Virus Corona

Virus Corona Disebut Sudah Mulai Jinak, Namun Ada Kekhawatiran Baru yang Muncul Setelahnya

Editor: Asytari Fauziah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi virus Corona

TRIBUNMATARAM.COM - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto, menyebut ada perubahan gejala terhadap orang yang terjangkit covid-19.

Saat baru pertama kali muncul di provinsi Hubei, China, pada Desember 2019 lalu, menurut dia orang dengan virus ini langsung menunjukkan gejala sakit berat seperti demam tinggi, batuk, pilek, serta sesak napas.

Namun belakangan ini, orang yang sudah dinyatakan positif covid-19 hanya menunjukkan gejala sakit ringan.

"Tidak terlalu berat, panasnya tidak tinggi, batuk tidak terlalu kelihatan sekali, bahkan di beberapa laporan yang kita dapatkan ada yang asimtomatik, tidak menunjukan gejala," kata Yurianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/3/2020).

POPULER Pria 47 Tahun Berhasil Sembuh, Beri Semangat: Virus Corona Bisa Dikalahkan, Saya Sangat Lega

Yuri menyebut, gejala sakit berat tak terjadi karena virus covid-19 yang masuk ke tubuh tidak bisa melakukan replikasi atau beranak pinak.

"Kalau dia bisa beranak-pinak menjadi banyak, pasti orang itu akan panas. Kalau itu ada di saluran pernapasan atas dalam jumlah yang banyak, pasti akan memacu terbentuknya lendir dan merangsang batuk," ujar Yuri.

"Begitu masuk ke saluran nafas bawah, maka akan terjadi kegagalan pernafasan karena seluruhnya akan dilapisi oleh lendir, yang seakan akan paru-parunya tenggelam," sambungnya.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto yang juga juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona memberikan keterangan pers di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/3/2020). Achmad Yurianto menyampaikan bahwa kondisi dua orang pasien positif virus Corona yang dirawat di RSPI Sulianti Saroso, keadaannya semakin membaik sedangkan sebanyak 68 kru kapal pesiar Diamond Princess dinyatakan tidak terjangkit virus usai diperiksa spesimennya. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/pras. (Kompa.scom/ Hafidz Mubarak A)

Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan ini menduga ada dua kemungkinan yang menyebabkan virus covid-19 saat ini menjadi lebih jinak.

Pertama, daya tahan tubuh masyarakat semakin baik dan terjaga pasca munculnya pandemi ini, sehingga virus sulit berkembang biak dalam tubuh. Kedua, ada juga kemungkinan virus covid-19 memang sudah semakin lemah.

Menurut dia, pelemahan virus ini memang menjadi karakter corona yang muncul sebelumnya.

"Karakter corona seperti ini. Pengalaman 2002, virus corona SARS, setelah setahun lewat berubah jadi seasonal flu.

Virus masih ada tapi dampaknya adalah flu musiman seperti flu biasa. Kemudian ada juga H1N1, awalnya angka kematian semula tinggi tapi kemudian berubah jadi seasonal flu," kata dia.

Kekhawatiran Baru

Namun, ada kekhawatiran baru dibalik menjinaknya virus ini. Yurianto menilai, virus covid-19 yang semakin jinak membuat penyebarannya lebih sulit diantisipasi.

Sebab, semua negara, termasuk Indonesia, mengandalkan alat pengukur suhu tubuh atau thermal scanner di bandara untuk mendeteksi suspect Corona. Jika tak ada gejala panas, maka deteksi tidak bisa dilakukan.

Halaman
123