5 Tahun Hilang & Dikira Meninggal, Gadis Asal Tasikmalaya Ditemukan Gangguan Jiwa di Medan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang perempuan asal Kota Tasikmalaya dijemput Dinsos Kota Tasikmalaya setelah dipulangkan dari Medan dan hilang selama 5 tahun, Jumat (7/2/2020).

TRIBUNMATARAM.COM - Lima tahun dikira hilang dan meninggal, Rina Rismayanti, gadis asal Tasikmalaya ditemukan di Medan.

Sudah 5 tahun, Nurgana mencari anaknya Rina Rismayanti yang hilang 5 tahun silam.

Kala itu, Rina Rismayanti mendadak hilang dari rumahnya di Tasikmalaya.

Tahun 2015 lalu, Rina Rismayanti yang saat itu berusia 25 tahun hilang dari rumahnya di Kampung Bojongnangka, Kelurahan Sukamenak, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya.

Sang ayah, Nurgana mengetahui anak gadisnya hilang saat ia hendak salat Shubuh. Nurgana pun melapor ke polisi.

Kronologi Ayah Temukan Putrinya yang Hilang 5 Tahun Lalu, Keluarga Sudah Anggap Rina Meninggal Dunia

Nurgana seorang diri merawat empat anaknya setelah sang istri meninggal dunia.

Ia mengatakan bahwa Rina memiliki penyakit di otak sejak SD.

Seorang perempuan asal Kota Tasikmalaya dijemput Dinsos Kota Tasikmalaya setelah dipulangkan dari Medan dan hilang selama 5 tahun, Jumat (7/2/2020).(KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA) ()

Saat mencari anaknya, Nurgana sempat mendapatkan kabar bahwa anak gadisnya terlihat di Bandung.

Ia pun pergi ke Bandung dari Tasikmalaya sambil berjualan bakso. Namun sang anak tak kunjung ditemukan.

"Tapi pas saya susul dan cari ke sana tak pernah ditemukan," ujar dia.

Mendadak Hilang, Bocah SD Ditemukan Tewas di Tumpukan Sampah & Dedaunan Kebun Warga

Nurgana membantah anaknya korban perdagangan orang.

Menurutnya Rina meninggalkan rumah atas keinginannya sendiri.

Setelah dua tahun mencari anaknya, Nurgana pun pasrah.

Ia menganggap bahwa Rina telah meninggal dunia.

Nurgana pun menggelar tahlil dan doa di rumahnya selama tujuh hari untuk Rina yang dianggak telah meninggal.

"Saya sempat menduga sudah meninggal.

Bahkan sudah diadakan pengajian tahlilan tiap malam," kata dia.

 
Ilustrasi(Thinkstock)
Ditemukan di Deli Serdang

Lima tahun kemudian, Nurgana mendapatkan kabar bahwa anak gadisnya masih hidup.

Rina ditemukan saat terjaring Dinas Sosial Deli Serdang karena tak memiliki identitas.

Rina yang diduga depresi berat kemudian dikirim ke UPT Dinsos Sumut yakni Panti Tuna Sosial Tuna Laras di Brastagi pada Mei 2019 lalu.

Selama sembilan bulan, Rina tinggal di panti.

Kepala Seksi Peng/Rehabilitasi Wanita Tuna Susila, Lilis Simamora mengatakan stafnya  kemudian berinisiatif mengunggah foto Rina di Facebook untuk mencari keluarganya.

Ternyata usaha tersebut berhasil.

Bahkan pihak Wali Kota Tasikmalaya ikut menjembatani Rina untuk bertemu orangtuanya.

"Jadi kami punya inisiatif dengan staf, dibantu dimasukkan ke Facebook.

Jadi dikomen lah, ada yang menjembatani, mulai dari Karangtaruna, Dinas Sosial, advokat, bahkan sampai wali kota Tasikmalaya, akhirnya ketemu sama orangtuanya," katanya.

Melalui komunikasi di Facebook itu, akhirnya orangtua Rina melakukan video call.

Di saat itulah orangtua Rina dan juga Rina menangis.

"Makanya syukur kali lah ketemu keluarga. Waktu video call sama bapaknya itu lah, si Rina menangis.

