Santap Bakso di Warung, 4 Polisi di NTT Muntah & Dilarikan ke RS, Tim Medis: Ada Kandungan Formalin
Empat orang polisi muntah-muntah hingga dilarikan ke rumah sakit setelah mengonsumsi bakso.
TRIBUNMATARAM.COM - Empat orang polisi muntah-muntah setelah mengonsumsi bakso di NTT.
Bahkan, mereka sampai harus dilarikan ke rumah sakit.
Tim medis menyebut mie kuning dalam bakso tersebut mengandung formalin.
Empat anggota kepolisian dari Direktorat Lalu Lintas Polda Nusa Tenggara Timur (NTT), dilarikan ke rumah sakit setempat, usai menyantap bakso.
Anggota polisi itu masing-masing adalah Ipda Sisilia Trisnawati, Brigpol Jimmy Rowoe, Brigpol Hony Bait dan Brigpol Angel Kana.
Kejadian tersebut dibenarkan oleh Direktur Lalu Lintas Polda NTT, Kombes Pol Iroth Laurens Recky, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (16/6/2021) malam.
• Terima Sate dari Wanita Misterius, Anak Driver Ojol di Yogya Muntah Lalu Meninggal, Istri Dirawat
• Angel Lelga Trauma Kenang Masa-masa Digerebek Vicky Prasetyo, Alami Kejanggalan: Muntah Kain Kafan

Muntah-muntah hingga dilarikan ke RS
Menurut Iroth, usai makan bakso di salah satu warung bakso yang berada di Kelurahan Oebobo, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, empat anggotanya langsung muntah-muntah.
"Kejadiannya beberapa hari lalu dan anggota sempat dirawat di rumah sakit Bhayangkara Titus Uly Kupang," kata Iroth.
Kejadian itu, kata Iroth, bermula ketika anggotanya menyantap bakso di rumah makan yang khusus menjual menu bakso itu.
• 6 Hal yang Dapat Batalkan Puasa Ramadhan: Memasukkan Sesuatu ke Lubang Tubuh Hingga Sengaja Muntah
Usai makan, mereka pulang ke rumah masing-masing.
Namun, tak berselang lama, mereka muntah dan langsung dilarikan ke rumah sakit.
"Kondisi mereka sudah sehat dan sudah bertugas kembali," kata dia.

Tim medis periksa makanan
Tim medis dari rumah sakit Bhayangkara dan Bid Dokkes Polda NTT pun langsung melakukan pemeriksaan di rumah makan tersebut seperti dikutip dari Kompas.com dengan judul "4 Polisi Dilarikan ke RS Usai Santap Bakso, Ini yang Ditemukan pada Makanan".
Dari hasil pemeriksaan, terdapat kandungan formalin pada mie kuning sebesar 0,8 miligram.
Kandungan nitrit sebesar 0,6 miligram pada daging dan saus sambal tomat. Kandungan formalin 0,25 miligram pada daging.
Selain kandungan formalin sebesar 0,8 miligram pada mie bakso goreng, ditemukan pula kandungan formalin pada tahu bakso.
Sampel makanan tersebut telah diamankan pihak kepolisian untuk proses lebih lanjut.
Kasus Sate Beracun
Driver ojek online yang anaknya menjadi korban salah sasaran dari Nani Aprilliani kini telah tegar.
Bandiman bahkan turut menjalani rekonstruksi bersama Nani Aprilliani.
Anak Bandiman, NFP, tewas setelah memakan sate sianida yang diracik Nani.
Bandiman datang saat Polisi menggelar rekonstruksi di Mapolres Bantul, Senin (7/6/2021).
Bandiman juga ikut dalam reka adegan.
Baca juga: Tangis Wanita Pemberi Sate Beracun Bantul saat Reka Ulang, Ayah Naba Hadir, Target Utama Tak Datang
Baca juga: Orangtua Pelaku Sate Sianida Bantul Datangi Rumah Naba, Minta Maaf Langsung : Sungguh Tak Ada Niatan
Bandiman tampak tenang saat menjalani rekonstruksi meski berhadapan langsung dengan Nani.
Bandiman mengaku sudah memaafkan Nani.
"Saya sendiri sudah memaafkan Nani yang menyebabkan anak saya meninggal karena salah sasaran," kata Bandiman dikutip dari Tribun Jogja.
Keluarga Nani, kata Bandiman, sudah meminta maaf padanya.
Permintaan maaf Nani dikirim lewat secarik surat.
Bandiman pun membalas surat permintaan maaf Nani Aprilliani, pengirim sate sianida.
"Saya atas nama Bandiman dengan ini memberikan maaf kepada anda (NA) yang telah melakukan keteledoran walaupun salah sasaran terhadap anak saya NFP, sehingga mengakibatkan meninggalnya anak saya.
Namun demikian dengan tidak mengurangi rasa hormat,
kami sekeluarga tetap menuntut proses hukum harus tetap berjalan dan tidak akan mengurangi/meringankan tuntutan kami sekeluarga sesuai dengan perbuatan yang telah anda lakukan,"

Meski sudah memaafkan, Bandiman menekankan ia tetap berharap Nani dapat dijatuhi hukuman setimpal.
"Kami sekeluarga menuntut proses hukum dapat terus berjalan, dan mendapatkan hukuman yang setimpal," tambahnya.
Adegan Campur Sianida
Melansir Tribun Jogja, Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP Ngadi mengatakan ada sekitar 35 adegan yang ditunjukkan dalam rekonstruksi tersebut, dari rencana awal hanya 27 adegan.
Ada tambahan adegan berupa aksi tersangka membeli racun secara online, mencampurkan racun (kalium sianida) ke bumbu satai, lalu membuang sisa racun dan baju gamis yang dikenakan saat kejadian.
Sebanyak 22 adegan diperagakan langsung oleh tersangka asal Majalengka, Jawa Barat itu.
Sisanya diperankan oleh Bandiman serta personel kepolisian.
Saksi lainnya, yakni T yang merupakan target dari Nani, tidak bisa hadir dalam rekonstruksi tersebut.
"Kami sudah mengundang saksi T dan istrinya, namun tidak datang. Mungkin sedang ada keperluan sehingga pakai (pemeran) pengganti," kata dia, dikutip dari TribunnewsBogor.com dengan judul Isi Surat Ayah Korban Sate Sianida untuk Nani, Sudah Memaafkan : Walau Salah Sasaran Pada Anak Saya
Dalam kasus ini, Satreskrim Polres Bantul masih menetapkan Nani menjadi tersangka tunggal.
Ia dijerat dengan pasal pembunuhan berencana.
Nani Menangis
Nani terlihat terisak menangis saat melakukan adegan per adegan dalam kasus yang menewaskan seorang anak berumur 8 tahun, Naba Faiz Prasetya.
Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP Ngadi memaklumi apa yang dirasakan oleh tersangka.

Maka dari itu, saat rekonstruksi, tersangka selalu didampingi oleh polwan.
"Ya, mungkin dia tidak biasa di situasi seperti ini, kami memaklumi tidak biasa di tempat seperti ini, sehingga terlihat tidak nyaman," ujarnya seusai rekonstruksi.
Namun demikian, rekonstruksi tetap berjalan dengan lancar.
(Kompas / Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere)
BACA JUGA : di TribunNewsmaker.com dengan judul Makan Bakso di Warung, 4 Polisi di NTT Muntah & Dilarikan ke RS, Tim Medis: Ada Kandungan Formalin.