TRIBUNMATARAM.COM - Daftar penerima bantuan sosial / bansos dari pemerintah dinilai berantakan, bahkan anggota DPRD Jakarta bisa masuk dalam data penerima.
Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta Johnny Simanjuntak membenarkan jika namanya masuk dalam daftar penerima bantuan sosial dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Padalah, bansos tersebut diperuntukkan bagi warga miskin dan warga rentan miskin yang terdampak Covid-19.
"Iya betul (itu nama saya). Itu di RT saya, enggak ada lagi," ucap Johnny saat dihubungi, Rabu (22/4/2020).
• Meninggal Setelah Tahan Lapar 2 Hari Hanya dengan Minum Air Galon, Bantuan Pemkot Datang Terlambat
Politisi PDI-P ini pun mengaku tak tahu menahu mengapa namanya bisa masuk dalam daftar tersebut.
Bahkan, Ketua RT dan RW di wilayahnya yakni Kelurahan Lago, Koja, Jakarta Utara, pun tak merasa memasukkan nama Johnny dalam daftar penerima bansos.
"Warga ada yang mengembalikan karena dia merasa tidak berhak apalagi saya yang harusnya ikut urunan kepada masyarakat.
Di sinilah kelihatan sekali bahwa tidak melibatkan RT dan RW.
Main comot saja itu kelihatan. Karena RT dan RW saya kan kenal sama saya," kata dia.
• Pemerintah Akan Berikan Bantuan Tunai Rp 600 Ribu untuk Keluarga Miskin, Simak Syarat dan Caranya
Dengan adanya peristiwa tersebut, Johnny pun mengingatkan Pemprov DKI Jakarta untuk memperbaiki data penerima bansos.
Jangan sampai ada yang salah sasaran seperti dirinya.
"Masa saya dapat itu, nah ini sebagai warning kepada Pemda ketika memberikan data itu ya kepada Pempus atau Pemda harus hati-hati.
Enggak bisa lagi secara acak, harus betul-betul," tambahnya.
• Presiden Jokowi Akan Beri BLT Rp 600.000 per Keluarga, Simak Syaratnya untuk Dapat Bantuan Ini
Diketahui, dalam Keputusan Gubernur Nomor 386 Tahun 2020 Tentang Penerima Bantuan Sosial Bagi Penduduk yang Rentan Terdampak Covid-19 Dalam Pemenuhan Kebutuhan Pokok Selama Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar di DKI Jakarta pendistribusian bansos akan diberikan kepada 1.194.633 kepala keluarga.
Jumlah ini berbeda dengan yang pernah disebutkan Anies sebelumnya yakni sebanyak 1,25 juta KK yang bakal menerima bansos.
Paket bantuan yang diberikan berisi bahan pangan pokok yaitu beras lima kilogram satu karung, sarden dua kaleng kecil, minyak goreng 0,9 liter satu bungkus, biskuit dua bungkus, serta masker kain dua lembar, sabun mandi dua batang, dan tidak ada pemberian berupa uang tunai. (Kompas.com/ Ryana Aryadita Umasugi/ Sabrina Asril)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Data Kacau, Anggota DPRD DKI Jakarta Justru Masuk Daftar Penerima Bansos"
Sederet Potret Kemiskinan di Tengah Wabah Corona
Sederet potret kemiskinan di tengah pandemi corona, aksi kriminalitas merebak lantaran banyak yang kelaparan.
Meski tidak ada penerapan lockdown di Indonesia, banyak warga miskin yang menjadi korban Pemutusan Hubungan Kerja / PHK.
Kondisi ini membuat tak adanya penghasilan bagi mereka bahkan hanya untuk sekadar makan.
Pandemi corona menghantam kondisi perekonomian warga di Tanah Air.
Di Serang, Banten, seorang warga bernama Yuli sempat mengaku tak makan selama dua hari dan hanya meminum air galon bersama suami dan empat anaknya.
• POPULER Tangis Haru Pria Ditolong Polisi setelah Ketahuan Terpaksa Curi Beras Saking Kelaparan
• POPULER Tak Punya Uang karena PHK, Bapak 4 Anak Terpaksa Mencuri Demi Makan, Babak Belur Dihajar
Sedangkan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, seorang warga nekat mencuri tabung gas untuk memberi makan anak dan istrinya, Ia rupanya baru saja terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Berikut sederet potret kemiskinan di tengah pandemi corona yang dirangkum Kompas.com:
1. Warga Serang, Banten mengaku tak makan dua hari
Seorang warga Kota Serang Banten bernama Yuli meninggal dunia, Senin (20/4/2020) usai dikabarkan kelaparan dan tak makan selama dua hari.
Sebelum meninggal, Yuli sempat mengutarakan isi hati mengenai kondisi ekonominya.
Bahkan untuk mengganjal perut yang lapar, ia dan keluarganya terpaksa meminum air galon selama dua hari.
"Enggak makan dua hari, cuma diem aja, sampai saya sedih," ungkap Yuli sembari berlinang air mata, seperti dikutip Kompas TV.
Sembari menggendong anaknya yang masih bayi, Yuli bercerita, empat anaknya harus menahan lapar.
"Anak empat. Ini yang paling kecil. Ini juga sampai sakit," ungkap Yuli.
Kondisi kesulitan keluarganya tak lepas dari situasi pandemi corona.
Suaminya yang seorang pemulung tak bisa bekerja.
Usai kisahnya menyebar, Yuli dikabarkan telah mendapatkan bantuan.
Namun, ia kemudian meninggal dunia pada Senin (20/4/2020).
Meski belum dipastikan penyebab Yuli meninggal, namun potret kemiskinan keluarganya tak bisa dipungkiri.
Ason Sopian, seorang bapak asal Batam terpaksa menjual handphone-nya yang rusak demi membeli beras bagi lima anak dan istrinya.
HP tersebut ditawarkannya seharga Rp 10.000,00.
Warga Kavling Kamboja, Blok B1 Nomor 87 RT 004 RW 015 Kelurahan Sei Pelenggut, Sagulung, Batam, Kepri itu mengaku biasanya ia mengais rezeki menjadi buruh serabutan.
Namun semenjak corona mewabah, tak ada lagi orang yang mempekerjakannya.
Ia kemudian berkeliling menawarkan ponsel rusak demi sesuap nasi untuk mengganjal perut anak-anaknya yang kelaparan.
Upayanya menjual HP rusak menyebar di media sosial.
Ia pun mengaku mendapat bantuan bahan makanan pokok dari masyarakat.
3. Nekat mencuri tabung gas untuk beri makan anak istri
Seorang mantan karyawan pabrik sandal bernama Oma (30) nekat mencuri tabung gas di sebluah warung kelontong di Bogor, Jawa Barat.
Oma merupakan korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di saat pandemi corona.
Padahal, Oma memiliki empat anak yang harus diberi makan.
Lantaran kehilangan pekerjaan, Oma diusir oleh istrinya pada 17 April 2020.
Ia pun mengaku terpaksa mencuri agar bisa makan.
"Sebenarnya saya enggak mau (mencuri) tapi kasihan sama anak istri belum makan. Anak ada empat," kata dia.
Meski aksi pencuriannya digagalkan, namun ia terlanjur babak belur dihajar massa.
Usai mengetahui alasan Oma mencuri, pemilik warung yang iba memberikan bantuan sembako kepadanya.
4. Curi beras karena lapar
Seorang pria berinisial A (40), warga Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia, Medan, Sumatera Utara nekat mencuri beras di warung dekat rumahnya karena lapar, Sabtu (18/4/2020).
Saat dimintai keterangan, ia mengaku lapar namun tak memiliki uang untuk membeli makanan.
Ia bekerja sebagai tukang bubut. Semenjak pandemi, bengkel tempatnya bekerja sepi, sehingga ia tak memiliki penghasilan sama sekali.
Pria itu juga ditinggalkan oleh istri dan tiga anaknya yang memilih pergi ke rumah mertua.
"Pelaku menerangkan sudah lapar sekali, berhubung apa pun sudah tidak ada yang bisa dimasak untuk dimakan," kata Kapolsek Medan Baru Kompol Martuasah Tobing.
Polisi pun kemudian mengecek rumah pelaku. Kondisi A memang sangat memprihatinkan.
Polisi kemudian memberikan bantuan satu karung beras, telur dan sejumlah uang.
A menunduk dan tak kuasa menahan air matanya ketika menerima bantuan.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Hadi Maulana, Afdhalul Ikhsan, Dewantoro, Acep Nazmudin | Editor: Farid Assifa, Abba Gabrilin, Aprilia Ika), Kompas TV
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sederet Potret Kemiskinan di Tengah Pandemi, Tak Makan 2 Hari, Jual HP Rp 10 Ribu dan Nekat Mencuri".
dan di Tribunnews.com dengan judul Bansos Salah Sasaran, Anggota DPRD Jakarta Bingung Malah Masuk Daftar Penerima 'Main Comot Saja'.