Keluarga juga menyampaikan bahwa pasien tidak pernah kontak dengan orang dari luar kota.
“Sampai petugas kami menanyakan berulang-ulang, ini menyangkut kepentingan bersama. Bapak yang mengantar sampai berkacak pinggang, karena merasa marah,” kata Tetri.
Petugas medis memberikan pertanyaan secara rinci ini kepada keluarga pasien untuk mendapatkan riwayat pasien yang utuh.
Menurut Tetry, hal ini diperlukan untuk memberikan penanganan yang tepat.
Keterangan yang tidak jujur justru membahayakan para petugas medis dalam menangani pasien.
Kepada Tetry, pihak keluarga hanya mengatakan bahwa pasien memiliki riwayat kencing manis.
Saat tiba di rumah sakit pada 14 April 2020, berdasarkan diagnosa awal, pasien tidak sadarkan diri, sesak napas dan tensi yang tinggi.
Pada 15 April 2020, pasien dinyatakan meninggal dunia.
Tim medis langsung memakamkan pasien tersebut sesuai protokol Covid-19. (Kompas.com/ Kontributor Kompas TV Cirebon, Muhamad Syahri Romdhon)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Keluarga Pasien Tidak Jujur, 21 Tenaga Medis di Cirebon Diisolasi".
Kasus Serupa, Pasien Tak Jujur
Gara-gara pasien positif corona berbohong, 76 pekerja di RSUD Purwodadi harus jalani rapid test.
Seorang pasien positif Covid-19 memilih berbohong dan menyatakan dirinya tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri serta daerah zona merah.
Akibatnya, sebanyak 76 pekerja RSUD dr Soedjati Soemodiardjo, Purwodadi, Grobogan yang kontak dengan pasien positif Covid-19 asal Kecamatan Geyer harus menjalani rapid test.
Wakil Direktur RSUD dr Soedjati Soemodiardjo Purwodadi, Titik Wahyuningsih, mengatakan, pasien asal Desa Bangsri tersebut tidak jujur saat dimintai keterangan.
• POPULER Duduk Perkara Pemakaman Jenazah Perawat Positif Corona Ditolak Warga, Awalnya Diizinkan
• Kasus Perdana Pasien Positif Covid-19 di Gorontalo, Seluruh Provinsi Indonesia Sudah Terpapar Corona
Pasien tersebut mengaku tidak pernah pergi ke luar negeri maupun ke daerah yang statusnya zona merah Covid-19.