Tuduh RS Covidkan Pasien, Izinkan Warga Hajatan & Nobar Wayang, Bupati Banjarnegara: Ada Sales Covid
Bupati Banjarnegara jadi sorotan setelah mengeluarkan pernyataan kontroversial terkait Covid-19.
TRIBUNMATARAM.COM - Publik sedang menyorot nama Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono karena pernyataannya soal Covid-19 yang kontroversial.
Seperti diketahui, ia sempat memberikan komentar terkait melonjaknya kasus Covid-19.
Bupati Banjarnegara menuding pihak rumah sakit sengaja mengcovidkan pasien.
Menurut Budhi, rumah sakit saling berebut pasien demi mengejar keuntungan.
Budhi mengatakan, pihak RS mendapat biaya perawatan dari pandemi Covid-19.
Menurutnya, biaya tiap hari untuk pasien Covid-19 antara Rp 6,25 juta hingga Rp 10 juta.
• PPKM Darurat Jawa-Bali: Berlaku 3-20 Juli 2021, Tempat Ibadah & Wisata Ditutup, Sekolah Wajib Daring
• Bupati PPU Tak Mau Terlibat Penanganan Covid, Sebut Hanya Timbulkan Masalah Hukum: Mohon Diviralkan

Selain pernyataannya, sikap Bupati Banjarnegara itu juga jadi sorotan.
Bagaimana tidak, ia sempat nonton bareng gelaran eksenian wayang kulit di Desa Gembongan, Kecamatan Sigaluh.
Hal itu dia lakukan ketika pandemi Covid-19 masih berlangsung.
Sedangkan angka kasus Covid-19 di sejumlah daerah di Jawa Tengah mengalami tren peningkatan yang cukup tajam.
• 5 Cara Cepat Sembuh Covid-19, Lakukan Hal Ini Selama Isolasi Mandiri, Masker Dobel, Kamar Terpisah
Berikut beberapa kontroversi yang dilakukan Bupati Banjarnegara saat pandemi:
1. Izinkah warganya gelar hajatan

Padahal ada peningkatan kasus Covid-19 di Jawa Tengah.
Menurut Budhi, kebijakan yang dia ambil ini sudah sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2020 tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan dalam Pencegahan dan Pengendalian Covid-19.
Budhi mengungkapkan, sebagai Ketua Gugus Tugas Covid-19 tingkat kabupaten, selama desa tersebut tidak masuk dalam zona merah, maka tidak ada alasan untuk melarang warga menggelar keramaian.
"Gugus tugas pasti mengizinkan, pemerintah hadir bukan untuk membubarkan tapi untuk mengedukasi tentang protokol kesehatan.
Tolong agak minggir ya, pakai masker ya, begitu,” ujar dia.
2. Nonton bareng wayang kulit

Saat pandemi, Bupati Budgi juga nonton bareng kesenian wayang kulit di Desa Gembongan, Kecamatan Sigaluh pada Minggu (20/6/2021) malam.
Acara yang dihadiri oleh dalang Ki Miskal Sujono dan 150 penonton tersebut berlangsung tertib dengan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.
• WASPADA Covid-19 Varian Delta Sudah Ditemukan di Hampir Semua Kota di Pulau Jawa, Sangat Menular!
Semua penonton terlihat tertib mengenakan masker dan kursi penonton ditempatkan dengan jarak.
Serta ada pemindai suhu badan dan air untuk cuci tangan.
“Alhamdulillah dari penonton, pemusik, seniman, sinden, semuanya maskeran dan jaga jarak.
Tidak ada yang dempet-dempetan.
Hanya wayangnya yang dempet-dempetan dan enggak maskeran,” kata Budhi melalui rilis tertulis, Senin (21/6/2021).
3. Bupati Banjarnegara tuding RS "covidkan" pasien

Diberitakan Kompas.com, Rabu (30/6/2021) Budhi menuding lonjakan kasus Covid-19 disebabkan unsur kesengajaan dari pihak rumah sakit.
"Jadi rumah sakit di Kabupaten Banjarnegara ini kalau saya pantau agak berebut pasien Covid-19. Karena standar agak lumayan juga.
Yang saya ketahui sampai saat ini laporan dari dinas saya itu untuk biaya tiap hari Rp 6.250.000 minimal, maksimal sampai Rp 10 juta per hari," kata Budhi.
Dengan tingginya biaya klaim tersebut, Budhi menganggap wajar jika RS saling berebut pasien, demi mengejar keuntungan dari biaya perawatan yang didapat seperti dikutip dari Kompas.com dengan judul "Kontroversi Bupati Banjarnegara Saat Pandemi, Nobar Wayang hingga Tuding RS "Covidkan" Pasien".
"Jadi yang dicari rata-rata pasien Covid semua, dan kalau diswab, dari 10 orang, yang positif Covid itu 7 atau 6 (orang).
Terus saat sekarang ini jadi melonjak. Rumah sakit penuh tempat karantina penuh. Ini pada berlomba membuat karantina lagi," ujar Budhi.
4. Sebut ada sales yang cari pasien Covid-19

Dalam sebuah video yang beredar, Budhi mengatakan sudah bertemu dengan sales marketing pihak rumah sakit yang ia sebut bernama Bejo.
Menurutnya sales tersebut mencari orang sakit Covid-19 untuk dirawat di rumah sakit.
Dia menyebut, sales tersebut akan mendapat honor dari tiap pasien yang berhasil dibujuk untuk dirawat di rumah sakit.
"Kemarin saya sudah ketemu sama salesnya. Ada salesnya namanya Bejo, mencari orang sakit (Covid-19) untuk dipondokin (dirawat) di rumah sakit. Kalau dipondokin dengan mobil sendiri Rp 200.000 tapi kalau diambil pakai ambulans rumah sakit honornya Rp 100.000," kata dia.
Menurut dia, mafia pasien inilah yang membuat angka Covid-19 di sejumlah daerah melonjak.
(KOMPAS/ Riska Farasonalia, M Iqbal Fahmi, Jawahir Gustav Rizal)