TRIBUNMATARAM.COM - Wabah virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 masih berlangsung.
Bahkan, mendekati bulan Ramadhan tahun 2020 ini, membuat dilema bagi masyarakat dalam memutuskan untuk mudik atau tidak.
Mudik adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia saat merayakan hari raya Idul Fitri, dengan pulang ke kampung halaman atau ke daerah asal masing-masing untuk berjumpa dan berkumpul dengan sanak saudara.
Namun, pandemi Covid-19 yang proses perluasan penyebaran virus penyebabnya, yaitu SARS-CoV-2, sangat mungkin terjadi di kerumunan orang ramai.
Maka, pemerintah mengimbau agar masyarakat pada momen kali ini tidak melakukan mudik dan terus menjaga strategi pencegahan lainnya.
• Prediksi Pakar Soal Virus Corona di Indonesia, 1,3 Juta Kasus Hingga Tengah Mei Jadi Puncak Covid-19
Lantas apakah masyarakat akan melaksanakan imbauan tersebut atau justru tetap melakukan mudik?
Untuk mengetahui persepsi masyarakat terkait mudik dan potensi penularan virus corona, SARS-CoV-2 yang bisa terjadi dalam proses itu.
Beberapa lembaga bekerja sama untuk mengetahuinya dengan melakukan survei.
Lembaga-lembaga tersebut yaitu Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Serta Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Politeknik Statistika Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, serta jurnalis.
• Pemuda Ngaku Polisi Ngamuk Disuruh Pakai Masker, Layangkan Tendangan & Pukulan ke Pria Paruh Baya
Bencana dan krisis Indonesia
Kepala Pusat Penelitian Kependudukan LIPI Herry Jogaswara mengatakan, kondisi dilematis antara tidak akan mudik ataupun tetap akan mudik di kalangan masyarakat menjadi semakin kompleks.
“Kondisi ini semakin kompleks dengan situasi pandemik Covid-19 yang menyebabkan terganggunya penduduk akibat terhentinya sebagian kegiatan ekonomi,” kata Herry.
Oleh karena persoalan ekonomi itulah, dikatakan Herry, saat ini sebagian penduduk telah memilih kembali ke kampung dibandingkan menetap di kota dengan pertimbangan kehilangan mata pencarian dan kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari selama masa pandemi Covid-19 ini.
Berikut ini data survei persepsi masyarakat terhadap mobilitas dan transportasi terkait polemik mudik di tengah pandemi Covid-19 di Indonesia.