Bupati Banjarnegara Izinkan Warga Hajatan Saat Pandemi, Ganjar Pranowo: 'Harus Belajar dari Kudus'
Ganjar Pranowo meminta Pemerintah Kabupaten Banjarnegara belajar dari pengalaman Kudus.
Penulis: Irsan Yamananda | Editor: Salma Fenty Irlanda
TRIBUNMATARAM.COM - Sosok Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono sempat menjadi sorotan publik.
Hal itu dikarenakan pernyataannya soal Covid-19.
Budhi sempat menuding rumah sakit sengaja mengcovid-kan pasien.
Menurutnya, pihak rumah sakit saling berebut pasien demi mengejar keuntungan.
Hal itu, lanjut Budhi, rumah sakit lakukan demi mendapat biaya perawatan dari pandemi Covid-19.
Bahkan Budhi mengatakan bahwa biaya tiap hari untuk pasien Covid-19 antara Rp 6,25 juta hingga Rp 10 juta.
• PPKM Darurat Jawa-Bali: Berlaku 3-20 Juli 2021, Tempat Ibadah & Wisata Ditutup, Sekolah Wajib Daring
• Bupati PPU Tak Mau Terlibat Penanganan Covid, Sebut Hanya Timbulkan Masalah Hukum: Mohon Diviralkan
 
Aksi Budhi menonton bareng gelaran eksenian wayang kulit di Desa Gembongan, Kecamatan Sigaluh juga jadi sorotan mengingat dilakukan ketika pandemi Covid-19 masih berlangsung.
Sedangkan angka kasus Covid-19 di sejumlah daerah di Jawa Tengah mengalami tren peningkatan yang cukup tajam.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan bahwa peningkatan kasus Covid-19 di Banjarnegara sudah berlangsung secara eksponensial.
Hal ini, lanjut Ganjar, terlihat dari kondisi Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan keterisian Intensive Care Unit (ICU) di rumah sakit rujukan Covid-19.
“Hari ini cukup eksponensial ya saya lihat, kemarin mulai ndedel (padat) gitu naiknya,” kata Ganjar saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke RSUD Hj Anna Lasmanah dan RSI Banjarnegara, Kamis (8/7/2021) seperti dikutip dari Kompas.com.
Ganjar mendapatkan laporan bed occupancy ratio (BOR) untuk isolasi pasien Covid-19 yang semakin menipis.
Jumlah ranjang ICU di RSUD Banjarnegara juga telah terisi penuh.
 
“Itu loncengnya sudah harus dibunyikan.
Jadi kalau nanti ada yang merasa, 'Ah tempat kami baik-baik saja', enggak ada yang baik-baik sekarang, seluruh Jawa-Bali tidak baik-baik.
Sekarang musti kita segera kerjakan bersama,” tegasnya.
Ganjar pun meminta kabupaten Banjarnegara menyiapkan skenario antisipatif.
Ia mencontohkan, estimasi fasilitas kesehatan dengan mengkhususkan satu rumah sakit untuk penangananan Covid-19.
“Siapkan rumah sakit-rumah sakit rujukan, kumpulkan jadi satu.
Bagi peran dan tugasnya, hitung kapasitasnya, kalau dilakukan ekstensi ada bisa berapa,” ujarnya.
Selain itu, Ganjar juga meminta Pemkab bisa menghitung kemampuannya untuk menangani lonjakan Covid-19 di daerahnya.
“Yang tidak bisa, sampaikan kepada provinsi, sehingga kami langsung bisa backup.
Nanti kalau provinsi juga enggak sanggup, kami juga akan telepon pusat, sehingga nanti cepat sekali kami bisa merespons seandainya terjadi sesuatu,” terangnya.
Selain itu, ia meminta Pemkab Banjarnegara belajar dari pengalaman yang terjadi di Kudus beberapa waktu lalu.
“Semua harus belajar dari pengalaman Kudus, dan Kudus sekarang mulai melandai, udah mulai bagus.
Jadi saya harapkan nanti kawan-kawan di Banjarnegara bisa melakukan itu, ya setidaknya siapkanlah satu rumah sakit untuk Covid,” tandasnya.
Berikut beberapa kontroversi yang dilakukan Bupati Banjarnegara saat pandemi:
1. Izinkah warganya gelar hajatan
 