Sama-sama menangis lah mereka. 'Iya itu bapakku', kata Rina. Bersyukur kali lah. Banyak yang membantu," katanya.

Pihaknya pun mengantar Rina ke Tasikmalaya setelah berkoordinasi dengan dinas sosial setempat

Jumat (7/2/2020), Rina pun dikembalikan oleh pihak Dinas Sosial Tasikmalaya dan berkumpul kembali dengan keluarganya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Irwan Nugraha, Dewantoro | Editor: Aprillia Ika, Farid Assifa)

Sumber : https://regional.kompas.com/read/2020/02/08/05550071/anak-hilang-di-tasikmalaya-ayah-cari-ke-bandung-sambil-jualan-bakso-bertemu?page=all#page2

Misteri Pembunuh Bocah 13 Tahun yang Mayatnya Ditemukan di Sampah Terungkap (TribunMataram Kolase/ Kompas.com)

Bocah SD Hilang, Ditemukan Tewas di Tumpukan Sampah

Mendadak hilang, bocah SD ditemukan tewas di kebun di balik tumpukan sampah dan dedaunan.

Siswa SDN Prigi 2 Banjarnegara yang hilang sejak Jumat (31/1/2020) ditemukan tak bernyawa dengan luka sayatan pisau di lehernya.

Seorang pemuda berinisial KR yang terakhir terlihat bersama Mafruf pun kini telah dicurigai sebagai terduga pelaku.

Mafruf (13), siswa SDN Prigi 2 Kecamatan Sigaluh, Banjarnegara yang ditemukan tewas di kebun warga menyisakan duka mendalam bagi keluarga.

Apalagi meninggalnya dengan cara tak wajar dan ditemukan meninggal di balik timbunan sampah dan dedaunan di kebun milik Sadiri, Senin malam (3/2/2020).

• Capek Berlari Demi Menang Lomba Lari 21 KM, Bocah SD Menangis: Kalau Tahu Tak Ada Hadiah, Tak Ikut

Anak itu sempat dinyatakan hilang sejak Jumat (31/1) lalu dan ditemukan setelah warga mencium aroma tak sedap di kebun milik Sadiri.

Korban ditemukan dalam posisi tengkurap, ada luka goresan di leher anak itu yang diduga menjadi penyebab kematiannya.

Mafruf kini telah beristirahat dengan tenang tetapi duka mendalam masih tertinggal di benak keluarga korban.

Bikam Sukamto, ayah Mafruf mengaku sedang bekerja di Kabupaten Wonosobo sebagai buruh pabrik pemotongan kayu saat anaknya pergi dan tak pulang, Jumat (31/1).

Karenanya, ia tak mengetahui persis kronologi puteranya saat pergi dari rumah dan tak kembali.

"Tapi cerita mbakyunya, dia mau beli jajan terus main," katanya.

Bikam pun segera pulang ketika mendapati anaknya tak kembali ke rumah hingga petang tiba.

Ia bersama warga lain bahu membahu mencari korban hingga pencarian itu menemui titik terang tetapi ini sekaligus menjadi kabar buruk baginya.

Ia berhasil menemukan putranya, namun dalam kondisi sudah tak bernyawa.

• Motif Pria Tua Culik & Cabuli Bocah SD di Cianjur hingga Hamil 9 Bulan Terungkap, Malapetaka Pijat

Kesedihan melanda, anak kelima dari delapan bersaudara yang telah dia besarkan kini telah tiada.

Bikam tak menyangka ada seorang yang tega melukai anaknya hingga meninggal.

Ia pun berharap ada keadilan dalam penanganan kasus yang menimpa anaknya ini.

"Saya sebagai orang kecil serahkan kasus ini ke yang berwajib. Agar dihukum yang sebenar-benarnya," katanya.

Kepala Desa Prigi Rehono ikut prihatin dengan kejadian ini.

Terlebih korban adalah anak di bawah umur dan berasal dari keluarga tak mampu.

Ia pun tak menyangka pelaku tega melakukan perbuatan keji itu kepada korban.

Menurut Rehono, keseharian terduga pelaku, KR biasa saja.

