Untuk mudahnya, BNPB menyediakan aplikasi InaRISK yang bisa membantu masyarakat mengenali potensi bencana di wilayah mereka.
Kedua, Agus menyarankan agar masyarakat mulai mengembangkan bangunan tahan gempa.
"Jadi kalau di orang (teknik) sipil itu bilangnya ada proses perkuatan dengan retrofikasi.
Baca Juga:
• 5 Seleb Cantik yang Juga Ditangkap Polisi karena Terjerat Kasus Narkoba Selain Nunung, Siapa Saja?
"Misalnya ada dinding bangunan yang tidak bagus diberi perkuatan dengan ditambah tulangan yang lebih baru atau kolong yang lebih berat lagi," kata Agus saat dihubungi Kompas.com pada Sabtu (20/7/2019).
Dan yang paling penting, adalah poin ketiga ini.
Agus menghimbau agar masyarakat mampu menerapkan rumus 20-20-20.
Rumus 20-20-20 sebaiknya diketahui masyarakat, terutama warga yang tinggal di pinggir pantai.
Lantas, apa sebenarnya rumus 20-20-20 ini?
Rumus 20-20-20 adalah kombinasi dari urutan kejadian yang harus diperhatikan masyarakat ketika gempa tiba.
"Kalau warga merasakan gempa selama 20 detik, setelah selesai (guncangan) warga harus segera evakuasi.
"Karena, di pantai akan datang tsunami dalam 20 menit.
"Lari ke bangunan yang ketinggiannya minimal 20 meter," ujar Agus menjelaskan rumus 20-20-20.
Agus menambahkan, proses evakuasi dengan memilih gedung tinggi meski dekat pantai pun tidak masalah.
Yang harus diperhatikan adalah asal bangunan tersebut masih berdiri kokoh setelah gempa berhenti.