Padahal ada peningkatan kasus Covid-19 di Jawa Tengah.
Menurut Budhi, kebijakan yang dia ambil ini sudah sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2020 tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan dalam Pencegahan dan Pengendalian Covid-19.
Budhi mengungkapkan, sebagai Ketua Gugus Tugas Covid-19 tingkat kabupaten, selama desa tersebut tidak masuk dalam zona merah, maka tidak ada alasan untuk melarang warga menggelar keramaian.
"Gugus tugas pasti mengizinkan, pemerintah hadir bukan untuk membubarkan tapi untuk mengedukasi tentang protokol kesehatan.
Tolong agak minggir ya, pakai masker ya, begitu,” ujar dia.
2. Nonton bareng wayang kulit
 
Saat pandemi, Bupati Budgi juga nonton bareng kesenian wayang kulit di Desa Gembongan, Kecamatan Sigaluh pada Minggu (20/6/2021) malam.
Acara yang dihadiri oleh dalang Ki Miskal Sujono dan 150 penonton tersebut berlangsung tertib dengan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.
• WASPADA Covid-19 Varian Delta Sudah Ditemukan di Hampir Semua Kota di Pulau Jawa, Sangat Menular!
Semua penonton terlihat tertib mengenakan masker dan kursi penonton ditempatkan dengan jarak.
Serta ada pemindai suhu badan dan air untuk cuci tangan.
“Alhamdulillah dari penonton, pemusik, seniman, sinden, semuanya maskeran dan jaga jarak.
Tidak ada yang dempet-dempetan.
Hanya wayangnya yang dempet-dempetan dan enggak maskeran,” kata Budhi melalui rilis tertulis, Senin (21/6/2021).
3. Bupati Banjarnegara tuding RS "covidkan" pasien
 
Diberitakan Kompas.com, Rabu (30/6/2021) Budhi menuding lonjakan kasus Covid-19 disebabkan unsur kesengajaan dari pihak rumah sakit.
"Jadi rumah sakit di Kabupaten Banjarnegara ini kalau saya pantau agak berebut pasien Covid-19. Karena standar agak lumayan juga.
Yang saya ketahui sampai saat ini laporan dari dinas saya itu untuk biaya tiap hari Rp 6.250.000 minimal, maksimal sampai Rp 10 juta per hari," kata Budhi.
Dengan tingginya biaya klaim tersebut, Budhi menganggap wajar jika RS saling berebut pasien, demi mengejar keuntungan dari biaya perawatan yang didapat seperti dikutip dari Kompas.com dengan judul "Kontroversi Bupati Banjarnegara Saat Pandemi, Nobar Wayang hingga Tuding RS "Covidkan" Pasien".
"Jadi yang dicari rata-rata pasien Covid semua, dan kalau diswab, dari 10 orang, yang positif Covid itu 7 atau 6 (orang).
Terus saat sekarang ini jadi melonjak. Rumah sakit penuh tempat karantina penuh. Ini pada berlomba membuat karantina lagi," ujar Budhi.
4. Sebut ada sales yang cari pasien Covid-19
 
Dalam sebuah video yang beredar, Budhi mengatakan sudah bertemu dengan sales marketing pihak rumah sakit yang ia sebut bernama Bejo.
Menurutnya sales tersebut mencari orang sakit Covid-19 untuk dirawat di rumah sakit.
Dia menyebut, sales tersebut akan mendapat honor dari tiap pasien yang berhasil dibujuk untuk dirawat di rumah sakit.
"Kemarin saya sudah ketemu sama salesnya. Ada salesnya namanya Bejo, mencari orang sakit (Covid-19) untuk dipondokin (dirawat) di rumah sakit. Kalau dipondokin dengan mobil sendiri Rp 200.000 tapi kalau diambil pakai ambulans rumah sakit honornya Rp 100.000," kata dia.
Menurut dia, mafia pasien inilah yang membuat angka Covid-19 di sejumlah daerah melonjak.
(KOMPAS/ Riska Farasonalia, M Iqbal Fahmi, Jawahir Gustav Rizal) (TribnMataram/ Irsan Yamananda)
 
							
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/mataram/foto/bank/originals/gubernur-jawa-tengah-ganjar-pranowo.jpg)
:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/mataram/foto/bank/originals/shopeevidio.jpg) 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/mataram/foto/bank/originals/Alumni-BION-Berkarya-untuk-Nusantara.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/mataram/foto/bank/originals/MATA-LOKAL-FEST-2025.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/mataram/foto/bank/originals/shopee-193.jpg)