Konflik Israel vs Palestina

Kondisi Masjid Al-Aqsa Setelah Gencatan Senjata Makin Mencekam, Ratusan Pemukim Yahudi Memaksa Masuk

Keadaan masjid Al-Aqsa setelah gencatan senjata Israel-Palestina justru semakin mencekam.

Editor: Irsan Yamananda
TribunJateng/ Istimewa
Bendera Palestina 

Gencatan senjata sebelumnya telah terjadi antara Israel dan Palestina setelah serangan udara selama 11 hari di Gaza.

Gencatan senjata tersebut efektif dilakukan Jumat (21/5/2021) seperti dikutip dari Kompas TV dengan judul Baru Gencatan Senjata Israel-Palestina, Ratusan Pemukim Yahudi Memaksa Masuki Masjid Al-Aqsa.

Namun, hal itu tak memberikan pengaruh terhadap keamanan di Masjid Al-Aqsa.

Beberapa jam setelah gencatan senjata, kerusuhan antara polisi Israel dengan warga Palestina terjadi saat Salat Jumat.

Pernyataan Menohok Mahathir Mohamad pada Israel

Mahathir Mohamad pernah menolak seorang atlet asal Israel untuk berlaga di negaranya kala dirinya masih menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia.

Saat itu, sang atlet renang akan mengikuti Kejuaraan Para Renang Dunia yang berlangsung pada 29 Juli hingga 4 Agustus 2019.

Kejuaraan itu sendiri diikuti oleh 70 negara dan menjadi salah satu kualifikasi untuk dapat ikut serta dalam Paralimpiade yang sempat dijadwalkan diselenggarakan di Tokyo, Jepang.

Baca juga: Hamas Menolak Mundur, Ancam akan Ada Serangan Balas Dendam ke Israel: Tel Aviv Target Roket Kami

Baca juga: Israel Menolak Gencatan Senjata, Sang Pemimpin: Hanya Ada Dua Cara untuk Menangani Hamas

Malaysia sendiri sebenarnya sudah dua kali menolak delegasi Israel untuk hadir dalam acara olahraga yang diselenggarakan negaranya.

Pada 2015, dua atlet selancar Israel terpaksa memillih untuk mengundurkan diri setelah permohonan visa mereka ditolak.

Sementara pada 2017, mereka dengan lantang menolak menjadi tuan rumah konferensi badan sepakbola dunia, FIFA, dengan alasan adanya delegasi Israel yang akan hadir.

Sikap Mahathir kemudian menarik berbagai kecaman, salah satunya dari Kementerian Luar Negeri Emmanuel Nahshon.

"Israel mengecam keputusan yang terinspirasi oleh anti-Semitisme fanatik dari PM Malaysia Mahathir," ujar Nahshon, dilansir AFP, Kamis (17/1/2019).

Namun, meski sudah dicap sebagai seorang anti-Semit, Mahathir memilih untuk tak menganggapnya sebagai sebuah masalah.

Dikutip The Star Sabtu (19/1/2019), dalam pertemuan Oxford Union di London, Mahathir merasa bahwa mengomentari tindakan Israel atas Palestina adalah haknya.

"Kita berbicara tentang kebebasan berpendapat dan Anda tak bisa mengatakan apapun tentang Israel, tentang Yahudi, mengapa bisa begitu?" tanya Mahathir, seperti dikutip dari kompas.com.

Mahathir Mohamad.
kompas.com
Mahathir Mohamad.
Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved