Ini terjadi di kelompok usa 18-34, usia produktif yang notabene aktif berbelanja.
Masih berdasarkan data Nielsen, di Amerika Serikat, individu berusia 18-34 menghabiskan waktu di ponsel mereka dan komputer mereka selama 4 jam 2 menit sehari.
Sedangkan televisi hanya 1 jam 54 menit. TV hanya unggul di sebagian generasi X dan generasi Baby Boomers, atau yang usianya kini sudah 50 tahun ke atas.
Di Amerika Serikat, televisi gratis memang masih hidup. Namun kepemilikannya hanya berputar di lima jaringan besar yakni NBC, CBS, ABC, Fox, dan The CW.
Jika hari ini Indonesia baru dibuat pusing dengan meredupnya media konvensional, di Amerika Serikat, industri TV kabel atau TV berbayar sudah lama kehilangan pelanggannya dengan hadirnya Netflix dan kawan-kawan.
Terlepas dari usia dan tren global, Imaduddin mengingatkan ada juga bias kelas yang berpengaruh pada industri televisi.
Mereka kemungkinan sudah meninggalkan televisi dan beralih ke ponsel untuk hiburan maupun informasi.
"Sebenarnya konten mereka baik, tapi dari segi masyarakat dominan mereka enggak menjawab demand. PR-nya bagaimana bikin tayangan bermutu tapi appealing ke market yang meninggalkan TV," kata Firman.??
Masalah yang dihadapi NET kini, tak menutup kemungkinan akan dihadapi industri televisi secara keseluruhan. (Kompas.com/Nibras Nada Nailufar)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "NET TV, Pong Harjatmo, dan Beratnya Bisnis Televisi di Era Netflix"