Viral Hari Ini
Perjuangan Imas, Guru Honorer 53 Tahun di Karawang yang Ikut PPPK Walau Berjalan Pakai Tongkat
Berikut kisah perjuangan Imas, guru honorer usia 53 tahun di Karawang yang ikut seleksi PPPK walau sakit stroke.
TRIBUNMATARAM.COM - Nama Imas Kustiani tengah menjadi sorotan.
Ia merupakan guru honorer berusia 53 tahun di Karawang, Jawa Barat.
Imas masih tetap semangat mengikuti seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 2021.
Kisahnya pun viral di media sosial.
Perjuangan Imas diunggah di akun Instagram infokrw dari sumber pgri_kotabaru.fc.
Usut punya usut, Imas menderita penyakit stroke.
Baca juga: Viral Video Dugaan Penganiayaan Tahanan di Medan, Kalapas: Masalah Minta uUang Jelas Tidak Benar
Baca juga: Viral Preman Tutup Jembatan di Deli Serdang, Minta Bayaran ke Warga yang Mau Lewat, Ini Kata Polisi

Kendati demikian, ia tetap ikut serta dalam seleksi PPPK tersebut.
Awalnya, Imas terlihat berjalan menggunakan tongkat.
Perlahan tapi pasti, ia begerak menuju ruang seleksi.
Namun, Imas kemudian terlihat kesulitan berjalan.
Baca juga: Viral Kepala Sekolah di Tangerang Miliki Harta Capai Rp 1,6 Triliun, Berikut Sumber Penghasilannya
Langkahnya terlalu lambat sehingga khawatir terlambat.
Untuk itu, petugas pengawas seleksi dengan sigap menggendong Imas agar dapat lebih cepat sampai ke ruangan tes di SMAN 3 Karawang.
Diketahui, Imas bergelar Sarjana Satu (S1) Pendidikan seorang guru honorer K2 di SDN Wancimekar 1 Desa Wancimekar Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang.
Imas telah menjadi guru honorer selama 17 tahun dan tak kenal lelah serta putus asa untuk memberi ilmu pengetahuan kepada anak muridnya kendati dirinya tengah menderita stroke yang telah berlangsung selama 3 tahun.
Semangat juang Imas Kustiani untuk mengajar demi mencerdaskan anak-anak Karawang mendapat dukungan penuh dari para murid, guru dan kepala sekolah.
Saat ditelusuri, Imas merupakan warga Perum Ekamas Permai BI 25 RT 02/05 Desa Pangulah Utara, Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang.
Saat didatangi, Imas sedang bersama sang suami Nana Suhana (54).
Imas membenarkan, kisah viral di media sosial itu merupakan dirinya.
Bahkan kejadian viral itu, Imas ditemani sang suami saat hendak mengikuti seleksi PPPK di SMAN 3.
"Iya benar itu saya, engga tahu juga bisa ramai viral gitu," kata Imas dengan terbata-bata.
Imas tak hanya kesulitan berjalan, dia juga kesulitan dalam berbicara akibat sakit stroke yang dideritanya.
Baca juga: Viral Video Pria Pukul dan Tendang Kades di Jombang, Tuduh Korban Tilap Hadiah dari Presiden Jokowi
Dengan dibantu sang suami, Imas menceritakan kisahnya saat mengikuti seleksi PPPK tersebut.
Dia mengaku, terkejut atas tindakan yang dilakukan petugas pengawas tersebut.
Pasalnya, Imas yang sedang dituntun suami mengalami sakit kaki karena terlalu jauh jalan untuk menuju ke ruangan tes.
Melihat kondisi itu, tiba-tiba petugas pengawas datang dan menawarkan diri untuk menggendongnya menuju ruangan tes.
"Saya kaget, sakit pas itu lagi jalan.
Kaki saya sakit jadi lama mungkin ya.
Jadi langsung dibantu digendong pegawas ke ruangan tes," imbuh dia.
Dirinya juga tak mengetahui kejadian itu divideokan dan menjadi viral di media sosial.
"Engga tau bisa ramai gitu, ada juga dari mana gitu ada video call saya," ucapnya.
Imas mengungkapkan, dirinya telah menjadi guru honorer selama 17 tahun atau sejak tahun 2004.

Cita-cita ingin jadi PNS
Sejak pertama menjadi guru honorer Imas mengajar di SDN Wancimekar 1 Desa Wancimekar Kecamatan Kotabaru, hingga sekarang ini seperti dikutip dari Tribunbekasi.com dengan judul VIRAL, Guru Honorer di Karawang Derita Stroke dan Harus Digendong Tetap Semangat Ikuti Seleksi PPPK.
Dia juga beberapa kali pernah menjadi wali kelas dan mengajar semua mata pelajaran kecuali olahraga.
Semangatnya mengikuti seleksi PPPK karena ingin meraih cita-cita masa remajanya untuk menjadi seorang pegawai negeri sipil (PNS).
Bahkan sejak tahun 2013, jika ada seleksi guru PNS Imas selalu mengikutinya.
"Sudah sekitar 6 atau 7 kali, lupa aku. Intinya dari 2013 tiap ada tes guru PNS saya ikut tapi belum rezekinya sampai tahun ini ikutan tapi kan namanya seleksi PPPK ya," katanya.
Untuk itu, Imas berharap untuk seleksi PPPK 2021 ini bisa lolos dan diterima menjadi pegawai pemerintah meskipun tak seperti PNS.
"Alhamdulillah, saat seleksi semua soal terjawab dengan baik. Ibu sangat berharap bisa lolos diterima sebagai pegawai pemerintah," paparnya.
(TribunBekasi/ Muhammad Azzam)