Syekh Ali Jaber Meninggal

Minta Dimakamkan di Lombok Bukan Wasiat, Masih Ada 1 Cita-cita Syekh Ali Jaber yang Belum Tuntas

Kepergian Syekh Ali Jaber untuk selamanya meninggalkan duka mendalam bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Instagram/ Syekh Ali Jaber
Syekh Ali Jaber 

TRIBUNMATARAM.COM - Syekh Ali Jaber kini telah berpulang, tetapi masih ada cita-citanya yang belum tuntas.

Kepergian Syekh Ali Jaber untuk selamanya meninggalkan duka mendalam bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Ulama yang dikenal meneduhkan ini wafat dan meninggalkan cita-citanya yang belum sempat dituntaskan.

Syekh Ali Jaber tutup usia dan menghembuskan napas terakhir pada Kamis (14/1/2021) pagi.

Ia meninggal dunia setelah dirawat selama 19 hari di Rumah Sakit Yarsi, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

"Telah meninggal dunia Syekh Ali Jaber pada usia 44 tahun di ruang ICU Rumah Sakit Yarsi setelah menjalani perawatan selama 19 hari," kata Manajer Humas & Pemasaran RS Yarsi Elly M Yahya, Kamis (14/1/2021).

Elly mengatakan, dalam beberapa hari terakhir, Syekh Ali Jaber dalam kondisi stabil. Namun, takdir berkata lain.

Syekh Ali Jaber
Syekh Ali Jaber (YouTube/ Syekh Ali Jaber)

"Beliau wafat pada hari ini, Kamis 14 Januari 2021, pukul 08.38 WIB," kata Elly.

Baca juga: Kisah Syekh Ali Jaber Pesan 4.500 Susu Kurma Dibagi ke Jemaah di Mataram, Lahirkan Ribuan Hafiz

Baca juga: Kemurahan Hati Syekh Ali Jaber Sebelum Wafat, Umrahkan Pemulung Viral hingga Pastikan Penusuk Sehat

Baca juga: Kronologi Sakitnya Syekh Ali Jaber Sebelum Meninggal Dunia: Masuk ICU Hingga Sempat Membaik

Sempat berjuang lawan Covid-19

Pada 29 Desember 2020, Syekh Ali Jaber mengumumkan dirinya positif terpapar Covid-19.

Hal itu ia sampaikan melalui video yang kemudian diunggah melalui akun yayasannya, @yayasan.syekhalijaber.

Dalam video tersebut, Syekh Ali Jaber tampak memakai alat bantu oksigen. Ia mengaku tak menyangka bisa positif Covid-19.

Syekh Ali Jaber
Syekh Ali Jaber (Instagram/ Syekh Ali Jaber)

Dia juga menegaskan selalu berusaha semaksimal mungkin mematuhi protokol kesehatan, menerapkan 3M, dan jarang bertemu banyak orang.

"Tapi subhanallah kalau sudah qadarullah wa hadhr la Yuni Minal qadar, kalau sudah ditakdirkan oleh Allah pasti datang ujian," tuturnya.

Syekh Ali Jaber mengungkapkan, dirinya merasa demam, batuk, hingga sesak napas.

Sempat hanya ingin menjalani karantina mandiri, Syekh Ali Jaber akhirnya memutuskan dirawat di rumah sakit lantaran tak kuat dengan kondisinya.

Sudah dinyatakan negatif Covid-19

Direktur Medis RS Yarsi Anggi Erlina mengatakan, Syekh Ali Jaber masuk rumah sakit itu 19 hari lalu dengan status masih terkonfirmasi positif Covid-19.

Namun, RS Yarsi belakangan sudah melakukan swab test ulang dan hasilnya negatif Covid-19.

"Jadi kemarin kami sudah melakukan PCR test dan hasilnya adalah negatif," kata Anggi dalam jumpa pers di RS Yarsi, kemarin.

Anggi memastikan, pihaknya sudah berupaya maksimal merawat Syekh Ali Jaber.

Ia mengatakan, kondisi Syekh Ali Jaber sempat membaik selama dirawat.

Syekh Ali Jaber cium kaki bocah seorang hafiz
Syekh Ali Jaber cium kaki bocah seorang hafiz (Kolase YouTube/ RCTI-Entertainment dan Syekh Ali Jaber)

Namun, kondisinya memburuk sejak Rabu malam.

"Saya sudah izin kepada pihak keluarga untuk menyampaikan kondisi klinis beliau," kata Anggi.

Dimakamkan di ponpes milik Yusuf Mansur

Jenazah Syekh Ali Jaber dimakamkan di Pesantren Daarul Quran, Tangerang.

Hal itu diungkapkan adik kandung Syekh Ali Jaber, Syekh Muhammad Jabeer.

"Beliau akan dimakamkan di Pesantren Darul Quran Tangerang, pesantren Ustaz Yusuf Mansur," kata Muhammad Jabeer saat menjemput jenazah di RS Yarsi.

Menurut dia, Ponpes Darul Quran dipilih karena Syekh Ali Jaber memulai dakwahnya di pondok pesantren tersebut.

Ia juga sekaligus membantah isu yang beredar bahwa Syekh Ali Jaber memberi wasiat untuk dimakamkan di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Ia menyebutkan, keinginan untuk dimakamkan di Lombok itu bukan wasiat yang diberikan kepada keluarga, melainkan cita-cita yang disampaikan Syekh Ali Jaber saat berdakwah di Lombok.

"Bukan wasiat. Tak pernah wasiatkan ke kami secara ucapan dan tertulis," ucap Muhammad Jabeer.

Cita-cita yang belum tercapai

Syekh Ali Jaber lahir di Madinah, 3 Februari 1976.

Pada usia 10 tahun, Syekh Ali Jaber sudah mampu menghafal 30 juz Al Quran.

Bahkan, pada umur 13 tahun, Syekh Ali mendapat amanah untuk menjadi imam di salah satu masjid di Kota Madinah.

Sebelum berdakwah di Indonesia, Syekh Ali Jaber menjalani pendidikan ibtidaiyah (dasar) hingga aliyah (menengah atas) di Madinah.

Selepas dari pendidikan menengah atas, Syekh Ali Jaber melanjutkan pelajarannya dengan berguru kepada sejumlah ulama ternama di Arab Saudi.

Ia mempelajari dan mendalami ilmu tafsir kepada para ulama tersebut.

Dilansir dari Tribunnews.com, Syekh Ali Jaber mulai berdakwah di Indonesia pada 2008 dan resmi menjadi warga negara Indonesia (WNI) pada 2012.

Saat itu, penghargaan kewarganegaraan Indonesia dia dapat dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Meski sudah cukup lama berdakwah di Indonesia, ada sejumlah cita-cita Syekh Ali Jaber yang belum tercapai.

Salah satunya adalah mencetak sejuta anak Indonesia hafal Al Quran.

"Cita-cita beliau melahirkan satu juta anak hafal Al Quran," kata Muhammad Jabeer.

Muhammad Jabeer pun memastikan bahwa ia akan terus mewujudkan cita-cita sang kakak.

Ia akan bekerja sama dengan sejumlah ulama lain untuk menyelesaikan cita-cita mulia kakaknya itu.

"Kami lanjutkan bersama Ustaz Yusuf Mansyur. Amin," kata dia. (Kompas.com/ Ihsanuddin)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Wafatnya Syekh Ali Jaber dan Cita-cita yang Belum Tuntas..."

BACA JUGA Tribunnewsmaker.com dengan judul SATU Cita-cita Syekh Ali Jaber Belum Tuntas, Ternyata Minta Dimakamkan di Lombok Bukan Wasiat

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved