Virus Corona

PDP yang Hasil Swab Test-nya Selalu Berubah, Jika Hasil Tes PCR ke-12 Negatif, Diperbolehkan Pulang

Editor: Asytari Fauziah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tenaga medis melakukan Simulasi Kesiapsiagaan Penanganan Virus Corona (Covid-19), di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA), Jalan KH Wahid Hasyim (Kopo), Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (13/3/2020). Simulasi tersebut sebagai langkah kesiapsiagaan Kota Bandung untuk mengatasi penyebaran wabah virus corona.

TRIBUNMATARAM.COM - Seorang pasien dalam pengawasan (PDP) yang sedang diisolasi di RS Pratama Giri Emas, Kecamatan Sawan, Buleleng, hasil tes PCR-nya selalu berubah-ubah.

Sekretaris Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Buleleng Gede Suyasa mengatakan, PDP tersebut telah menjalani tes PCR yang ke-12 pada 20 April 2020.

Pada tes ke-11 sebelumnya, pasien tersebut sudah menunjukan negatif.

Jika hasil tes ke-12 negatif, maka pasien tersebut dianggap sembuh dan diperbolehkan pulang.

Sepulang dari Jakarta, Pasangan Suami Istri Reaktif Rapid Tes Virus Corona, Salah Satunya Meninggal

"Kondisinya (pasien) sangat baik. Semoga hasil swab-nya negatif sehingga bisa pulang," kata Suyasa, saat dihubungi, Selasa (21/4/2020) siang.

Suyasa mengatakan, hingga kini pihaknya masih menunggu analisa atau kajian dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO perwakilan Indonesia terkait kasus tersebut.

Ilustrasi alat tes deteksi virus corona, tes covid-19, tes corona (Shutterstock)

Sebab, sebelumnya sebanyak 10 kali tes PCR pasien itu hasilnya selalu berubah-ubah.

"Sampai saat ini belum ada petunjuk dari WHO. Kami masih menunggu," kata dia.

Gejala Baru Virus Corona Kembali Ditemukan, Muncul Keunguan di Sekitar Kaki Disebut Temuan Aneh

Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Buleleng sebelumnya tengah berkoordinasi dengan WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia perwakilan Indonesia di Jakarta.

Sebab, seorang warga dengan status pasien dalam pengawasan (PDP) yang sedang diisolasi di RS Pratama Giri Emas, Kecamatan Sawan, Buleleng, hasil tes PCR-nya selalu berubah-ubah. (Kompas.com/ Kontributor Bali, Imam Rosidin/ Robertus Belarminus)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pasien yang Hasil Tesnya Membingungkan Ini Jalani Tes Corona Ke-12"

Ilustrasi virus Corona (Shutterstock via Tribunnews)

Hasil Swab Test PDP Corona Ini Membingungkan, 10 Kali Diuji Hasilnya Berubah-ubah Positif & Negatif

Seorang Petugas Medis di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB, usai memantau kondisi pasien Balita 1,5 Tahun asal China yang dirawat karena mengalami demam tinggi, Senin (27/1/2020). Pasien beljm dinyatakan suspect Corona. (Kompas.com (FITRI R))

Cerita Perawat Kuatkan Pasien Positif Corona

Cerita perawat kuatkan pasien positif corona yang tidak mau ditinggal sendirian.

Banyak suka duka yang dilalui tenaga medis di Indonesia dalam menjadi garda terdepan Covid-19.

Salah satunya dialami Nurdiansyah, seorang perawat yang bekerja di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, menceritakan pengalamannya merawat pasien Covid-19 selama hampir dua bulan ini.

Ketika menangani pasien, Nurdiansyah selalu mengenakan alat pelindung diri lengkap, mulai dari sepatu bot, baju khusus perawat, dan masker N95.

• Harapan Sederhana Perawat ke Pemerintah Indonesia di Tengah Wabah Corona : Lindungi Kami dengan APD

• Duka Perawat Pasien Corona, Ikut Tertular, Diusir dari Kontrakan hingga Gugur dalam Tugas

Setiap hari, ia memantau perkembangan pasien melalui monitor yang ada di setiap kamar.

Di kamar pasien, banyak pekerjaan yang harus dilakukan Nurdiansyah, mulai dari mengganti baju pasien, mengganti infus, menyiapkan obat, hingga makanan.

Ilustrasi pasien positif corona di ruang isolasi (TribunMataram Kolase/ Twitter @bananahoe/ ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Perawatan satu orang pasien, kata dia, bisa memakan waktu 30 menit hingga satu jam.

Sebab, banyak pasien yang tidak mau ditinggal sendirian.

"Ada pasien yang dia masih tidak berani kalau kita keluar (dari kamar)," ujar Nurdiansyah, di Graha BNPB, Jakarta Timur, Minggu (19/4/2020).

Tidak hanya itu, Nurdiansyah dan perawat lain selalu menyarankan pasien untuk menonton hal-hal positif yang ditayangkan di televisi.

Sebagai perawat, Nurdiansyah juga betugas untuk menguatkan mental pasien agar imunitas menjadi kuat.

"Kadang pasien pegang tangan kita. Ketika dia sesak, kita berikan penguatan, kita ajarkan teknik napas dalam agar dia rileks," lanjut dia.

Nurdiansyah sebenarnya perawat yang kerap menangani pasien HIV AIDS dan telah bekerja selama 1,5 tahun di RSPI Sulianti Saroso.

Namun, sejak virus corona mewabah di Indonesia pada awal Maret, ia dan seluruh perawat menangani pasien Covid-19.

"Satu perawat (menangani) dua sampai tiga orang (pasien), tergantung jumlah pasiennya. Tapi sekarang pasien full semua kita pegangnya dua sampai tiga orang (pasien) satu perawat," kata Nurdiansyah.
Selain itu, Nurdiansyah menuturkan bahwa kunci utama melawan Covid-19 adalah dengan melakukan pencegahan.

Perawat dan tenaga kesehatan menjadi garda terakhir ketika seseorang terpaksa terinfeksi Covid-19.

"Tetapi, masyarakatlah yang menjadi kunci utama dalam melakukan pencegahan penularan.

Mari kita lakukan pencegahan dengan baik," tutur dia. (Kompas.com/ Fitria Chusna Farisa)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Perawat Berikan Penguatan ke Pasien Covid-19 yang Takut Ditinggal".

dan di Tribunnews.com dengan judul PDP Bali Hasil Swab Test-nya Selalu Berubah, Jika Hasil Tes PCR ke-12 Negatif Akan Pulang ke Rumah