Ia bahkan menilai pemuda itu cerdas meskipun tak lulus SD atau putus sekolah.

Tetapi KR memiliki keahlian di bidang Teknologi Informasi.

Pemuda itu bahkan mengembangkan stasiun radio online dan live streaming yang bermarkas di rumahnya.

Selain aktif menggeluti dunia IT, KR juga diketahui punya usaha ternak lebah madu di kebunnya.

"Dia pintar IT, meskipun gak sekolah," katanya

Tubuhnya Berlumur Lumpur dan Pisau

Diberitakan sebelumnya, kebun milik Sadiri warga di Desa Prigi Kecamatan Sigaluh mendadak ramai, Senin malam (3/2/2020).

Di kebun itu, warga menemukan sesosok mayat anak di bawah umur yang tertimbun sampah dan dedaunan.

Penemuan mayat itu berawal dari kecurigaan warga atas aroma tak sedap yang menyeruak di kebun itu.

Sumber bau itu ternyata ada di balik tumpukan sampah dan dedaunan di kebun.

Warga terkaget ketika menemukan mayat di balik timbunan sampah itu.

Mayat itu dipastikan adalah Makruf, anak yang hilang dan dicari-cari warga sejak Jumat (31/1) lalu.

Ia ditemukan sudah tak bernyawa dalam posisi tengkurap.

Tubuhnya berlumur lumpur. Tetapi ada yang tak wajar pada kematian korban.

Mayat bocah itu seperti sengaja ditimbun.

Mayat bocah malang itu lantas dibawa ke RSUD Banjarnegara untuk visum dan otopsi di RSUD Margono Purwokerto.

Benar saja, dari hasil otopsi, ada dua luka bekas goresan di leher sepanjang sekitar 7 cm dan 8 cm. Dari hasil otopsi, diduga korban meninggal karena dibunuh.

"Ada goresan di leher,"kata warga.

Temuan pisau cutter di sekitar lokasi penemuan korban menjadi barang bukti atau petunjuk yang menguatkan dugaan itu.

Polisi pun melanjutkan penyelidikan untuk memburu pelaku.

Kecurigaan mengarah kepada tetangga korban sendiri, KR, seorang pemuda lajang yang diduga terakhir kali bersama korban.

Menurut Kapolsek Sigaluh AKP Priyo Jatmiko, KR sempat bertemu korban saat hendak ke kebun.

Tingkah KR seusai korban dinyatakan hilang pada Jumat (31/1) lalu pun mencurigakan.

Pagi harinya, Sabtu (1/2), ia tiba-tiba pergi ke luar kota dengan alasan tak jelas.

Di saat yang sama, warga dan petugas masih kebingungan mencari keberadaan korban siang malam.

"Paginya terduga ini pergi. Dari awal sudah dicurigai,"katanya

Selasa pagi (4/2/2020), mobil ambulance melaju menuju rumah duka di Rt 1 Rw 5 Desa Prigi.

Di rumah itu, telah terpasang tratag lengkap kursi untuk para pelayat.

Di antara warga yang berbelasungkawa, KR juga berada di sana.

Pria itu ternyata sudah pulang ke rumahnya dan sempat menimbrung di tengah suasana duka.

Tak ayal, polisi langsung membawa KR ke Polsek Sigaluh untuk dimintai keterangan.

Pria itu diamankan sekaligus untuk menghindari kemarahan massa karena banyak kecurigaan mengarah padanya.

"Sudah kami serahkan ke Polres Banjarnegara. Sekarang yang menangani Satreskrim,"katanya

Polisi hingga saat ini masih melakukan pemeriksaan terhadap terduga pelaku.

Belum jelas apakah kasus ini sudah naim ke tingkat penyidikan atau masih lidik.

Termasuk status pelaku dalam kasus ini pun belum jelas. (aqy)

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Dinyatakan Hilang, Bocah SD di Banjarnegara Ternyata Dibunuh, Pelaku Sempat Berbaur di Rumah Duka, https://jabar.tribunnews.com/2020/02/05/dinyatakan-hilang-bocah-sd-di-banjarnegara-ternyata-dibunuh-pelaku-sempat-berbaur-di-rumah-duka?page=all.