Bocah Tewas Dikira Covid-19, Hasil Visum Ungkap Kekejian Kakek Tiri, Sering Berjam-jam di Toilet

Sempat mengalami sesak napas dikira terpapar covid-19, hasil visum malah ungkap fakta lain.

Penulis: Salma Fenty | Editor: Salma Fenty Irlanda
(TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO)
WL (39), menaburkan bunga di makam keponakannya, KO (7), yang meninggal dunia usai dicabuli kakek tirinya. 

Reporter : Salma Fenty

TRIBUNMATARAM.COM - Nyawa seorang bocah berusia tujuh tahun asal Pademangan, Jakarta Utara melayang setelah mengalami serangkaian kejadian pilu.

Sempat mengalami sesak napas dikira terpapar covid-19, hasil visum malah ungkap fakta lain.

Menurut hasil visum, penyebab kematiannya adalah karena infeksi di oragan vital.

Rupanya, selama ini bocah malang itu menjadi korban kebejatan sang kakek tiri, TS (45).

Bocah perempuan berusia 7 tahun itu meninggal dunia setelah mendapat perlakuan tak senonoh dari kakek tirinya, TS (45).

Korban dilaporkan dicabuli oleh kakek tirinya.

Mulanya, korban meninggal dunia dengan terpapar Covid-19.

Baca juga: Ibu Bingung Mencari, Kaget Bukan Main Saksikan Anaknya yang Berkebutuhan Khusus Dicabuli Tetangga

Baca juga: Menikah di Usia 9 Tahun, Ibu di Banyuasin Dicabuli Kakak Ipar, Suami Tak Percaya & Salahkan Korban

Namun setelah dites ternyata korban negatif Covid-19.

Fakta baru pun terungkap setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Korban ternyata mengalami luka di bagian organ vitalnya.

Polisi pun turun tangan hingga akhirnya terkuak ternyata korban dicabuli oleh kakek tiri.

Korban sempat dilarikan ke beberapa fasilitas kesehatan.

Korban pun sempat mengalami gejala sesak nafas hingga mengeluhkan rasa sakit di alat vitalnya.

Ia pun dibawa ke klinik, puskesmas hingga rumah sakit kecamatan.

Namun kondisinya terus menurun.

Akhirnya korban dirujuk ke RSUP Persahabatan, Jakarta Timur.

Selang beberapa waktu, korban dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit tersebut.

Korban meninggal dunia pada Selasa (30/3/2021) lalu.

WL (39), menaburkan bunga di makam keponakannya, KO (7), yang meninggal dunia usai dicabuli kakek tirinya.
WL (39), menaburkan bunga di makam keponakannya, KO (7), yang meninggal dunia usai dicabuli kakek tirinya. (TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO)

Paman korban, WL (39), mengatakan pihak keluarga baru tahu korban mengalami luka di alat vitalnya setelah dokter memeriksa secara mendalam terhadap jenazah bocah perempuan tersebut.

"Setelah itu didalami oleh dokter, ternyata ada kelainan atau kejanggalan di sana, yakni kemaluan korban," kata WL ditemui di TPU Semper, Cilincing, Jakarta Utara, Sabtu (3/4/2021).

Pihak keluarga lantas memutuskan mengirim jenazah korban ke RS Polri Kramat Jati.

Dokter melakukan visum et repertum terhadap korban, sembari melaporkan hal ini ke aparat Polres Metro Jakarta Utara.

Keluarga pun tak percaya saat mengetahui hasil visum menyatakan kondisi alat vital korban terluka parah.

"Dari hasil visum itu memang kondisi kemaluan korban luka parah," kata WL.

Polisi kemudian menindaklanjuti kasus yang mengarah ke dugaan pencabulan ini.

Hasil penyelidikan, polisi membenarkan korban menjadi korban pencabulan berkali-kali.

Wakil Kapolres Metro Jakarta Utara AKBP Nasriadi mengatakan pelaku sudah dibekuk Unit PPA Polres Metro Jakarta Utara.

Hasil interogasi, pelaku tega mencabuli korban berkali-kali menggunakan jarinya.

Akibat perbuatan cabul yang dilakukan kakek tirinya, KO mengalami luka parah pada alat vitalnya.

"Korban mengalami infeksi pada alat vitalnya yang merambat hingga terjadi infeksi pada kantung kemih dan merambat hingga infeksi ginjal," kata Nasriadi.

Diketahui ternyata pelakunya kakek tiri korban, TS.

"Itu yang melakukan itu kakek tiri si korban. Sehari-harinya memang dia (korban) tinggal sama nenek dan kakek tirinya," ucap WL.

Sementara itu keluarga masih tak percaya bocah perempuan tersebut dicabuli oleh orang yang selama ini dipercaya memomongnya.

"Kita masih nggak percaya, masih syok. Karena dia (TS) memang sehari-harinya dipercaya jagain si KO ini," ucap WL.

Ternyata Nenek Tahu

Aksi pelaku tersebut ternyata diketahui nenek korban.

Hanya saja nenek korban tak berani buka suara lantaran diancam pelaku.

Hal itu disampaikan langsung oleh paman korban, WL (39).

Ia mengungkapkan bahwa korban berkali-kali dicabuli kakek tirinya sebelum meninggal dunia.

Ilustrasi pencabulan oleh guru
Ilustrasi pencabulan oleh guru (KOMPAS.com/LAKSONO HARI WIWOHO)

"Dia sudah delapan kali mencabuli korban," kata paman korban, WL (39), saat ditemui di TPU Semper, Cilincing, Jakarta Utara, Sabtu (3/4/2021).

Delapan kali aksi pencabulan itu selalu dilakukan TS saat dirinya sedang berdua di rumah bersama korban.

Dalam momen-momen berduaan ini, TS akan mengajak KO ke kamar mandi untuk melancarkan aksi bejatnya.

"Kalau di kamar mandi itu suka berjam-jam si pelaku mencabuli korban," ucap WL.

Menurut WL, aksi kakek tiri bejat tersebut sebenarnya diketahui nenek korban.

Namun, nenek korban tak berani bersuara lantaran diancam pelaku.

"Neneknya tidak berani ngomong ke masyarakat karena sudah diancam sama si pelaku," kata WL. (TribunMataram.com/ Salma)

#cabul #bocahtewas

Sumber: Tribun Mataram
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved