Ajaran Sesat Haekok Sudah Ada Sejak Lama, Pengikut Mandi Bareng karena Bosan Pengen Kaya
Terungkap alasan ikut sertanya 16 orang mandi bareng sebagai ritual ajaran sesat Hakekok.
TRIBUNMATARAM.COM - Terungkap alasan ikut sertanya 16 orang mandi bareng sebagai ritual ajaran sesat Hakekok.
Polisi mengamankan 16 orang yang terdiri dari pria, wanita, dan anak-anak yang menggelar ritual ajaran sesat Hakekok di Pandeglang.
Akhirnya terungkap motif mereka mengikuti ajaran sesat ini.
Sebanyak 16 warga yang mengikuti ajaran Hakekok menggelar ritual mandi telanjang bersama di tengah perkebunan.
Ritual tersebut diikuti oleh laki-laki dan perempuan dewasa serta anak-anak.
Belakangan diketahui jika ritual tersebut digelar untuk menyucikan diri setelah menunggu bertahun-tahun, berharap kaya namun tidak terkabul.
Baca juga: Geger Ajaran Sesat Hakekok, Libatkan 16 Pria, Wanita & Anak-anak Mandi Bersama Tanpa Busana
Baca juga: 6 Tahun Lalu Viral karena Tudingan Ajaran Sesat hingga 8 Istri, Eyang Subur Kapok Muncul di TV Lagi
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Majlis Ulama Indonesia (MUI) Pandeglang Hamdi Ma'ani berdasarkan pengakuan dari pimpinan kelompok ajaran tersebut yang bernama Arya.
Kepada Hamdi, Arya bercerita jika ajaran tersebut telah melakukan komitmen dengan Imam Mahdi dam dijanjikan kaya raya. Namun setelah menunggu bertahun-tahun janji tersebut tidak kunjung terkabul.
"Akhirnya setelah melakukan rajaban kemarin, mereka memutuskan untuk menyucikan diri, bebersih dan bubar," kata Hamdi kepada wartawan di Pandeglang, Jumat (12/3/2021).
Hamdi mengklarifikasi informasi soal kelompok tersebut yang baru muncul satu minggu. Kata dia ajaran itu sudah ada bertahun-tahun di Desa Karangbolong, Cigeulis.
Sebelumnya, kata Hamdi, MUI Kecamatan Cigeulis dan juga tokoh masyarakat setempat sudah pernah melakukan pembinaan kepada kelompok tersebut, namun kini kembali muncul tanpa sepengetahuannya.
"Sudah pernah dibina, sudah kondusif, muncul lagi sekarang di luar sepengetahuan kami," kata Hamdi.
Namun kemarin, kata Hamdi, saat ditemui di Polres Pandeglang, pimpinan kelompok tersebut mengakui kesalahannya dan ingin tobat.
"Dia merasa bersalah, siap dibenarkan, siap dibimbing dan dibina. Pengen tobat," kata Hamdi.
Berita Sebelumnya