Selain itu ada pula kekhawatiran bahwa lauk yang diberikan dibuat dari daging anjing.
Berangkat dari laporan tersebut, pihaknya kemudian langsung mengamankan sang donatur, yakni komunitas ARK Qahal.
Dikutip dari Kompas.com, perwakilan dari ARK Qahal pun mengungkapkan alasan memberi bantuan dengan nama 'nasi anjing'.
Tak seperti namanya, ternyata makna 'nasi anjing' yang sesungguhnya sangat dalam.
Berdasarkan pengakuan sang donatur, istilah anjing yang digunakan merujuk pada sifat sang hewan, yakni setia dan mampu bertahan hidup di tengah kesulitan.
"Istilah yang digunakan dengan nama anjing karena menganggap anjing hewan yang setia.
Karena porsinya lebih besar sedikit dari nasi kucing dan diperuntukkan untuk orang kecil untuk bertahan hidup," ungkap Yusri.
Adapun untuk lauk pihak donatur berani menjamin semuanya terbuat dari bahan-bahan yang halal.
Seperti cumi, sosis, daging sapi, ikan teri.
Jadi, bukan terbuat dari daging anjing seperti namanya.
Menurut keterangan Yusri, pihak warga dan donatur yang sempat salah paham kini sudah berbaikan.
Surat kesepakatan damai telah ditandatangani masing-masng pihak pada Minggu (26/4/2020)
"Mereka (komunitas ARK Qahal) mengaku tidak ada maskud untuk merendahkan dan menghina pihak manapun.
Dan tidak ada tujuan lain selain hanya sekedar membantu," kata Yusri dalam keterangannya, Senin (27/4/2020).
"Kedua belah pihak sudah menganggap permasalahan ini telah selesai dan tidak ada tuntutan lainnya di kemudian hari baik secara pidana maupun perdata," jelas Yusri.