Tim mencoba masuk dan mengukur kedalaman celah untuk memastikan apakah benda besar dapat melewati celah pada bawah teralis tersebut, dan ditemukan sangat sempit serta mustahil bisa dilewati,” ungkap Ketua Gemmpar Hairul Marzuki saat dikonfirmasi, Minggu (15/12/2019).
Namun, jika diasumsikan jasad tersebut lolos lolos dari teralis itu maka akan tertahan di Polder Air Hitam sebagaimana pembuangan akhir.
Di situ, kata Marzuki nyaris tak celah jasad lolos. Karena pintu polder tak pernah dibuka.
• Berawal dari Batuk Pilek, Setelah Minum Obat Sekujur Tubuh Balita Ini Melepuh Hingga Meninggal Dunia
Penelusuran di salura drainase PAUD
Ditemukan pula banyak tanaman Eceng Gondok dan dipastikan tertahan tak bisa kemana-mana.
Kemudian, penelusuran dilakukan lagi pada sistem jaringan saluran drainase dari lokasi PAUD menuju Antasari.
Sepanjang itu harus melewati Jalan Juanda.
“Tepat dibawah fly over Jalan Juanda terdapat saluran buntu. Sedimentasi nyaris penuh menutup ruang drainasenya.
Jangan sangat sulit benda besar melewati jalur ini,” kata dia.
Karena ini dugaan Yusuf terseret banjir dinilai janggal.
• Ngaku Tak Tahu Bayi 40 Hari Tak Boleh Makan Pisang Hingga Meninggal, Ibu: Mungkin Suratan Takdir
Sebagai bahan penyelidikan
Meski demikian, Hairul mengatakan timnya tak memiliki kewenangan apapun memutuskan atau pun menyimpulkan apapun terkait kasus tersebut.
Pihaknya hanya membantu fakta lapangan kepada polisi untuk bahan penyelidikan.
“Temuan kami di lapangan ini jadi bahan pertimbangan saja,” kata dia.
Temuan banyak jaring besi ini pula membuat kedua orang tua Yusuf tak percaya jika anaknya disebut terpeleset ke parit lalu terseret banjir ke lokasi penemuan.
“Kami tidak yakin, anak kami ini jatuh ke parit. Kami duga ada tindakan kejahatan.
Semoga polisi bisa mengungkap,” kata Bambang saat ditemui di kediamannya di Gunung Lingai, Sabtu (14/12/2019).
• Guru SD Ngaku Meninggal Dunia, Tetap Dapat Gaji Utuh Hingga 435 Juta Meski Tak Ngajar di Kelas