Virus Corona

Wilayah di China Kembali Berlakukan 'Lockdown' karena Muncul Klaster Baru Virus Corona

Editor: Asytari Fauziah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas medis membawa seorang pasien yang diduga terinfeksi virus misterius mirip SARS, ke rumah sakit Jinyintan, di Kota Wuhan, China, Sabtu (18/1/2020). Virus misterius mirip pneumonia telah menjangkiti puluhan orang dan menelan korban jiwa kedua di China, menurut pemerintah setempat.

TRIBUNMATARAM.COM - Setelah sempat dicabut, lockdown kembali diberlakukan oleh sebagian wilayah di China. 

Wilayah yang menerapkan lockdown yaitu Kota Jilin di timur laut China. 

Lockdown diberlakukan karena adanya kekawatiran bakal ada gelombang kedua virus Corona. 

Transportasi dan pertemuan dibatasi oleh pemerintah setelah kluster baru virus corona dilaporkan China.

Selain itu, layanan kereta api dan bus jarak jauh telah dihentikan.

Kebijakan ini diberlakukan mengingat tujuh kasus baru dikonfirmasi pada Selasa, (12/5/2020), termasuk pasien tanpa gejala.

Dikutip Tribunnews dari South China Morning Post, kasus yang dilaporkan ini membawa total 21 kasus komunitas.

Diketahui, kasus pertama dalam kluster dilaporkan satu pekan lalu, termasuk dua pasien tanpa gejala.

Baca: Akhiri 35 Hari Tanpa Kasus baru, 11 Juta Penduduk Wuhan akan Tes Virus Corona Ulang

Baca: 7 Kasus Baru Dilaporkan, China Mulai Kembali Upaya Pengujian Covid-19 Massal di Wuhan

ilustrasi virus corona - Kota Jilin China Berlakukan Lockdown karena Khawatir Gelombang Virus Corona (Freepik)

Terkait hal ini, Wali Kota Jilin, Gai Dongping angkat bicara kepada wartawan saat briefing online, Rabu (13/5/2020).

"Wabah saat ini sangat serius dan kompleks, menimbulkan risiko besar penyebaran lebih lanjut."

"Untuk mencegah dan membendung penyebaran epidemi, kelompok pencegahan dan pengendalian epidemi di Jilin telah memutuskan untuk menerapkan langkah-langkah pengendalian di daerah perkotaan Jilin," katanya.

Pemerintah kota dalam pernyataan menambahkan, langkah tersebut termasuk penutupan semua kompleks perumahan dan desa di daerah Jilin.

Baca: Relaksasi PSBB Dikhawatirkan untuk Beri Kemudahan TKA China Masuk ke Indonesia

Baca: Muncul 6 Kasus Baru Covid-19, China Lockdown Kota Jilin

Keluar dari Jilin Harus Memiliki Laporan Negatif untuk Tes Asam Nukleat

Sebagai catatan, siapa pun yang ingin meninggalkan Jilin, harus memberikan laporan negatif untuk tes asam nukleat yang dilakukan dalam 48 jam sebelum keberangkatan.

Lebih lanjut, Gai menambahkan, tiga tim pencegah epidemi tingkat nasional telah tiba di kota Jilin untuk bekerja dengan para ahli dari provinsi untuk menyelidiki wabah tersebut.

"Sampel asam nukleat dari 15 kasus yang dikonfirmasi pada tahap awal, semuanya diurutkan secara genetik."

"Kendaraan uji laboratorium P3 yang didukung oleh negara akan digunakan sesegera mungkin," tambah Gai, merujuk pada fasilitas pengujian untuk menangani patogen berbahaya.

"Kelompok pakar nasional tengah memberikan panduan untuk melakukan pelacakan kontak dan kelompok keempat tengah dalam perjalanan," tambahnya.

Baca: Update Corona Global Rabu 13 Mei 2020 Malam: Total 4,3 Juta Kasus, AS Tambah 1.530 Pasien

Baca: Update Corona Global Rabu 13 Mei 2020: Jumlah Infeksi di AS Capai 1,4 Juta, 83.425 Orang Meninggal

Sebagaimana diketahui, virus corona pertama kali dilaporkan di kota Wuhan, China tengah pada akhir 2019 lalu.

Dikutip Tribunnews dari worldmeters, kini telah menginfeksi lebih dari 4,37 juta orang.

Wabah virus corona ini telah menewaskan lebih dari 291.00 orang di seluruh dunia.

(Tribunnews.com /Andari Wulan Nugrahani/ Daryono)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ada Klaster Baru Virus Corona, Wilayah di China Kembali Berlakukan 'Lockdown'