TRIBUNMATARAM.COM - Cuek dengan penolakan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dengan terpilihnya dokter Terawan sebagai Menteri Kesehatan, Jokowi tegaskan alasannya pilih dokter langganan Prabowo Subianto.
Terpilihnya dokter Terawan sebagai Menteri Kesehatan menimbulkan konflik di kalangan IDI.
Track record dokter Terawan terkait polemik cuci otak yang kontroversial rupanya membawa penolakan dari IDI.
Sejak resmi dilantik jadi menteri kesehatan, nama dokter Terawan langsung ramai diberitakan media di mana-mana.
Pasalnya, belum sehari menjabat jadi menkes, dokter Terawan sudah dapat penolakan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Terkait penolakan IDI terhadap pelantikannya sebagai menteri kesehatan, dokter Terawan nyatanya tak mau ambil pusing.
• Mengenal dr Terawan Menteri Kesehatan yang Baru, Dokter Cuci Otak yang Kontroversial!
Begitu juga Presiden Jokowi yang baru saja melantik menteri-menterinya pada Rabu (23/10/2019) di depan Istana Merdeka.
Siapa sih yang tak kenal dengan sosok dokter Terawan?
Ya, di balik sosoknya yang kini dikenal sebagai Menkes, dokter Terawan bukanlah sosok yang sembarangan.
Sosok dokter Terawan ini dikenal dengan sepak terjangnya yang cemerlang di dunia medis.
Sebelum menjabat posisi Menkes, dokter Terawan adalah dokter yang sempat menjadi sorotan publik lantaran pernah mendapat perintah langsung dari Presiden Jokowi untuk menangani Alm Ani Yudhoyono saat berjuang mengidap kanker darah.
Dilansir Sosok.ID dari Grid.ID, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat itu langsung menugaskan dokter Kepala RSPAD Gatot Soebroto, Mayor Jenderal TNI Dr dr Terawan Agus Putranto SpRad (K) RI untuk menangangi langsung (Alm) Ani Yudhoyono.
Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto bahkan adalah salah satu pasien langganan dokter Terawan.
• Nadiem Makarim Pilih Jadi Menterinya Jokowi, Ini Beda Gaji CEO Gojek VS Mendikbud, Selisih Jauh?
Di balik sosoknya yang kerap dipercaya menangani berbagai masalah kesehatan para pejabat negara, rupanya dokter Terawan ini punya catatan buruk dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Melansir Majalah Intisari, pada tahun 2008, dokter Terawan pernah dipecat atau diberhentikan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terkait metode terapi 'cuci otak' yang tengah ia kembangkan.