Kisah Korban Pelecehan SMA SPI: 'Kami Anak Yatim Piatu & Tak Mampu, Awalnya Bangga Dipanggil Mentor'
Korban dugaan kekerasan seksual yang dilakukan pendiri SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) Kota Batu, Jawa Timur angkat bicara.
TRIBUNMATARAM.COM - Pendiri SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) Kota Batu, Jawa Timur berinisial JE diduga melakukan pelecehan seksual.
Dua korban pelecehan tersebut angkat bicara didampingi oleh Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait di Kota Batu, Jawa Timur, Sabtu (19/6/2021),
Kedua korban tersebut mendapatkan pelecehan seksual dengan modus yang sama.
Modusnya yakni dengan diajak ke rumah pribadi JE.
JE sendiri, lanjut korban, memiliki sebuah rumah mewah di daerah Surabaya.
Selain kedua korban, JE juga diketahui biasa mengajak beberapa siswa ke rumah tersebut.
• Pelecehan 29 Siswa SMA SPI Batu Dilakukan di Sekolah, Rumah, dan Luar Negeri, Komnas PA: Terencana
• Komnas PA Duga SMA SPI Kota Batu Lecehkan Puluhan Siswa, Kepsek: Tak Pernah Ada Kejadian Seperti Itu

Dengan berkedok training, JE memperlihatkan rumahnya yang mewah pada para korbannya.
Alasannya, ia ingin memicu para siswa agar punya mimpi besar.
Namun, ternyata tujuan JE bukanlah memberi motivasi atau 'training'.
Melainkan melakukan kekerasan seksual pada para siswa.
• Komnas PA Sebut SMA SPI Lecehkan Hingga 25 Siswa, Kepsek: Kaget dengan Pemberitaan yang Tak Sesuai
Saat berada di rumah pribadinya itu beberapa siswa mengalami kekerasan seksual.
"Rumahnya kan besar mewah gitu, jadi istilahnya si JE ini selalu membuat kita itu seperti kayak ini loh.
Kamu mau punya impian nggak seperti Koko (JE) yang punya rumah mewah, rumah besar, kayak dream building.
Seperti kita di-training sama beliaunya untuk kita bisa membangun impian kita.
Jadi kayak training di situ," katanya didampingi Arist Merdeka Sirait seperti dikutip dari Kompas.com dengan judul "Pengakuan 2 Korban Kekerasan Seksual SMA di Batu: Diajak Training di Rumah Pribadi yang Mewah".