plus 56 penumpang (46 dewasa, 7 anak, dan 3 bayi).
Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sempat keluar jalur penerbangan, yakni menuju arah barat laut pada pukul 14.40 WIB.
Pihak Air Traffic Controller (ATC) kemudian menanyakan pilot mengenai arah terbang pesawat.
Namun, dalam hitungan detik, pesawat dilaporkan hilang kontak hingga akhirnya jatuh. (TribunMataram.com/ Salma) (Kompas.com/ Nirmala Maulana Achmad)
Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fakta-fakta Hari Kedua Pencarian Sriwijaya Air, Turbin Ditemukan hingga Black Box Terdeteksi"
BACA JUGA : di Tribunnewsmaker.com dengan judul Mirip Bom Jatuh & Petir, Ombak Sangat Tinggi saat Sriwijaya Air Jatuh, Saksi Sampai Tak Doyan Makan.