Sudah Berduka Bapak Meninggal karena Covid Malah Dipersulit Petugas, Sampai Makam Jenazah Tertukar

Belum usai dipersulit, sampai makam justru bukan jenazah bapaknya yang dikuburkan.

Facebook
prosesi pemakaman korban Covid-19 

TRIBUNMATARAM.COM - Belum kering duka MNH (21) ditinggalkan bapak tercinta karena Covid-19, ia kini malah harus berurusan dengan polisi karena terlibat insiden pemukulan.

MNH kecewa prosedur pemakaman bapaknya yang ditunda-tunda dan berbelit hingga akhirnya terlbat gesekan dengan petugas.

Belum usai dipersulit, sampai makam justru bukan jenazah bapaknya yang dikuburkan.

Polresta Malang Kota menangkap dua orang terkait kasus pemukulan terhadap petugas pemakaman karena jenazah pasien Covid-19 yang dibawa tertukar.

Salah satu di antaranya adalah MNH (21), putra dari pasien Covid-19 yang meninggal tersebut.

MNH mengatakan, dirinya memukul petugas karena kesal setelah mengetahui petugas Public Safety Center (PSC) 119 salah membawa jenazah.

PSC 119 merupakan relawan yang bertugas memakamkan pasien Covid-19 yang meninggal.

Baca juga: Dapat Firasat, Keluarga Paksa Lihat Jenazah Mama Terakhir Kali, Benar Saja Tertukar Jasad Laki-laki

Baca juga: Ruang ICU Penuh, Dokter Ini Curhat Terpaksa Pilah-pilih Pasien Covid-19 : Perasaan Gak Karuan

MNH menjelaskan penyebab kasus pemukulan tersebut. Hal itu, kata dia, bermula ketika dirinya berkoordinasi dengan PSC terkait penyelenggaraan pemakaman ayahnya yang meninggal karena Covid-19.

Kerabat dan keluarga jenazah kasus COVID-19 mengunjungi pemakaman di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Minggu (26/4/2020). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, selama penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sejak 10-23 April, tren pemakaman yang menggunakan prosedur tetap (protap) COVID-19 cenderung menurun, di mana sebelumnya mencapai 50 orang yang meninggal per hari kini 40-30 orang per hari.
Kerabat dan keluarga jenazah kasus COVID-19 mengunjungi pemakaman di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Minggu (26/4/2020). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, selama penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sejak 10-23 April, tren pemakaman yang menggunakan prosedur tetap (protap) COVID-19 cenderung menurun, di mana sebelumnya mencapai 50 orang yang meninggal per hari kini 40-30 orang per hari. (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA via Kompas.com)

Ia menelepon pihak PSC karena jenazah ayahnya masih berada di kamar mayat Rumah Sakit Umum Daerah Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang pada Kamis (28/1/2021).

"Saya telepon pihak PSC menanyakan tentang jam pemakamam bapak saya. PSC mengatakan bahwa bapak saya dimakamkan pada kloter keempat. Terus saya tanya kira-kira itu jam berapa. PSC tidak bisa memastikan. Lalu saya pulang dulu sambil menunggu konfirmasi selanjutnya," kata MNH di Mapolresta Malang Kota, Jumat (29/1/2021).

MNH mengaku mendapat telepon dari petugas PSC sekitar pukul 12.27 WIB. Petugas menjelaskan, pemakaman kloter ketiga sudah berangkat.

Petugas meminta dirinya bersiap karena jenazah sang ayah berada di kloter keempat.

"Saya sama sepupu berangkat berdua ke rumah sakit untuk menunggu. Sebagian (keluarga) ke makam," katanya.

Tak lama menunggu di rumah sakit, mobil ambulans datang. Tetapi, petugas memakamkan jenazah pasien Covid-19 lain.

Alasannya, petugas ingin menyelesaikan pemakaman jenazah yang dikubur di TPU Sukun. Sementara, ayah MNH dimakamkan di TPU Kasin.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved